Drama Richard

261 27 0
                                    

Brak

Edgar meraih pedang yang ia sembunyikan di bawah ranjang begitu mendengar suara pintu didobrak.

Sejak pagi ia memang merasa ada yang mengikuti mereka, jika bukan dari pihak Ratu berarti Richard.

"Keluar kau Ed, sebelum kesabaranku benar benar habis". Teriak Richard.

Kini rumah yang Edgar dan Bianca tinggali selama dua minggu itu telah dikepung dengan beberapa ksatria berpakaian hitam.

Richard sudah berada didepan kamar Edgar dibelakangnya sang Jendral mengikuti.

Kriet....

Pintu ia buka.

Prank...

Edgar menangkis pedang yang diarahkan padanya.

"Berani kau mengarahkan pedangmu padaku?".

"Kau menyerangku lebih dulu ". Jawab Edgar dingin.

"Berani beraninya kau membawa Bianca pergi dariku".

"Dia bukan milikmu, dia bebas pergi kemanapun yang ia mau kau tidak bisa melarangnya".

"Tutup mulutmu!".

Prank... Prank... Srak...

Suara benturan kedua pedang masih bersahutan.

Kedua pria itu tidak mau mengalah.

Ruangan yang sempit membuat mereka sulit bergerak.

Pedang Richard mengenai lengan Edgar, darah segar mengalir sepanjang lengannya.

Itu tidak cukup untuk menundukannya.

Slash.

Edgar membalas, pipi Richard tergores lalu dengan sekali hempasan pedang Richard terlempar jatuh.

Pedang mengarah pada leher calon raja itu.

"Terakhir kalinya kubilang lepaskan Bianca".

"Kau pikir kau siapa berani memerintahku?".

"Aku memiliki semua bukti kejahatan Ibu Ratu dan para pengikutnya, bukankah kau juga sudah melihat Barones Anita juga kembali,ia bersedia menjadi saksi atas kejahatan Ratu, jadi ayo kita bertukar, kuberikan semua bukti itu dan kau lepaskan obsesimu pada Bianca".

Edgar mencoba bertransaksi dengan kakaknya, sayangnya ia tak menyadari keberadaan orang lain dibelakangnya yabg sejak tadi bersembunyi.

Blesss...

Pedang menembus dada Edgar.

Darah mengalir dari mulutnya.

Pria itu ambruk...

Jatuh dibawah kaki Richard.

"Aku sudah memperingatkanmu adikku tersayang".

"Kau...sialan ". Umpat Edgar sebelum menutup matanya.

Richard berjalan keluar menuju kereta kuda tak menghiraukan makian adiknya.

Meninggalkan pria yang tertelungkup bersimbah darah.

"Urus dia, geledah semua isi rumah temukan berkas yang dimaksud".

Begitu memerintahkan Jendral Robert, Richard melanjutkan perjalanan menuju kediaman Barones untuk menjemput pujaan hatinya.

Barones Anita dan Bianca sedang asik mengobrol ketika sebuah kereta kuda berhenti tepat didepan rumah.

Terlihat seseorang yang mereka kenal turun dengan keadaan berantakan.

Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang