Bagian 1

10 2 0
                                    

-merasa dekat-

Yaga mengawasi Sairi yang tengah memandangi bunga tsubaki di flowerbed halaman sekolah jujutsu, gadis polos itu begitu tertarik memandangi bunga miliknya.

Hembusan angin musim semi cukup dingin tapi hangat dengan sekitar tempat itu yang mulai menghijau dari pencairan es di musim dingin. Mata coklat madu Sairi bersinar melihat indahnya kelopak bunga tsubaki berbagai objek di sekitar Sairi, dia lebih memilih flowerbed milik Yaga ketimbang bermain mengejar kupu-kupu.

"Sedang memandang apa" gadis kecil itu terduduk karena sapaan Gojo yang membuatnya terkejut, bola matanya membulat dengan ekspresi takut memandang kacamata hitam Gojo.

"Ada apa nak?"

"Gojo, kamu menakutinya!!" Teriak Yaga, gadis kecil itu tanpa di suruh sudah berlari ketakutan mencari perlindungan pada Yaga.

"Aku salah apa? Perasaan ngga nakut-nakutin dia" kata Gojo dramatis

"Jangan sok dramatis, dia masih kecil. Masih rentan, kau tahu" bentak Yaga.

Gojo menghela nafas berat dan membuat peregangan ototnya karena dia baru saja pulang dari pekerjaan membasmi kutukan.

"Benar! Yaga-sensei, kapan kamu adopsi anak. Siapa anak itu, jangan bilang kamu menculiknya"

Yaga langsung memukul telak kepala Gojo sampai membuat Sairi tertawa puas seakan senang melihat Gojo di siksa Yaga.

"Dia bukan anakku, gadis ini namanya Sairi. Aku menemukannya di depan gerbang sekolah, kasihan dia... tangan dan kakinya memar"

Gojo langsung berjongkok seraya berkenalan dan menyamai tinggi badannya, Sairi makin bersembunyi di balik kaki Yaga. Tapi beliau baik memperkenalkan Sairi supaya dia menjadi anak tidak pemalu.

"Namamu Sairi? Cantik sekali, seperti Camelia. Sairi tahu nama bunga ini"

Sairi mengerakkan kepalanya tidak tahu, Gojo mengulur tangannya bermaksud untuk tidak membuatnya takut. Sairi yang melihat uluran dari Gojo mulai meraihnya dan merapat mendekat padanya.

"Nama bunga ini tsubaki atau Camelia, cantik bukan. Sama seperti nama Sairi" kata Satoru tersenyum manis.

Sairi menatap Gojo dan kembali ke arah bunga tsubaki, gadis itu membuka mulutnya dan berkata sesuatu membuat hati Gojo tergerak karena melihat senyuman Sairi yang begitu familiar.

.
.

Beberapa hari setelahnya.

Yaga mengulum senyum melihat gadis kecil itu mulai berinteraksi dengan anak didik kelas dua seperti Maki, Panda, Toge, dan Yuta. Sairi cukup bersinar kali ini dengan banyak tertawa di banding pertama kali dia datang ke sekolah jujutsu.

Satu hal membuat Yaga berpikir mungkin dia akan mulai akur dengan Gojo, entah mengapa Sairi kalau melihat Gojo selalu takut dan tidak nyaman berinteraksi dengan penyihir terkuat. Dia cukup akur dengan Shoko selalu bermain di lab laboratoriumnya bahkan menjadi anak penurut hanya duduk manis melihat Shoko bekerja menyatat gundukan kertas perkamen berisi tentang tubuh kutukan.

Sairi selalu meminta pada Yaga makanan manis berupa permen dan beliau khawatir akan gigi gadis kecil itu, tapi dia tidak tega melihat Sairi yang berakhir menangis.

Dia masih berusia 12 tahun masih terlalu muda, Yaga tahu kalau Sairi sudah paham akan kehidupan kelam Sairi di jalanan karena gadis kecil itu selalu bercerita banyak. Dia akan berubah cerewet layaknya burung beo tapi aneh ketika Sairi bertemu Gojo, dia berubah murung seperti ketakutan terlebih lagi Sairi pernah melihat langsung mata biru Gojo yang telanjang sampai membuatnya menangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang