Geva masih belum sembuh total dari hangovernya, cowok itu masih merasakan bumi berputar sesekali, entah berapa banyak kandungan alcohol yang masuk ke dalam tubuhnya tadi malam. Tapi Shakira tak peduli dengan keadaannya, wanita itu malah menariknya dari kasur, memaksanya bersiap untuk pergi ke kediaman Olin.
Dari cerita yang didengarnya Olin sekarang sedang dalam posisi terpuruk, Geva hanya mendengus kecil, ingin di tolak tapi ia masih sayang telinga untuk tak mendengari ocehan sang mama sepanjang hari. Dan di sinilah ia sekarang, berdiri di depan pintu kediaman keluarga Theodore. Shakira mengetuk pintu beberapa kali sebelum pintu itu terbuka.
Mata Geva seketika terbelalak kaget saat melihat Raline lah yang membukakan pintu, cowok itu jadi teringat jika sekarang Raline juga tinggal di rumah ini.
"eh, ini Raline, 'kan, ya?" ujar Shakira dengan senyum lebarnya.
Raline mengangguk kecil, "iya, tante," jawabnya lalu mempersilakan ibu dan anak itu untuk masuk ke dalam.
"Olin masih belum mau makan, ya? Tante ke atas, ya?"
"iya, ke atas aja tante."
Sepeninggalan Shakira, saat Raline ingin kembali ke kamarnya, Geva terlebih dahulu menahan tangan kurus cewek tersebut. Satu hal yang menganggu matanya sedari tadi, bekas merah di pipi kiri Raline.
"pipi lo kenapa?" tanya Geva lalu mengusap pipi Raline perlahan.
Cewek itu meringis kecil sebelum menyingkirkan tangan Geva dari pipinya, "gak—"
"jangan jawab gitu," sela Geva, ia menatapnya serius, "kenapa?" tanyanya sekali lagi dengan suara yang dalam.
Raline terdiam lama,"konflik internal, Gev," jawab cewek itu pelan.
Geva tak bertanya lebih jauh lagi, itu sudah termasuk privasi Raline. Saat dirinya ingin bertanya hal lain, suara Shakira dari atas tangga menghalanginya. Keduanya sama-sama menoleh kearah wanita tersebut.
"Geva, sini! Olin nyariin kamu!" Shakira melambaikan tangannya.
Raline memberi jarak diantara keduanya, "sana, samperin, anaknya belum makan dari kemarin," ucap cewek itu kemudian pergi.
Ingin rasaya Geva menyusul Raline, tapi sebuah tatapan penuh tuntutan dari Shakira membuat cowok itu mau tak mau naik ke lantai dua untuk menemui Olin. Saat Geva masuk yang dilihat cowok itu adalah kamar yang sangat berantakan, lebih berantakan dari kamarnya biasany.
Ia juga melihat Olin yang tampak sedang duduk di bawah kasur sambil menenggelamkan kepalanya dibalik lipatan tangan. Geva mendengus kecil, ia menoleh ke belakang, menemukan Shakira yang sekarang sedang menatapnya.
"sana samperin," bisik wanita tersebut.
Dengan langkah malas ia lalu menghampiri Olin, melihat itu lantas membuat Shakira tersenyum lebar dan berjalan turun ke bawah, ia ingin memberi ruang kepada anaknya itu.
"makan, Lin," ucap Geva datar, ia duduk di atas kasur.
Olin mendongak, menatap Geva dengan mata sembabnya, "suapin," pinta cewek itu manja.
Geva berdecak kesal, "sendiri, elah. Biasa juga bisa makan sendiri," ujarnya malas.
"lo enggak lihat gue lagi gimana? Lo enggak sedih gitu lihat gue yang kayak gini?"
Cowok itu mendengus kasar, "nih, ya, gue kasih tahu. Lo boleh egois sama apa yang lo mau, tapi jangan sampai keegoisan lo itu merugikan orang lain, lo juga, 'kan sudah sering meranin swan, gantianlah sama ballerina lainnya, mereka juga pengen kali rasain gimana jadi bintang di panggung."
KAMU SEDANG MEMBACA
EX! vers.2 [✔]
Teen Fiction"Raline." "apa lagi?" "balikan, yuk." "kita udah selesai, Geva." Raline masih mencintai Geva, walau dua tahun berlalu sejak kandasnya hubungan mereka. cewek itu masih mencintainya, tapi Raline tak bodoh untuk kembali bersama Geva. ia menerima Geva...