bab 3

54 9 1
                                    

Hening beberapa saat, hingga 1 detik, 2 detik, dan....

"Yeyyyyy"

Teriak semua murid kecuali zelin

"Konser dadakan coy " ujar andra salah satu anggota kelas

"Gas pokoknya mah " timpal dimas

"Gue mau buat tik tok ajalah " jawab siti

"Yok sit yok " timpal dinda satu geng nya

Akhirnya mereka sibuk dengan kegiatan mereka , ada yang ambil tikar di mushola, ada yang jajan ke kantin ada juga yang minjem kompor untuk masak seblak

Dan ada nana yang sedang buat vlog
"Hai gaesss , gw lagi jamkos nih " ujarnya membenarkan kacamata

"Eh anjir kecolok " yha, ujung kacamata nya masuk dalam mata nya

"Mampus lo na " ejek teman nya seraya tertawa

" diem deh lo " nana menatap tajam temannya seraya mengusap matanya yang merah

Di sisi lain, dimas menata meja seperti pangung, dia berdiri di atasnya seraya membawa kemoceng selayaknya mic , yang kemudian di susul andra dan membawa sapu bagaikan gitar

Angga pun ikut naik bagaikan biduan

"Ekhm ekhm " teriak nya

"Denger ya, gue mo nyanyi ntr lo semua ikut okeee " teriaknya seperti idol konser

Anak anak pun akhirnya kumpul di depan meja tempat mereka konser

"Ekhm" angga memberi jeda sebelum ia mulai menyanyi

"AKUUU TITIPKAN...... " angga mengarahkan kemoceng nya pada pada teman teman nya yang ada di bawah

"DIAAAAA " balas mereka serempak

"LANJUTKAN PERJUANGAN KUUU"

"UNTUK NYAA " Bales mereka lagi

"BAHAGIAKAN DIAA" nanti angga menghayati

"KAU SAYANGI DIAA " jawab semua serempak

Zelin geleng geleng melihat tingkah teman temannya

"seru kek nya " ujar el beranjak bergabung dengan mereka

" njir ga ada yang aesthetic , ga kaya kelas sebelah " nava menghela napas nya melihat teman teman nya

Dhoni yang di beri tangung jawab pun ikut menyanyi, karena ia tau ia hanya akan kelelahan menyuruh teman teman nya diam, karena mereka akan menurut pada guru mereka

Lain dengan zelin yang badmood karena tidak bisa belajar kimia, karena pelajaran ini lah yang paling ia  sukai

Zelin beranjak dari duduk nya dan langsung mendapat pertanyaan dari nava yang ada di samping nya

"Mau kemana zel? " tanya nava, mata hitamnya mengajak ia meninggalkan handphone kesayangan di tangan nya dan berganti menatap zelin

"Toilet, bentarr " jawab zelin seraya beranjak

Zelin berjalan menuju tolilet, ia melihat sebuah batu kecil, karena bosan ia pun menang batu itu, dan

"Prakk" batu itu mengenai seseorang

*mampus* batinnya

"Siapa iniii? " teriak guru bahasa

Murid yang tengah olahraga pun menunjuk zelin , yang di tunjuk pun hanya bisa cengengesan

"Sini kamuuu zelin " ujar guru itu garang

"Maap pak su " ujar zelin seraya tersenyum

"Heh zelin kok kamu panggil guru seperti itu" 

*mampus keceplosan* batinnya lagi

"Hehe, kan nama bapak supriono saya panggil nya  dua huruf dari depan jadi nya " su " , gitu pak" jelas Zelin

Pak supriono pun manggut manggut

"Iya juga yaa"

"Kringgg" bel pulang berbunyi

"Yauda pak saya pergi dulu , takut di cari bu dwi yang galak " zelin berbalik meninggalkan pak supriono

"Semoga rambut bapak lekas gondrong ya pak " teriak zelin dari kejauhan

"Iya iya " jawab pak supriono

"Loh, zelinnnn, kenapa ga tiga huruf dari depann, rambut bapak juga udah gondrong ini " teriak nya setelah zelin tak terlihat lagi

Kelas nya kini sudah sepi ,hanya tersisa el dan nava,zelin segera memasukkan buku nya untuk pulang

"Tau ga gue keceplosan bilang pak su di depan pak supriono " ujarnya seraya mengemasi buku

"Hah, mampus lo zel " timpal nava

"Terus lo gimana? " tanya el penasaran

"Gue langsung larii" jawab zelin seraya terkekeh

" parah sii " ujar nava lagi

" pulang bareng gue yok zel" ajak el

"Gue aja zel " ajak nava

"Gueee ajaaa" el menatap nava tajam

"Gue pokoknya " nava membalas tatapan el tidak kalah tajam

Zelin menghela napas, kemudian pergi meninggalkan keduanya yang masih berdebat, merasa ada yang hilang nava pun menoleh ke tempat zelin semula

"Lah, tunggu zel " nava segera mengendong tas nya dan mengejar zelin

" ehhh tunggu " el segera memasukkan bukunya kemudian mengejar zelin dan nava

"Brukk"

"Eh sory" ujar zelin tanpa menatap lawan bicara nya

~lanjuttt yok

pelangi dan hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang