Winar sedang duduk sambil makan susu enegren biar semangat 45. Tadinya Winar mau baring aja di kasur sepanjang hari, tapi niatnya urung soalnya agak ngebosenin gitu. Siapa tau hari ini bisa gelut lagi ya kan.
Barang yang mau dikasih ke Pawin tak lupa ia simpan, terus dibawa hati hati dalam tas nya.
"Kok aneh ya, si Brian tau dari mana rumah gue disini?" Winar menatap rumahnya lalu berjalan menuju halte sambil keheranan.
"Perasaan yang tau rumah gue cuman Miko, Biang, pak Edison itu pun beliau masih gak tau kan kalau gue anak Bapak? Terus si Pawin sih." Winar lagi ngitung jari, nganggap jarinya itu orang orang yang dia sebut tadi.
"Apa jangan jangan si Pawin mulut nya ember ya! Duh gawat dong anying!" Winar ngumpat ngumpat pas naik ke angkot nya. Beda banget sama anak didepannya yang baca doa naik kendaraan.
Pokoknya pas sampai di sekolah Winar langsung ngacir ke kelas 11 IPA 1, gak mangkir kemana mana lagi.
"Weh raja onar mau ngapain ke kelas kami yang damai ini?" Seseorang menyahut, ternyata Arjuna.
Winar kan gak kenal siapa siapa di kelas ini, jadi dia ngajak ngobrol Arjuna saja.
"Lo anak kelas sini, sis?"
"Iya, btw apaan sis?" Arjuna bertanya heran.
"Sis kan buat osis." Jawab Winar sekenanya.
"Oh, nama gue Arjuna omong omong."
Dipertegas dan dibenarkan oleh Arjuna soal sebutan namanya."Iya itu dah, btw ada si Pawin gak?"
Winar nanya sambil mengeluarkan tas kecil berisi mainan yang belum sempat dikasih kemarin."Pawin?"
"Huum, itu loh anak tinggi yang pake motor ninja sama helm power ranger."
"Loh... disini gak ada anak yang namanya Pawin. Terus ciri ciri yang lo sebutin tadi kayak nya si Br--" belum saja sempat kalimatnya selesai, Arjuna ditubruk seseorang dari belakang sampai terjungkal alay.
"Apa nih ngehalangin jalan aja. Bisa pergi ke kelas lo gak? Ini udah hampir masuk."
Itu Brian, berkata tajam dan dingin seperti biasanya. Membuat Winar berdecih dan otomatis langsung mau pergi.
"Najis ih ada lo mah." Begitu ucapnya sambil melengos ke kelas.
"Lo kenapa sih, kalau ada anak itu suka beda aja hawa nya tuh." Arjuna menepuk nepuk pantatnya yang kotor karena tadi terjatuh akibat ditubruk Brian.
"Kira kira anak itu suka sama gue gak ya?"
"Dih sarap lo, diliat disisi manapun anak itu malah benci sama lo. Aneh aneh aja jadi orang. Makannya jadi ketos jangan sok keras." Arjuna berkata sambil tertawa, dia duduk ke bangku nya lalu mulai menyiapkan buku pelajaran. Membiarkan Brian yang sedang mematung ngeliatin si Winar.
"Miko!" Winar memanggil manggil Miko sedari tadi. Udah dilemparin kertas, dilempar duit gopean, dilempar penghapus tetep aja gak nyaut.
"Mickolas Eka Putra Ratna Ningsih bin Gordin!" Ucap Winar sambil menyebut nama lengkap Miko sekaligus nama kedua orang tua anak itu.
Barulah Miko menyahut dan natap nyalang, kesel karena dia lagi ngebut nulis pr yang kelupaan, mana waktu masuk tinggal bentar lagi. Miko gak mau di hukum!
"Apaan dasar setan!"
"Anjayy ngegas, di-sprite in aja boss." Ucap Winar sambil ketawa ketiwi.
"Apa sih!" Miko jadi semakin sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Kira Kita Searah
Ngẫu nhiên(TAMAT) "Tanda tandanya kita sama deh." "Sama apaan?" "Ya sama sama belok, kira kira kalau gue nembak lo diterima gak?" "ndasmu!" Winar benar benar bingung dengan perangai si Brian. Dia bisa bikin suasana hatinya naik turun kayak roller coaster...