IT||03

702 71 37
                                    

Assalamualaikum... Haii aku kembali.. lagi.. Nih semoga suka ya sama cerita nya. Oh iya jangan lupa kasih jejak ya.. Dengan cara pencet ⭐. Yang sudah makasih.. Sampai jumpa di part selnjutnya.😄🌹🌹

.

.

Happy Reading semuaa..


"Bolehkah aku lebih dari mengagumimu. Aku ingin menjadi kanmu satu untukku selamanya. Tapi apalah daya ku engkau bukan takdir ku."

Kafka Al-Fatih

Setelah beberapa menit Keisya pun mulai terlelap. Ia dengan mudah nya berselancar di alam mimpi.

Tepat di kursi belakang sebelah kiri Keisya ada seorang pria dengan tubuh tegap, hidung mancung dan mata yang sangat meneduhkan jika orang menatap nya. Mata itu tengah asyik melihat pemandangan di luar jendela. Saking asyik nya mata itu pun menangkap sosok perempuan yang sedang terlelap.

"Subhanallah.. Sungguh cantik rupa wanita itu. Tapi kok kaya ngga asing ya? Siapa dia? Apa aku pernah ketemu? Tapi dimana?" Gumam pria itu bertanya-tanya.

"Ya Allah andai pernikahan hamba belum di tetapkan ingin rasannya hamba membimbing nya ke jannah-Mu." Cicitnya dalam hati.

"Astagfirullahhalazim jaga mata mu wahai anak muda. Pandangan pertama memang rezeki mu tapi yang kedua dan seterusnya adalah dosa ingat itu." Kata pria paruh baya yang sedang duduk di kursi sebelah kanan tepat di belakang Keisya.

"Astagfirullahhalazim, terimakasih pak sudah menyadarkan saya." Kata nya sambil tersenyum.

"Iya nak sama-sama. Ingat jaga matamu." Kata pria itu sambil terkekeh.

Dia adalah Muhammad Kafka Al-Fatih. Anak pertama dari tiga bersaudara. Ayah nya bernama Yahya Al-Faqih dan ibunya bernama Siti Khadijah.

Kafka mempunyai adik kembar tak identik yang bernama Ilyyana Khofifah dan yang satu lagi bernama Ilyasa Abdullah. Kafka seorang sarjana ke pendidikan agama di Universitas Al-Azhar Kairo. Ia menyandang gelar Ustadz. Dan sering mengisi kajian baik di kampus maupun di luar.

Bukan hanya itu Kafka juga menjadi dosen di salah satu kampus di tempat tinggalnya. Kafka berusia 24 tahun, umur yang sangat matang untuk menikah. Maka dari itu abi serta Ummi nya sudah menjodohkan nya dengan anak sahabat abinya.

Tepat nya dua hari lagi iya akan menikah. Tanpa pikir panjang Kafka langsung menerimanya. Baginya pilihan Ummi dan Abinya adalah yang terbaik untuknya. Walaupun iya hanya melihat calon istrinya lewat photo dan video call. Ia hanya tahu gadis yang menjadi calon istrinya itu seorang dokter kandungan di sebuah rumah sakit ibu kota. Yang ia tahu istri nya berusia 23 tahun.

Kafka dari dulu sangat memimpikan mempunyai seorang istri yang berprofesi sebagai dokter kandungan. Baginya dokter adalah orang yang sangat mulia. Kepulangan Kafka kali ini bukan hanya untuk melepas rindu dengan keluarga namun untuk pernikahan nya. Dan setelah menikah ia akan mengurus pesantren milik abinya. Pesantren itu sangat terkenal di seluruh penjuru kota. Peserta didiknya pun terbilang sangat banyak. Begitu pun pengajarnya.

Kiai Yahya dan Ustadzah Khadijah. Sangat keras dalam mendidik anak-anaknya. Makanya tidak heran tercetak anak-anak yang sholeh dan sholeha. Adik-adik Kafka sedang dalam tahap belajar. Ilyyana adik perempuan nya sedang menempuh pendidikan S2 nya di Mesir sedangkan adik bungsu nya sedang menempuh pendidikan di Hadramaut.

Ikatan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang