bab 2

18 6 1
                                    

" sebuah pertemuan, meskipun hanya sementara , adalah awal dari berbagai kemungkinan "  ~herjuno tisnoaji~

" telinga lo rusak ya? " ujar cowo itu dengan  raut muka yang datar

"Ga ka, maaf ka maaf banget" cewe itu meneteskan air mata yang langsung di hapus olehnya

"Cengeng banget " ujar nya lagi

Zelin sepontan berdiri,kaki nya menyuruh ia berlari,kemudian ia memeluk cewe itu

"Lo bisa ga, ga usah kasar " tanya zelin dengan detak jantung yang tidak karuan

Zelin tau ia telah menantang ketua geng Dangerous , Alucino Dean Albiru mempunyai iris mata coklat pekat, rambut berantakan dan seragam yang tidak rapi, namun tidak ada yang tidak kenal dia, jaket di badannya menandakan bahwa dia adalah penguasa

"Lo ga usah ikut campur " cowo itu angkat suara melihat ada yang ikut campur urusan nya

Zelin melepaskan pelukannya perlahan

"Ka ini salah saya " jawab cewe itu menatap zelin

"Apa salah lo? " tanya zelin pelan

"Saya salah beli makanan kak" jawab nya seraya menunduk

"Terus lo di marahin? , hah lawak banget " jawab zelin seraya terkekeh

"Lo, diem " nada Dean mulai meninggi

"Lo ga punya kaki ya? Ga punya tangan? Ga punya mata? , beli aja suruh orang " zelin manatap Dean remeh

"Lo ga usah ikut campur " Dean menekankan perkataan nya di setiap kata

" ga seharusnya cuma masalah sepele lo bikin cewe nangis " bela zelin lagi

"Bukan urusan lo " emosi Dean mulai terpancing , ia menatap tajam zelin

"Urusan gue, karena gue juga perempuan " jawab zelin lagi, jujur pertahanan nya tak sekuat ini, ia juga tidak menyangka ia mampu menjawab semua perkataan Dean

Tangan Dean terkepal, jika yang di depan nya adalah laki laki mungkin  sudah sedari tadi ia melayangkan pukulannya , ia menghela napasnya kemudian berbalik meninggalkan Zelin tanpa kata kata

Keadaan kantin kembali ramai, meskipun zelin tau bahwa dirinya pasti menjadi perbincangan

" lo ga papa? " tanya zelin setelah Dean benar benar pergi

"Ga ka, makasih banget " jawab cewe itu seraya tersenyum, senyum yang manis seperti senyum zelin

"Iyaa" zelin tersenyum seraya mengangguk

"emm, aku mutiara kak, salam kenal ya "

"Iyaa, aku zelin" zelin melihat nama di dada sebelah kirinya

"Aku ke kelas ya kak, sekali lagi makasi " ujar tiara dengan membungkukkan badanya

"Iyaa, hati hati "

El yang melihat semua nya pun hanya diam, ia masih tidak percaya dengan apa yang di lakukan zelin

Zelin kembali duduk , ia menghela napasnya

"Ga usah tegang gitu kali " kekeh zelin melihat el

"Zel lo berani banget " geleng el masih tak percaya

"Udah lah lupain gue cuma mau nolong "

"Wihh pahlawan kitaa nih " teriak nava tepat di telinga zelin

"Anjir , budeg ni telinga " zelin menatap nava tajam

"Maap maap, tadi siapa zel " tanya nava seraya duduk di kursi nya dan menyerahkan tiga mangkuk bakso

"Nama nya mutiara, adkel yang jadi korban nya Dean " mata zelin tetap fokus pada bukunya

"Lo ada urusan apa sampe ikut ikutan segala " tanya el yang di mulut nya di penuh i bakso

" ga tau, tiba tiba gue lari gitu aja " jawab zelin jujur

"Yaudah deh zel , lo makan nih " nava menyodorkan satu mangkok bakso

"Gue ga pesen " zelin menatap kedua sahabat nya , yang di tatap pun hanya menunjukkan pupy eyes nya

Zelin menghela napas

"Iya gue makann " ujarnya pasrah yang mendapat tawa dari keduanya

                              •••

~rooftop~

"Gue ga mau tau, cari tau tentang dia"  Dean menghisap rokok nya

"Sudahlah ko lupakan saja dia " timpal Devaryo raja redana salah satu anggota Dangerous , maklum lah logat papua nya tidak bisa sepenuhnya hilang meskipun sudah lima tahun dia di jakarta

"Seumur umur baru kali ini ada yang berani sama gue " Dean menghembuskan asap rokoknya perlahan

"Mungkin dia ga tau lo "

"Ya ga? " Namanya aezar nathan ,yang sekarang ikut nimbrung meskipun matanya tetap fokus pada handphone nya

"Mungkin juga sih " timpal austen jefran wistara, salah satu sahabat Dean

"Gue ga mau bantu lo " suara yang serak basah itu kini angkat suara , ia atticus zergan wistara kakak dari jefran,sangat hemat bicara kecuali hal yang penting

"Lo kok gituuu sih " ujar Dean memelas , ya.., Dean bagaikan bocah ketika zergan sudah angkat suara , ia akan menurut dengan semua yang di katakan zergan

"Tuh bapak lo udah bicara, jadi ga usah " timpal nathan menatap Dean seraya terkekeh ,yang langsung di tatap tajam oleh zergan

"Yaudah deh, gue juga udah males " jawab Dean pasrah , kembali menghisap rokoknya

                             •••

"Kringgg " istrahat kini telah berakhir, semua murid kembali ke kelas mereka masing masing begitu juga dengan zelin, nava dan el

Mereka bersama melangkah menuju kelas mereka,ketika mereka sampai di depan kelas, telinga mereka langsung di sambut dengan teriakan yang tidak jelas dari dalam kelas

"Berisik bangett ye" ujar nava secara tak sengaja mewakili perasaan zelin

"Biasanya juga gini " bales el seraya duduk di kursi masing masing

Guru fisika yang identik dengan kaca mata bulat dan bibir yang merah pun masuk

"Siang anak anak " suara itu membuat semua murid diam dan duduk di tempat mereka

"Saya ada rapat, kalian jangan berisik" ujar nya kemudian

"Dhoni "

"Ya bu " merasa terpangilpun menoleh

"Kamu jaga kelas ini " ujar nya kemudian pergi meninggalkan kelas

- yokkk lanjutttt





pelangi dan hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang