1

31 3 0
                                    

Happy Reading

***

Di rumah sederhana tinggalah seorang gadis berponi yang kini sedang merebahkan diri di atas ranjang kayu dalam posisi tengkurap. Gadis itu sedang asik memainkan ponselnya tanpa henti. Ia terus menggulir laman aplikasi tanpa bosan. Tanpa disadari wanita paruh baya membuka pintu kamar melihat kegiatan anaknya. Wanita tersebutpun mendekatkan diri lalu mengelus kepala sang anak.

"Risa, ayok makan bersama. Dari tadi ibu liatin kamu main ponsel terus tanpa henti. " Ujar ibu Clarisa dengan lembut

Clarisa Rana atau biasa dipanggil Risa. Clarisa tinggal bersama bapak dan ibunya di suatu desa. Hidupnya tidak bergelimangan harta. Namun, keluarga Risa hidup sederhana dan berkecukupan. Risa merupakan anak tunggal dan tidak memiliki saudara lagi. Sehingga ia cukup dimanja oleh bapak dan ibunya.

"Iyaa, sebentarrr lagi. Ini sedikit lagi mau habis chapternya bu. Makan duluan aja, nanti aku nyusul."

"Kamu tu nduk, jaman sekarang masih saja berhalu sama bacaan fiksi. Mending kamu belajar, baca sejarah, atau baca qur'an kan lebih bagus dan banyak manfaatnya."

"Jangan salah bu, baca bacaan seperti ini juga banyak manfaatnya. Salah satunya adalah berkhayal. Kan pak guru bilang banyakin bermimpi kelak besar nanti dapat tercapai. Nah, aku sedang meraih itu bu. Kali aja aku suatu saat nanti mimpi aku bisa punya jodoh orang kaya, punya rumah besar, dan tentunya...."

"Sudah-sudah. Ibu pusing dengar ocehan kamu.  Kalo kamu tidak mau bangun, ponsel kamu ibu sita," dengan berat hati Risa menurut.

Hari sudah malam menunjukkan pukul 20.07 WIB. Setelah mengerjakan tugas, Risa langsung merebahkan dirinya pada ranjangnya dan tentunya ia membuka ponselnya untuk melanjutkan membaca cerita yang berjudul "My Lovely is Enemy". Dipertengahan ia membaca cerita tersebut. Tentunya Risa tidak diam menikmati alur cerita, ia terus mengumpat karena gemas dengan alur ceritanya.

"Ah bodoh sekali Rayn, menyia-nyiakan seorang Clarice hanya untuk mendapatkan cintanya Raya. Padahal antagonis sebenarnya adalah Raya. Ah menyebalkan."

"Kalo aku jadi Clarice aku mending sama Zayn yang tulus mencintai dirinya. Dibandingkan harus ngejar cintanya Rayn. Dasar bodoh akhirnya mati juga kan dia."

Risa pun masih melanjutkan membaca aplikasi oren itu hingga matanya pun memberat dan terlelap. Aplikasi tersebut masih terbuka hingga pada akhirnya jiwa Risa terbawa oleh cerita tersebut.

***

"Hoah.. perasaan gue tidur cepet banget. Tapi udah pagi aja," Ujar Risa sambil mengucek matanya yang sedikit memburam.

Pada saat penglihatannya sudah terlihat jelas, mata hazel gadis itu pun membulat sempurna melihat kamarnya yang berubah 100x lipat dari kamarnya. Ia melihat kamar yang super mewah dan megah dengan aksen ukiran berwarna emas menambah kesan elegan.

"Shit, ini gue dimana. Ga mungkin kan bapak gua ngedukun trus jadi tajir dalam sekejap."

Tok tok tok

"Masuk," ucap Risa kepada seseorang yang mengetuk.

"Pagi non, bibi mau siapin keperluan non clarice untuk siap ke sekolah."

"Ibu siapa ya? Dan ini aku dimana?" tanya Risa yang bingung.

"Ini bi Ina non dan ini dirumah non sendiri."

CLARICE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang