bab 1

39 9 2
                                    

  Takdir adalah garis Tuhan, tugas kita adalah menjalaninya bukan melawannya  ~zeline~

Seorang gadis keluar dari rumah nya, menggunakan rok abu abu, dan baju putih yg sudah agak menguning seiring berjalan nya waktu, rambut nya terkucir rapi kebelakang , kulit nya putih bersih di padu dengan tote bag hitam nya yang membuat ia terlihat sempurna, namanya adalah Arisha zeline rasel maesela putri dari keluarga yang terbilang tidak cukup mampu dalam perekonomian , ayah nya telah pergi saat ia berusia 10 tahun

~sekolah~
Kaki nya terus melangkah menyusuri koridor sekolah yang cukup ramai pagi itu, bisa di bilang ia sedikit terlambat karena perjalanannya dari rumah dengan berjalan

"Tumben lo baru dateng " suara itu membuat zelin sepontan menoleh, kemudian menunjukan cengiran nya, ia keisya nava Sahabat zelin

"Gue jalan kaki" jawab zelin berhenti sejenak agar langkah mereka sejajar

"Lo kenapa ga minta gue jemput? " tanya nava dengan raut kecewa yang di buat buat

"Biar sehat " jawab zelin seraya merangkul pundak nava

"Zel lain kali bilang, gue bisa jemput" ujar nava serius

"Iyeee " jawab nava dengan kekehan nya

Mereka berjalan menuju kelas XI MIPA 2 , belum masuk saja sudah terdengar teriak teriakan para rimba di kelas

"Kembaliin " suara el yg pertama kali masuk ke gendang telinga nava dan zelin,ia salah satu dari sahabat mereka nama lengkap nya adalah elvina shera , toa yang sesungguhnya

"Barang buluk gini, enak nya mah buat nakutin tikus " ejek Elsa, dengan tangan yg menimang nimang celengan berbentuk babi,elsa adalah salah satu rival zelin di kelas ini

"Lo kalo iri bilang dong " jawab el tidak terima, emosi nya kini menggebu

"Hah gue iri? aduhh amit amit deh " jawab Elsa dengan wajah jijik nya

"Kembaliin " el mulai melangkah ke arah Elsa, wajah nya tertekuk marah

"Prank "

"Upss " ujar Elsa seraya tersenyum melihat celengan el yg telah berubah menjadi beberapa bagian

"Plakk" el menampar Elsa sepontan

"Berani lo? " tantang Elsa dengan tangan yg memegang pipi nya

"Apa lo hah " jawab el menantang balik

Zelin dan nava yang dari tadi menyimak pun menghampiri keduanya

"Udahhh el” zelin memegang pundak el sedangkan nava menenangkan Elsa

" heh lo anak miskin ga usah ikut campur" semprot Elsa pada zelin

"Degh" zelin menghela napas kemudian tersenyum

"Gua cuma ga mau di kelas ini ada masalah " ujar nya sabar

"Alah sok lo, miskin aja, pulang sana " lagi lagi Elsa mengantakan hal yg tidak sepantas nya

"Kringgg" bel masuk berbunyi, yang membuat semua langsung duduk di tempat masing masing

Mood zelin kini benar benar hancur, ia menarik tangan el secara paksa kemudian duduk di kursi nya

"Maap zel " ujar el spontan melihat raut wajah zelin

" ga,gapapa lo sans aja kali" ujar zelin seraya tersenyum

"Gw tau zel, lo lagi ga baik baik aja " jawab el merasa bersalah

"Udah lah biasa, gue ga papa " jawab zelin tersenyum

"Jangan di ulang lain kali" ujar nava ikut masuk dalam percakapan

"iyaa iyaaa" jawab el patuh

Guru kimia pun masuk, ini adalah pelajaran yang tidak di sukai para murid , kecuali zelin, 3 jam berkutik dengan kimia membuat semua nya merasa ingin pergi menggunakan pintu doraemon menuju kantin, akhirnya setelah 3 jam yang terasa seperti 300 tahun itu pun berlalu, bisa di tebak semua murid pasti menuju ke kantin

Bagaikan lomba lari semua murid mencari meja yang kosong, begitu juga dengan el yang langsung lari, sedangkan zelin dan nava hanya bisa geleng geleng melihat sahabat nya

" siniii zel siniii " teriak el di tengah riuhnya suara kantin

Zelin dan nava berjalan menuju meja yang el tempat i

" lo pesen gih " suruh el pada nava

" mau makan apa? " tanya nya seraya beranjak dari duduk nya

"Bakso, lo apa zel? " tanya el pada zelin yang akan membuka buku biologi nya

" gue air putih aja " jawab zelin

Kedua sahabat nya tau zelin ingin pulang naik angkot, jadi ia merelakan uang jajan nya, karena jika ia jajan maka ia harus berjalan kaki

"Iya " jawab nava mangut mangut

Nava adalah superhero dalam memesan makanan, dia yang datang nya paling terakhir di berikan paling dahulu, entah lah ia menggunakan pelet apa

Kantin mendadak sepi, zelin mendongak membiarkan matanya nya meninggalkan buku biologi nya, ia menangkap sesosok cowo sedang memaki cewe yang lebih kecil di depan nya, bahkan semua pandangan kantin tertuju pada mereka

"Lo ga punya telinga? " ujar cowo itu dingin

"Maaf ka " pundak cewe itu bergetar, zelin dapat melihat jelas bahwa dia tengah ketakutan

   ~Maap yaa kalau ga nyambung atau banyak typo nya :)

pelangi dan hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang