PART2

26 2 0
                                    

Apa tidak bisa ia meminta untuk tidak lahir saja? Bukankah dunia ini selalu ada dua sisi yg berbeda? Bukankah selalu ada pertemuan untuk sebuah perpisahan dan begitu pula sebaliknya. Bukankah itu berarti akan ada kebahagiaan untuk setiap kesedihan?

Namun ia merasa tidak adil akan apa yang ia dapat. Bukan sebuah kebahagian tapi kehampaan, kehilangan dan sebuah luka. Kehilangan sesuatu yang ia cintai adalah sebuah hal yang sangat ia benci. Jadi harus bagaimana sekarang?

"Apa kau tidak mendengarnya? Maafkan aku tapi mari kita akhiri disini Seo-Yun ahh." Lelaki itu berkata enteng tanpa memberi kesempatan ia untuk bicara. Mereka hanya saling memandang satu sama lain, saling menggali kebenaran di jauh pelupuk orang yang mereka cintai.

"Aku ragu untuk kita bisa berjalan bersama dengan kondisimu saat ini. Aku ragu pada diriku sendiri." Ia berkata lagi tanpa memalingkan pandangannya. Iris berwarna coklat madu hangat itu bergetar namun raut wajah sang gadis masih tetap datar memandanginya.

"Apa hanya sampai disini kau mencintaiku jaehyun ahh?"

"Kau tidak percaya padaku, aku mohon jangan bertanya lagi. Kau hanya harus percaya diri tapi bukan untukku Seoyun ahh. Jaga diri baik-baik yaa." Tangannya.. tangan besar itu kini berangsur melemahkan genggamannya pada tangan sang gadis. Jaehyun berbalik meninggalkan gadis itu seorang diri.

Apa saat ini ia telah kehilangan orang satu-satunya yg memberi semangat dalam hidupnya?

Seohyun mematung, tidak dalam pemikirannya Jaehyun yg begitu menyayanginya dan tidak pernah mengeluh tentang hubungan mereka yang kian hari kian merenggan karena kesibukannya, pria itu memutuskan pergi. Pria itu pamit dengan langkah tanpa keraguan. Wajahnya terasa panas, titik hatinya sakit tapi ia tidak bisa memaksa hal yg bukan untuk dirinya lagi.

"Kau akan terus melamun disini? Waktunya menutup kaffe seohyun ahh."

"Aahh maaf." Mengabaikan rasa sakitnya Seohyun segera kembali pada pekerjaannya.

Kali ini apalagi, jika setiap malam tibanya ia selalu mendapat layangan barang-barang yang akan mendarat pedih di wajahnya kali ini ibu sungguh sungguh membuang barangnya dan telah menjual rumah satu-satunya peninggalan ayah?!

Aku bersumpah pada rasa kesalku aku akan mencari banyak uang untuk ini.

Rasa dingin yang menyelimuti tubuh membuat ia tidak bisa sedikitpun memejamkan mata dan meraih kantuknya. Sudah memasuki musim dingin dan ia kini terlantar di kursi-kursi kaffee yang ia susun menjadi ranjang tidur malam ini.

"Aku harap aku tidak dipecat karna diam diam menginap di sini."

***

Sudah ku duga dunia ini tidak seluas pemikiran orang-orang jauhari. Darah tetaplah darah dan seorang brengsek tidak akan berubah.

"Ku dengar ia juga di sini. Apa kau sedang  memburu binatang buas itu?"

"Sudah kupastikan, dia tidak akan lolos lagi dan segera akan menjadi santapan dalam kandang harimau lapar."

"Menyerah saja, kau tidak akan bisa menangkap seekor singa."

"Yaa! Apa yg kau katakan? Aku ini juga seekor singa jantan!"

"Bayi singa tepatnya. Sudahlah Taehyungie, dia sudah sejak lama meninggalkan hotel ini. Dia juga tidak bodoh dan sudah menyadari keberadaanmu. Pagi ini ia minta makanan tanpa pedas untuk disimpan di lobi dengan sebotol susu."

"Aissh! Brengsek!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Taehyung | 'Behind The Since' |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang