Sebuah bangunan dengan banyak ruangan berisi meja dan bangku yang bersusun, bukan pemandangan baru kan?
Setiap detik di sana dipenuhi gelak tawa remaja yang katanya sedang menempuh pendidikan, mendapatkan ilmu dari seseorang yang selalu dan sepatutnya dihormati, seorang guru.
Sekolah, bagaimana kita tahu bahwa di sana bukan hanya tempat untuk menimba ilmu? Setiap pribadi memiliki kisah yang berbeda.
Mereka yang selalu bersemangat dan memiliki motivasi akan menjadikan sekolah sebagai tujuan utama dalam menghadapi kehidupan. Disisi lain, mereka yang tersiksa karena peraturan yang ditetapkan menjadi hak paten yang tidak bisa dibantah karena di sekolah guru menjadi berkuasa, menjadikan mereka terkekang dan menganggap sekolah adalah tempat yang membosankan.
Terbitnya matahari menandakan dimulainya kegiatan hari ini.
Kubu kubu manusia sudah mulai terlihat perbedaan sosialnya. Dari cara berpakaian, tingkah laku, bahkan raut wajahpun bisa dinilai oleh orang lain, manusia hidup dengan sifat dasar yang menghakimi.
Sekelompok laki laki berjalan di koridor suatu sekolah di tengah kota. Berbelok masuk ke dalam kelas, mendekati seorang berkaca mata yang sedang duduk manis mengerjakan soal bahasa inggris yang terlihat tenang.
"Oi! Sesuai janji!" gertak salah satu dari segerombolan orang itu
"Satu, dua.... tiigaaaaa"
"HAHAHA, BATU KALAH! GIWANG LU YANG PERGI"
Giwang lalu berjalan keluar kelas, "Wang, gue yang rasa stroberi ya. Biasa" kata Theo, teman sebangkunya
Sepanjang jalan, Giwang disapa banyak orang. Pergi meninggalkan kelas adalah hal yang paling dia benci, kecuali saat mata pelajaran di lab komputer.
"Halo" sapa seorang gadis yang membuntuti kemana Giwang berjalan
"Oi" jawabnya pelan
"Ehehe seperti biasa, irit banget kalo ngomong. Kalah suit lagi ya? Giwang banget"
Ya sebenernya gue juga pengen banyak ngomong sih, tapi males lah by the way rambutnya jadi agak pendek. Apa Gemi potong rambut ya?
Giwang hanya menyimak, tidak menjawab namun mengangguk saja. Memang dia terkenal sebagai si Antartika, indah namun dingin. Tidak banyak tingkah dan tidak banyak bicara, kalau di depan banyak orang.
"Gemi, Igemi sini!" panggil seseorang dari segerombolan gadis di ujung kantin
"Giwang, gue ke sana dulu ya" Igemi lalu bergegas menemui teman temannya
Satu baris roti berselai memenuhi rak depan kantin sekolah, lima kotak dengan lima rasa yang berbeda. Roti selai cokelat, stroberi, krim vanila, keju, dan kacang hijau. Giwang mengambil masing masing rasa dua buah, tentu saja konsekuensi karena kalah suit hari ini membuatnya harus mentraktir teman temannya.
Biasanya akan bergilir, tergantung taruhan hari itu tentang apa. Terkadang ada juga yang harus menyatakan perasaan pada gebetan, ehem!
"Gemi, lo deket juga ya sama ketua kelas"
Iya, Giwang adalah ketua kelas
"Haha ngomong apa sih!? Gue suka aja lihat Giwang ngomong. Kelihatan lucu gitu, malu malu" jawab Igemi sambil mencuri pandang melihat bayangan Giwang menghilang dari kantin
Giwang meletakkan satu kantong plastik hitam berisi roti roti yang tadi dia beli, duduk di bawah pohon besar belakang sekolah. Tempatnya lumayan besar dan cukup untuk menampung tingkah laku tidak senonoh Giwang dan teman temannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Brothers : Escape Room
FanfictionDua anak laki laki dengan kepribadian bertentangan disatukan dalam sebuah ikatan keluarga dan berteman dengan tiga remaja lainnya. Hidup tanpa masalah tidak akan menarik bukan? Masalah teman, asmara, orang tua, dan hubungan saudara menjadi konflik u...