"Ahahaha, serius lo duduk di paling depan? Deket papan tulis? Hahahaha" tawa Anggi terdengar sangat puas menertawai Rizal yang baru saja bercerita tentang hari pertamanya di kelas sedangkan Gino terdiam mendengar kan keduanya
"Bomat" seru Rizal tak mempedulikan tawa mengejek dari Anggi.
"Udah dong jangan ngetawain, Anggi sialan" ucap Gino sedikit kesal, Anggi receh sekali.
"Iye dah, Mon maaf" kata Anggi dan menghentikan tawanya lalu memakan makan siangnya.
"Tapi serius deh, lo gakpapa duduk sama Dwi?" tanya Anggi menoleh pada Rizal.
"B aja" jawab Rizal enteng.
"Tapi Dwi itu kan jarang ngomong, mukanya serem" kata Anggi bergidik ngeri.
"Jangan ngadi-ngadi lo, boong. Dwi gak kayak gitu. Dia paling pinter di kelas gue, lo bisa tanya-tanya sama dia" ucap Gino membenarkan.
"Eee? Serius dia paling pinter? Pantes songong" sahut Anggi.
"Heh, Nggi lo gak tau apa-apa tentang Dwi!" kata Gino.
"Jiah lo terus belain Dwi, ada apaan nih?" tanya Anggi.
"Hadeh susah banget ngomong sama alien" jawab Gini.
"Jangan bilang lo naksir sama Dwi!" tebak Anggi.
"Apaan dah? Kagak ada!" sahut Gino tegas.
"Baby Gino naksir cewek yuhu!"
"Jangan malu-maluin gue lo!"
"Lo udah kodrat di permalukan!"
"Sialan lo, Anggi!"
"Oh iya, gue di suruh ke bengkel karena gue belum ngikutin praktek" ucap Rizal dan meneguk minumnya mendorong mangkok yang sudah kosong
"Perlu gue anterin?" tanya Gino menawarkannya.
"Gak perlu gue udah tau kok" jawab Rizal diangguki Gino.
"Hati-hati jangan sampe nyasar" seru Anggi dan tertawa kembali.
"Menurut lo, kenapa kok Rizal bisa pindah kesini?" tanya Gino mengalihkan pembicaraan.
"Hadeh, ketinggalan info lo!" jawab Anggi dan segera beranjak pergi.
"Woy! Anggi! Kasih tau dong!"
Rizal berjalan menuju bengkel Pemesinan ia masih belum terbiasa menjadi murid baru yang menjadi pusat perhatian murid lain ada yang berbisik-bisik membicarakannya
Tapi ia sungguh tidak peduli dan memasuki bengkel, lalu ia berjalan mendekati seorang guru yang tengah membimbing dua murid yang ketinggalan praktek juga
"Selamat siang Pak, saya mau ikut susulan praktek" kata Rizal dengan sesopan mungkin.
"Ramahfa Rizal ya?" tanya guru itu dan diangguki Rizal.
"Kalau gitu kamu ganti dulu bajunya dengan baju praktek, ada di loker" ucapnya membuat Rizal mengangguk lagi dan segera berjalan menuju ruang ganti yang di adakan khusus untuk jurusan mesin yang akan praktek
Setelah berganti dengan seragam praktek ia segera mendekati guru spesialis mesin itu yang sering di panggil Pak Fikram.
****
Rizal turun dari motor Anggi dan keduanya memasuki Basecamp Nature Squad, Rizal melempar tasnya begitu saja ke atas Sofa membuat Aksal terkejut karenanya
"Jantung gue! Untung gak copot" seru Aksal mengelus dadanya.
"Gimana sekolah baru? Dapet cewek cakep?" Reza bertanya dengan penasaran sekaligus mengejeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulkas Aktif《Completed》
Ficción General『DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN! - Mengandung kata2 makian dan kasar - Harap bijak dalam membaca - Vote untuk saling menghargai - Komen agar makin akrab - Baperan gak usah baca -SEKIAN TERIMA GAJIH😘』 Remaja yang cuek dan masa bodo...