GHOST RIDER #4

778 64 12
                                    


~~●●Mitera 🌹

                                        ~~●●●~~

Sepasang kaki jenjang berbalut boot hitam baru saja masuk ke dalam Mansion Park. Adalah sang pemilik, mantel hitamnya basah karena air hujan yang mengguyur sangat deras bumi Seoul malam ini.

Pria itu melirik dengan ekor matanya seorang pelayan yang mengambil alih mantel yang baru saja ia tanggalkan. Bibir nya menyunggingkan senyum merekah ketika mengingat wajah pria yang mengejarnya menembus lebat hujan.

"Tuan, saya bisa mengintai gynaika itu jika anda mau"

"Aku lebih suka melakukannya sendiri, Hobi" ucapnya, sang tuan berlalu. Menghampiri meja oval berwarna hitam di temani jejeran kursi menawan di sisi nya. Jemari yang terlilit beberapa cincin bertahta kan berlian itu menyambar gelas berisi wine lalu menenggaknya sedemikian anggun. Kulit putih   memperjelas tonjolan di leher naik dan turun merasakan aliran yang sedikit panas dari cairan merah tersebut. Bilah berisi itu berdecak pelan menikmatinya.  Red  Wine adalah cairan yang sangat ia gemari setelah darah tentu saja.

Pendengarannya melebar ketika suara alunan piano masuk ke dalam rungunya. Sang Tuan mengerutkan dahi nya.

"Mitera ?"

"Ya tuan, yang  mulia menunggu anda" jawab Hobi yang setia berdiri di belakangnya.

Sang tuan yang bernama Park Jimin itu pun bergegas menuju kamar sang ibu. Tempat yang di sediakan khusus untuk ibu nya jika mahkluk cantik itu berkenan mendatangi hunian sang putra.

Senyum riang semakin terlihat di wajah tampan Park Jimin ketika langkah nya semakin dekat. Tanpa mengetuk ia pun masuk ke dalam kamar yang terdapat sumber suara piano yang di main kan sang ibu.

Wusssssz..

Semilir angin beraroma mawar menyambutnya ketika pintu terbuka, aroma sang Mitera.

Bahu sempit itu bergerak ringan naik dan turun seiring petikan jemarinya di atas piano. Rambut blonde sang Mitera menari karena terpaan angin dari jendela yang terbuka.

"Mitera,maaf membuatmu menunggu" sapa sang putra seraya memeluk ibunya.

"Kau hampir tertangkap, kau membahayakan dirimu Park. Ceroboh seperti..." kalimat nya terhenti, sang ibu memutar badannya ingin melihat sang putra.

"Merindukan Pateras  ?"

"Jangan menyebut pria itu !"

"Ble fos akan mencarinya lagi Jika Mitera ingin, ke laut merah jika perlu" Pria tampan itu bersimpuh di depan sang ibu. Mengusap punggung tangan sang ibu lalu mengecup nya.

"Suga tidak pernah mengambil sesuatu yang sudah ia buang putraku"

"Mengabaikan rasa cinta, bukankah itu menyakiti hatimu Mitera ?"

Pria pucat bernama Suga, Park Suga itu berdecih kemudian berdiri. Berjalan ke jendela untuk memandang langit malam dari sana. Gelap tanpa bintang karena sang langit tengah menangis. Buliran air yang jatuh tiada henti, semakin deras. Suga mengulas senyum sinis, langit gelap seperti menggambarkan hatinya.

"Berhenti memanggil ku Mitera nak, sebutan itu membuat telinga ku sakit. panggil aku Eomma."

Jimin mendengkus jengah, sebesar itukah kebencian  ibunya pada pria yang dulu pernah sangat ibunya cintai. Sekarang pun mungkin masih sama. Bahkan bukti cinta mereka nyata di depan mata, Park Jimin.

GHOST RIDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang