Sia-sia

33 4 1
                                    

Angin malam berhembus perlahan-lahan, membuat anak rambut yang semula rapi ikut berhembus mengarah kemana arah angin pergi. Kurasakan tanganku mulai dingin. Saatnya pulang, pikirku setelah hampir sejam termenung di jembatan.

Aku berjalan perlahan menyusuri jalanan yang temaram. Kemudian untuk beberapa saat netraku bertatapan dengan perempuan yang beberapa waktu ini sudah lama tidak kutemui. "Hai, apa kabar?" kamu menyapaku dengan tersenyum cerah, sama seperti saat pertama kali pertemuan kita.

Aku tiba-tiba teringat momen setahun yang lalu. Mungkinkah kamu mengingatnya? Hari dimana kita duduk di depan sekolah, saat itu teman-teman mengatakan kalau kita sangat cocok sebagai pasangan, tapi kamu malah mengatakan itu hanya bercanda dan membuatku tidak tidur semalaman karena memikirkannya.

"Hari ini aku melukis dengan Kazuha di ruang seni!" Jihoon menghela napas pendek, dia pasti sudah bosan mendengarkan celotehanku karena aku selalu menceritakan segala tentangmu, tapi inilah isi hatiku sebenarnya yang hanya bisa memandangmu dari jauh.

Jihoon memutar bola matanya, "Hei, nyatakan saja perasaanmu. Kurasa dia juga menyukaimu." Usulan yang bagus, tapi aku belum seberani itu, Kawan.

Aku sangat menyukai bagaimana Kazuha saat mulai melukis, semakin lama melihatnya, aku menyadari dia memiliki wajah yang indah dan segala hal indah lainnya yang tak bosan kupuji setiap hari.

Setiap hari aku semakin jatuh ke pesonanya, hingga hari itu saat kamu mengatakan sesuatu yang membuatku patah hati. Apa kau tau bagaimana perasaanku hari itu? saat semua teman-teman kita berkumpul dia datang menjemputmu saat kita mengadakan pesta lalu kamu kenalkan dia denganku tepat dihari ulang tahunku.

"Asahi! ini pacarku, Haruto. Kami baru jadian beberapa minggu ini!" Aku tercengang, bagaimana bisa dia tidak memberitahuku? Kupikir kita cukup dekat.

Laki-laki itu mengulurkan tangannya padaku, aku terlalu terhanyut memikirkan masa lalu hingga melupakan sosok di depanku. "Aku mendengar Kazuha sedikit berbicara tentangmu. Salam kenal."

Aku menyambut uluran tangannya, dia terlihat berbeda denganku. Aku merasa tidak percaya diri jika dibandingkan dengannya.
  
                                ★★★★★★

"Asahi?"
Ah, aku terlalu tenggelam dalam pikiranku sampai melupakan eksistensi di depanku.

"Hm, aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?" Lama sekali aku tidak mendengar kabarmu, kuharap hal-hal baik selalu terjadi padamu.

"Kabarku baik, kebetulan sekali kita bertemu disini. Sebentar, ya..." Kazuha merogoh totebag disampingnya lalu mengeluarkan kertas undangan yang membuatku terpaku dalam sekejap.

"Aku akan menikah dengan Haruto minggu depan, aku harap kamu bisa hadir."

Aku tersenyum getir. "Ya, aku akan datang."

Kazuha ... bagaimana mungkin aku sanggup menghadirinya?

Ah, sejujurnya aku lelah memendam perasaan ini terlalu lama. Harusnya dari dulu aku buat semuanya jadi mudah, harusnya aku nggak memperumit diriku sendiri, mungkin kalau dari dulu aku menyatakan perasaanku apa mungkin jemarimu yang lentik itu mengisi sela-sela jemari tanganku? Seandainya aku sedikit lebih berani apa mungkin doaku dijawab Tuhan dengan hadirmu yang kumiliki?

Meski begitu, aku harap hal-hal baik untukmu. Ternyata, memilikimu dalam bayanganku sudah cukup membahagiakan.
                    
                                            END 
              ☆♬○♩●♪✧♩♩✧♪●♩○♬☆☆♬○♩●♪✧♩ 

                                    
 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asahi KazuhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang