Ibukota penuh dengan jebakan. Ribuan manusia dengan latar belakang berbeda berkerumun di dalamnya bagai semut yang memperebutkan sebutir gula, tega menginjak dan menindih baik lawan maupun kawan. Jangan pernah percaya siapapun, terlebih lagi keluarga kerajaan yang bermulut manis. Mereka tak lebih dari sekelompok hyena pengecut yang hanya berani memasang perangkap pada singa yang sekarat.
Eveland adalah sebuah kerajaan kecil di selatan Swedia. Ibukotanya, Scania, berbatasan langsung dengan selat Øresund yang menghubungkan Laut Utara dan Laut Baltik, Eropa. Sebelum Perang Dunia II, pelabuhannya menjadi tempat singgah kapal-kapal pembawa rempah dari berbagai belahan dunia. Mulai dari pedagang, budak, hingga perompak, semua pernah bermukim di sana.
Jika dunia mengakui Kerajaan Eveland dipimpin oleh seorang raja, kelima samudra jelas tahu bahwa penguasa sesungguhnya adalah keluarga bermarga Wang. Bermarkas di pelabuhan kuno bernama Trelleborg tersebut, Keluarga Wang menggaungkan kekuasaan mereka dalam gelap.
Pemimpin Keluarga Wang saat ini adalah Wang Yibo. Di usianya yang belum menginjak 25 tahun, ia berhasil mengalahkan mata-mata CIA milik Amerika Serikat yang hendak memporak-porandakan perdagangan gelap sindikat mafia Eropa.
Mulai dari budak hingga Ratu Britania Raya menganggapnya sebagai raja yang sesungguhnya. Segala ucapannya adalah titah dan semua orang akan tunduk padanya, kecuali ...
... tentu saja Keluarga Kerajaan Eveland itu sendiri.
Akan sangat memalukan jika mereka tunduk pada bajingan. Meski mereka tahu akan kalah jika melawan Wang Yibo, tetap saja ingin mencoba. Mereka rela menjadi hyena pengecut dan tak peduli apakah mereka menang dengan martabat atau tidak.
Perangkap singa mereka sebar di mana-mana untuk menjebak Wang Yibo. Mulai dari mengirim gadis cantik si mata-mata, menyamar sebagai rekan bisnis, hingga menyuap sahabat Yibo dengan separuh harta kerajaan agar mau membocorkan rahasia.
Benar-benar trik yang basi. Yibo dengan mudah menyelesaikannya hanya dengan satu jentikan jari.
Bicara soal Yibo, saat ini ia sedang menikmati segelas anggur Domaine de la Romanée-Conti di singgasananya. Punggungnya bersandar di kursi berlapis emas yang diukir menyerupai kepala singa. Satu kakinya bertumpu pada kaki lain, selagi bibir kemerahan yang baru saja mengecap anggur miliknya membentu seringai liar.
"Coba ulangi sekali lagi," ujarnya lembut, namun mampu membuat musuhnya bergidik. Meski tubuhnya ramping, topi laken fedora hitam dan jas senada yang tersampir di pundaknya cukup mengintimidasi.
Yang bersujud di bawah kakinya hari ini adalah Duke of Scania yang merupakan seorang bangsawan. Pria itu merendahkan tubuhnya, hidung mancungnya menyentuh lantai, dan Yibo sangat menikmati momen tersebut.
Yibo mengulangi, "Marius, Duke of Scania, apa aku kurang jelas dalam memberi perintah?"
Marius menggigit bibirnya, enggan mengatakan hal memalukan yang sama untuk kedua kalinya. Namun mengetahui Yibo tidak akan melepaskannya sampai mendapatkan apa yang diinginkan, ia akhirnya menyerah. Kali ini, suaranya lebih lantang dari sebelumnya. "Yang Mulia Wang Yibo, hamba yang rendah ini mengakui salah. A-aku bersumpah, Selama kau mau membantu, aku akan mengikuti semua perintahmu pada rencana selanjutnya."
Seringai Yibo semakin lebar terbuka. Sungguh menyenangkan ada bangsawan yang mengakuinya sebagai raja. Setelah puas memandang rendah Duke of Scania itu, Yibo memberikan gelas anggurnya pada pengawal setia yang berdiri di sampingnya. Ia kemudian beranjak dari kursi singgasana.
Ketukan pantofel menggema di sepanjang lorong gelap ruang bawah tanah. Cahaya yang ada hanya menyorot dari satu celah bekas cerobong asap yang menerangi kursi singgasana di ujung lorong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perangkap Singa - ZSWW
FanfictionDia yang memimpin dalam cahaya tidak layak bersanding dengan penguasa kegelapan. Mulut para bangsawan itu penuh omong kosong, seolah menjadi manusia yang paling suci di dunia. Bagaimana bisa orang seperti mereka berpikir untuk menggenggam tangan maf...