1. Tertukar

142 21 9
                                    

Telepon genggamnya ditutup, matanya melirik pada anak kecil di kursi penumpang yang kini menatapnya cemberut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Telepon genggamnya ditutup, matanya melirik pada anak kecil di kursi penumpang yang kini menatapnya cemberut.

“Papa! Kapan kita beli es krimnya? Kookoo mau es krim.”

Kedua tangan kecil Kookoo melipat di depan dada, sebal dengan janji sang papa yang akan membelikannya banyak es krim jika mau diajak pergi belanja, tapi sampai supermarket tidak juga turun dari mobil mereka.

Jimin yang gemas mencubit pipi gembil anaknya sebentar lalu mengajaknya turun. Disambut dengan sorakan senang sang anak yang turun dari mobil sambil melompat.

“Hati-hati, Koo. Jangan melompat begitu, ah! Toh, supermarketnya tidak akan hilang. Kalau kamu jatuh, nanti yang dibawa berobat malah Papa bukan kamu.”

“Kok, Papa?”

“Mama kamu pasti bakalan pukulin Papa, lah. Gitu aja tanya. Udah sini mau naik troli dorong gak?”

Si anak cemberut lagi, tapi tangannya diangkat ke atas, meminta sang papa agar mengangkatnya naik ke atas troli. Melihat panjangnya daftar belanjaan yang mamanya kasih, pasti acara belanja bulanan sekarang akan memakan waktu yang lama. Kookoo tidak mau capek berjalan, maka dia lebih baik naik ke atas troli saja.

“Pa... Pa... mau coklat boleh tidak?”

“Duh, Kookoo jangan berisik! Papa lagi cari merk sabun cuci.”

“Pelit! Es krim dong, es krim manaaaa...?”

“Sebentar, abis belanja semua baru beli es krim, ya?”

“Ih, lamaaaaaaa...”

Anaknya bergoyang-goyang tidak tenang, troli hampir terguling jika Jimin tidak cepat-cepat menahannya.

“Koo, gak boleh gitu, nak! Duduk yang bener. Nanti beli es krim kalau kamu diem.”

“Gak mauuuuu. Kookoo mau es krim sekarang! Kookoo buang lagi nih sampo sama sabunnya!”

“Heh!”

Jimin tidak sempat menahan barang belanjaan, satu-persatu Kookoo lempar dari troli. Dia memungutnya dengan sabar sambil membungkuk meminta maaf pada orang yang tidak sengaja kena lemparan barang.

“Gak boleh gitu, Koo! Iya, iya kita beli es krim dulu, udah simpen itu minyak goreng nanti kalo pecah di sini bahaya.”

“Janji?”

“Janji. Sini kamu turun dulu, ya? Kita beli es krim, okay?”

“Okaaaayyy!”

TETANGGA MASA KINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang