8

8.4K 925 82
                                    

"Nan...."

Aku menunduk dan ke tangkup kedua pipi Agne dengan lembut, kuusap air matanya menggunakan ibu jariku, aku tersenyum manis kearahnya "iya?"

Wajahnya benar-benar cantik, pipinya yang chubby, matanya yang indah, bibirnya yang.....duh kenapa deg-degan banget sih?

"Boleh cium?"

Deg

Cium? Agne mau cium aku? Demi apa? Demi cicilan mobil ayahku yang belum lunas?

"Nan?"

Kedua mataku berkedip beberapa kali saat jantungku masih berdetak tidak karuan, kepalaku kini menggeleng pelan "kamu mau cium aku disaat kondisi kamu yang seperti ini? Gak Agne"

"Tapi Nan..."

Aku menggeleng lagi namun tiba-tiba Agne mendorong ku kebelakang yang membuat ku mundur beberapa langkah, Agne membuka pintu belakang mobilnya lalu menarikku masuk kedalam mobilnya di bagian belakang

"Agne kamu mau ap.."

Cup

Jantung ku terasa seperti berhenti mendadak saat bibir Agne yang kenyal dan dingin menempel di pipiku, aku juga sampai tidak bisa bernafas lagi saat bibir itu masih menempel di pipiku

Darahku berdesir dan mengalir lebih cepat dan tubuhku terasa panas dingin tidak karuan

Agne melepaskan kecupannya dan memiringkan wajahnya ke arah wajahku, aku seketika mundur sampai punggungku terbentur pintu mobilnya, aku terdiam melihat Agne tiba-tiba tersenyum lalu tertawa "hahaha Nan hahahaha"

Kenapa dia tiba-tiba ketawa saat aku sedang serius begini? Tapi gak papa, yang penting dia tertawa daripada menangis seperti tadi

"Wajah kamu lucu banget sih kalau lagi panik gini, gemes deh"

Jantungku terus berdetak cepat saat jari jemari mungil Agne mencubit kedua pipiku "duhh gemesnya"

Kedua mataku terus berkedip-kedip tidak percaya, seolah-olah semua ini hanya mimpi, tapi kalau mimpi....kenapa lututku terasa perih? Fixx ini bukan mimpi, aku gak bermimpi

"Hahaha udah ah Nan bengongnya, sini aku obatin dulu kaki kamu"

Aku segera menyentuh lengannya saat dia mau bergerak kedepan "gak usah , aku gak papa"

Agne tersenyum tipis "yakin hum?"

Aku segera menutup lututku saat Agne hendak menabok lututku dan untung aja aku menyelamatkan lututku saat Agne melayangkan tangannya

"Kenapa di tutupin? Katanya gak sakit?",tanya Agne sambil menyelipkan beberapa helai rambut panjangnya yang menutupi wajahnya ke kebelakang telinga kanannya

Aku menggeleng pelan "ya gak sakit tapi kalau di tabok gitu nanti bakalan sakit Agne"

Agne menaikan sebelah alisnya "oh ya?"

Aku mengangguk dan Agne tiba-tiba mencondongkan badannya kearahku, wajahnya benar-benar dekat dengan wajahku "Nan....mau nenen gak?"

"Ya?"

"Nenen sama aku"

Deg

"Maksudnya?"

"Ya nenen, kamu gak mau pegang payudara ku? Kalau kamu penasaran ya pegang aja gak papa, aku ijinin kamu"

Aku menelan ludahku dengan susah payah sedangkan Agne tersenyum tipis kearahku "kenapa diem? Bukannya kamu suka sama aku? Kamu gak pengen pegang nenen aku? Atau kamu mau lihat nenen aku? Umm isep juga gak papa sih asal jangan lepas celana"

Don't You Remember (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang