Hari ini adalah hari keberangkatan Jaemin ke London.
Yuta dan Winwin sudah menyiapkanya dengan sebaik mungkin, mengingat kondisi Jaemin juga yang masih terbaring koma dengan berbagai alat menempel di tubuhnya.
Mereka akan memakai pesawat pribadi demi kenyamanan. Awalnya Shotaro dan Dejun akan ikut serta tinggal di London bersama Jaemin. Namun setelah dipikir ulang, mereka memutuskan untuk tetap tinggal di Korea karena Shotaro sendiri baru saja pindah.
Winwin akhirnya mengiyakan. Namun dengan syarat Dejun juga harus tinggal untuk menemaninya.
Sekarang, semua sudah berkumpul di bandara. Jaemin juga sudah ditempatkan di bangsal dengan nyaman.
Jaehyun, Taeyong, Mark dan Sungchan juga turut ada disana. Tidak ketinggalan Haechan, Renjun, Hyunjin, Chenle, dan Jisung.
Yuta dan Winwin masih saling berpelukan dengan kedua anaknya.
"Kalian jaga diri baik-baik. Ayah nanti juga pulang kesini kok. Dejun, kamu ga ikut bunda aja? Kalo ayah pulang bunda sama siapa disana?" Rupanya Winwin masih tidak rela jauh dari anaknya.
"Ya, nanti Dejun sempetin ngunjungin bunda kalo ayah pulang. Tapi, Dejun ga suka kehidupan London, bunda~" Dejun sedikit merengek dihadapan bundanya.
Membuat Shotaro memandang malas ke arah kakak sulungnya itu.
"Dih? Masih ngerengek aja kak? Lagian ya, di London tuh seru. Lingkunganya enak juga." Shotaro melipat tanganya di depan dada.
"Kenapa ga kamu aja yang ikut bunda kesana? Kamu kan suka Eropa." Balas Dejun.
Shotaro kicep. Lalu mendadak salah tingkah.
"Y-ya kan aku baru aja pindah dari Jepang. Belum ada satu semester juga. Harusnya tuh Kak Dejun, kan Kak Dejun juga bisa tuh kerja disana. Disana kan biaya hidupnya mahal." Shotaro masih tidak mau kalah.
Dejun mencebik.
"Alesan."
"Udah-udah astaga!" Yuta menghentikan perdebatan kedua anaknya itu. Menggeleng pelan melihat tingkah keduanya.
Semua hanya menjadi penonton dari drama kakak adik itu. Sungchan bahkan tertawa gemas melihat Shotaro yang kini bergelendot manja di lengan ayahnya.
"Yah, jangan lupa uang bulanan ya."
.
Keberangkatan mereka tinggal 5 menit lagi. Shotaro celingukan kesana kemari seolah mencari seseorang.
Sungchan yang melihat itu merasa heran.
"Lo cari siapa?" Tanyanya.
"Abang lo."
"Dia ga bakal kesini. Dia sibuk urus pensi."
"Bisa-bisanya tuh anak ya."
Sungchan terkekeh, lalu secara refleks mencubit pipi gembul lelaki manis itu.
"Lo lucu banget sih."
"Taro." Winwin datang bersama Yuta.
"Bentar lagi bunda berangkat. Inget pesan bunda. Jangan makan makanan siap saji. Kak Dejun suruh masak aja. Uang bulanan udah diatur ayah. Jadi anak baik hem?" Winwin memeluk Shotaro.
Shotaro balas memeluk bundanya.
"Iya, bun Taro inget. Kalian hati-hati disana. Kalo ada apa-apa hubungin Taro. Kalo ada kabar tentang Jaemin langsung kasih tahu. Nanti aku nyusul kesana."
"Iya, nah, kamu baik-baik disini. Ayah udah bilang buat nitip kamu ke Taeyong sama Jaehyun. Sesekali nginep disana aja ya." Ujar Yuta.
Shotaro mengangguk saja. Malu dia karena ada Sungchan di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold President || NoMin
Fanfiction[ON GOING] "Gue ga akan nyerah ngejar tuh presiden kaku." - Na Jaemin . "Risih gue lo ikutin terus!" - Lee Jeno . "Jeno, apa gue emang ga pantes buat lo?" - Na Jaemin . "Pergi dari hadapan gue, Na Jaemin!" - Lee Jeno . bxb content NoMin MarkHyuk