26

97 6 0
                                    

"ARA IKUT!" Carla berteriak.

"Yaudah ayok, lu mau ikut tapi malah diem-diem bae kumaha sih sia!?" Aurora sedang kesal jadi harap maklum.

"Nama aku Carla Ara, bukan Sia. Ara lupa nama aku? Parah banget." Carla memanyunkan bibirnya sambil menghampiri Aurora.

"Iyain aja udah." Balas Aurora.

"Huft."

~•~

"Pesen gih Car, gue lagi males jalan nih." Titah Aurora saat mereka sampai dan telah duduk di salah satu bangku kantin.

"Oke, Ara mau makan apa?" Tanya Carla dengan ceria.

"Hmmm, bakso aja dah." Jawab Aurora.

"Oke Ara!" Carla menjawab dengan semangat, ia lalu berjalan ke stand bakso.

"Kak Ara!"

"Queenza? Kenapa?" Tanya Aurora datar.

"Aku sama Gea boleh duduk di sini kak?" Tanya balik Queenza dengan ramah.

"Duduk aja, lagian juga ini bukan bangku punya gue." Jawabnya santai.

"ARA! MAU MINUM APA?" Carla berteriak dari stand bakso, jangan ditanya betapa malunya Aurora memilki teman seperti Carla— karena ia tidak malu, sebab dirinya juga sama seperti Carla.

"ES JERUK AJA! GULA SAMA BATU ES NYA BANYAKIN DIKIT!"

"Buseth tuh mulut, kita lagi di sekolah bjer bukan di hutan."

"Bacot playboy bucin."

"Anjrot," Lion sedikit kesal dengan ucapan Aurora. Lion dan Fakhri pun duduk di sebelah Aurora karena di depannya ada Queenza dan Gea.

"BEB BAKSONYA TAMBAH DUA YA! BUAT AKU SAMA FAKHRI!" Teriak Lion.

"Orang kalo di rumahnya gak punya kaca ya begitu," sindir Aurora.

"OKE ION!"

"MAKASIH SAYANG!"

"IYAA SAMA-SAMA SAYANG!"

"Orang yang gak ngerti cinta dan gak peka ya begitu," sindir balik Lion.

"Maaf ya, maklumin aja. Mereka emang rada miring otaknya, belom dibenerin." Ucap Fakhri pada Queenza dan Gea.

"Iya kak gapapa," balas Queenza sambil tersenyum.

"Playboy gagal plus bucin plus gak tau diri plus goblok kayak lo mending diem aja." Cerca Aurora lagi.

"Gila, lu kalo lagi badmood selain serem ternyata nyebelin juga ya." Kata Lion.

"Nyenyenye nye, nyenye nye."

"Woah, dek bilangin ya ke satu angkatan kamu, kalo Ara lagi badmood mending jauh-jauh dah daripada nanti darah tinggi ditambah sakit hati." Titah Lion sambil melihat Queenza.

"Emang lu punya hati?" Ceplos Aurora.

"Punya lah! Kalo gak punya berarti gua penyakitan dong."

"Oh."

"Ara lo je—"

"Mending lu bantuin si Carla noh, gak bisa bawa empat mangkok sekaligus kayaknya dia." Potong Fakhri.

Aurora jika dikatai jelek ia akan semakin badmood, marah, dan meledak. Berujung dengan Aurora yang dipanggil guru bk karena mengeluarkan unek-uneknya bahkan memarahi guru yang ia tidak suka saat guru tersebut sedang mengajar. Dan tentu saja itu hanya terjadi dua kali. Setelahnya, Aurora berjanji pada dirinya tidak akan berbuat seperti itu lagi.

Lion melirik Carla. "Oh iya! Duh tuan putri kesayangan aku lagi kesusahan," Lion berdiri. "Tentunya pangeran yang tampan ini akan dengan senang hati datang membantu tuan putri." Lanjutnya dengan nada lebih mendramatis.

"Maklum, dia kalo lagi bucin otaknya ilang, jadi gila." Kata Aurora sambil melirik Queenza dan Gea yang menahan tawa.

"Iya kak," ucap Queenza.

"Lanjut aja makannya, nanti mie nya mekar." Titah Aurora. Queenza dan Gea pun langsung kembali memakan mie nya.

"Kak Reese!"

"Anjrit! Sini lu bertiga, gue lupa." titahnya pada Calvin, Cadey, dan Cakra.

Calvin pun menghampiri Aurora begitu juga dengan Cadey dan Cakra. Calvin langsung menatap tajam Queenza seolah berkata bahwa ia ingin duduk di hadapan Aurora.

"Ka-kalo gitu aku sama Gea permisi ya kak," pamit Queenza.

"Lho? Mie nya belom abis kan?"

"Udah kenyang kak," lalu Queenza dan Gea berdiri untuk kembali ke kelas.

"Maaf Calvin." Ucap Queenza. Calvin tidak peduli dan lebih memilih untuk langsung duduk di hadapan Aurora dengan senyum manisnya.

"Hai Gea, gua gak nyangka kita bakal satu sekolah lagi." Sapa Cadey ramah. Ia menghalangi jalan Gea dengan sebelah lengannya yang direntangkan.

Gea menunduk, tidak berani menatap Cadey. "Ha-hai juga Cadey, permisi." Gea menundukkan kepalanya agar bisa melewati lengan Cadey.

Cadey terkekeh melihat aksi Gea barusan. "Lucu," ucapnya sambil menatap punggung Gea yang berjalan bersama Queenza.

"Lucu lucu tapi gak ditembak-tembak, giliran diembat orang nanti ngamuk." Ejek Cakra pada Cadey.

"Stttt, lu juga pasti bakal ngerasain apa yang gua rasain sekarang kok. Tenang aja." Kata Cadey dengan senyum tabahnya.

"Gak akan."

"Sekarang iya gak akan, tapi siapa tau besok lusa bulan depan atau mungkin beberapa jam ke depan." Balas Cadey.

"Will never."

"Akan."

"Gak."

"Akan."

"Gak."

"Kalo gua bilang akan ya berarti akan."

"Gak berarti gak."

"Kalian berdua pantatnya bisulan? Gak bisa duduk?" Tanya Aurora dengan tajam. Mereka juga mendapat tatapan tajam dari Calvin.

"Iya maaf."

"Sorry."

Dan mereka berdua pun langsung diam dan duduk dengan tenang di sebelah Calvin.

•Older Me•

salam jodoh, rangurlazy

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang