MICHAEL

332 43 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Houston, Texas. Para penakluk laut berkumpul berdiskusi, memimpikan berkarung-karung koin emas yang dijanjikan oleh raja Francisco. Sang kapten, dengan segenap yang ia miliki menyiapkan papan bobrok yang ditempeli gambar peta Houston sampai pulau Galveston. Meja kayu lebar berdiri reot ditengah berkumpulnya para bajak laut.

“Perjalanan kita seperti biasa, pergi ke pulau Galveston. Jika makhluk itu tidak ada, berarti mereka tahu kedatangan kita dan kemungkinan mereka pergi ke dekat pantai Jamaica.” Jelas sang kapten sambil menunjuk peta usang itu dengan tongkat kayu, tak lupa menghisap tembakau disela penjelasannya.

“Kapten, aku tidak yakin kita bisa menangkap mermaid. Jika kau menjamin kita selamat, bagaimana caranya? Jangan lupakan juga legenda, mereka suka memakan jantung manusia.”

Salah satu anggota di sana—Michael, hanya diam memperhatikan perdebatan. Dirinya tidak terlalu minat dalam mengikuti sayembara kali ini. Karena bagaimanapun juga, jatah koin Michael tidak akan sebanyak orang penting pemegang kendali kapal. Michael salah satu anggota bajak laut yang terkadang keberadaannya dilupakan anggota lain karena saking tidak menonjolnya. Terkadang, Michael hanya menjadi pesuruh atau juru masak.

“Jangan sampai terpengaruh oleh nyanyiannya, jangan menatap matanya. Kita memajukan rencana karena para petinggi juga ikut sayembara.” Nadanya meninggi dan semakin tegas. Michael memutar bola matanya malas sembari mengorek telinganya yang tidak gatal.

Pada keberangkatannya, Michael ditugaskan memegang kendali jangkar bersama rekannya yang lain, Yohan dan Willy. Ketiganya mengobrol biasa dalam perjalanan. Namun, tiba-tiba mata Michael membola saat tiga perempat jalan menuju pulau Galveston, dirinya melihat kibasan ekor merman yang muncul ke permukaan air. Michael berusaha mungkin menahan ekspresi terkejutnya. Karena sedari awal, ia memang tidak mau membantu para bajak laut mendapatkan koin emas. Maka dari itu, Michael hanya diam menikmati pemandangan kibasan ekor yang terus mengikuti arah kapal pergi.

“Michael! Jangan diam saja, cepat bantu turunkan jangkarnya, bodoh!”

Apa? Kesadarannya yang sedari tadi melayang terbangun kala rekannya menggoyangkan tubuhnya. Sedari tadi Michael hanya melamun. Ketika sadar, tiba-tiba keadaan sekelilingnya kacau.

“Ada apa ini?” Tanyanya panik sambil menarik tali jangkar.

“Kau yang kenapa? Sedari tadi kau melamun, aku bilang ada tebing di arah barat sampai arah timur laut. Tak bisa lagi banting setir. Cepat tarik!”

Michael mengiyakan titah Willy terburu. Jangkar berhasil menyentuh dasar laut. Perlahan awak kapal melambat, namun waktu yang dibutuhkan tidak cukup untuk menghindari tebing yang entah dari mana muncul.

MICHAEL [minyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang