“Yang-Ge.” Wonwoo langsung berlari menghampiri Yang Yang begitu suami dari laki-laki itu membukakan pintu. Memeluk kakak iparnya, yang juga langsung balas memeluk. “Gege baik-baik saja, kan?”
“Aku baik-baik saja, Wonwoo-ya.” Pelukan mereka terlepas dan Yang Yang tersenyum memandang adik iparnya. Memberikan usapan hangat pada kepalanya. “Jangan terlalu khawatir.”
“Bagaimana keadaanmu, Ge? Keponakan kami juga apa kabar?” Joshua yang muncul bersama Seungcheol, Mingyu dan Minghao langsung melempar tanya.
“Maaf, kami baru bisa mengunjungimu,” ucap Minghao.
“Aku baik-baik saja, Shua, keponakan kalian juga sehat.” Pandangan Yang Yang berpindah pada Minghao yang berdiri bersisian dengan Mingyu. “Tidak apa-apa, Hao-ya, aku tahu kalian sibuk.”
Mingyu meletakkan dua buah paper bag ke atas meja. “Gege sudah makan? Aku membuatkan makanan china dan kue stroberi untukmu.”
“Kenapa repot-repot, Mingyu-ya, but, terima kasih,” ucap Yang Yang. Ia baru saja akan meraih paper bag itu, tetapi Seungcheol sudah mengambilnya duluan.
“Biar aku siapkan,” kata Seungcheol sebelum melangkah pergi ke dapur.
Handphone yang berdering di saku, menarik perhatian Seungcheol sesampainya di dapur. Niat awalnya adalah membiarkannya, namun nama Nyonya Lian membuat ia spontan menjawab. “Halo, Nyonya Lian.”
“Halo, Seungcheol-a, maaf, tadi aku tidak tahu kalau kamu menghubungi. Ada apa? Yang Yang baik-baik saja, kan? Akhir-akhir ini aku tidak bisa menghubunginya.”
“Iya, Nyonya Lian, tidak apa-apa. Kalau soal Yang Yang ... aku menghubungi Nyonya untuk minta tolong sesuatu.”
“Iya, kenapa? Apa terjadi sesuatu?”
“Handphone Yang Yang, aku tidak tahu di mana. Dia juga akhir-akhir ini tidak pernah terlihat memegangnya. Mungkin ... mungkin ‘fansku’ sudah kelewatan.” Seungcheol terdiam selama beberapa saat. Matanya memandang paper bag dengan logo toko yang sempat mereka kunjungi. “Ah, namun, di luar itu, aku ingin minta tolong. Bisakah Nyonya Lian ke rumah orang tua Yang Yang? Dia merindukan ibunya. Bisakah Nyonya membuat Ibu Mertuaku mau berbicara dengan istriku lagi? Yang Yang ... dia ... butuh dukungan dari ibunya.”
“Ah, Yang Yang malang sekali. Benar, sudah hampir dua tahun Yang Yang lost communication dengan keluarganya. Aku akan berusaha merayu Nyonya Zhang Jiling, tapi aku tidak yakin dengan Tuan Yang Jian.”
Seungcheol menghela napas. Ia tahu tentang ayah mertuanya yang cukup—sangat—strict. “Tidak apa-apa, cukup ibunya saja.”
“Baiklah.”
Sambungan terputus dan Seungcheol terkejut sudah ada Mingyu berdiri di hadapannya. Bertanya, “Apa itu?” dengan pandangan menyelidik.
“Mingyu, kamu mengejutkanku!” protes Seungcheol. Ia mengusap dadanya dan mulai mengambil piring dan mangkok.
“Hyung, kamu tidak selingkuh, kan?” tanya Mingyu pelan.
“Ya! Jangan berbicara yang aneh! Kalau Yang Yang dengar dan salah paham, aku bisa-bisa tidak bertemu dengan anakku lagi!” tegur Seungcheol, nyaris melempar adik jangkungnya dengan piring. “Itu tadi Nyonya Lian, aku memintanya untuk merayu ibu Yang Yang, agar mau mengobrol dengan anaknya.”
“Ah, iya, Hyung pernah bercerita kalau Yang Yang dibuang oleh keluarganya karena hamil anak Hyung,” lirih Mingyu.
“Sudah, sudah, lebih baik kamu membantuku membawa ini ke depan.”
***
Sudah lama. Terakhir kali Nyonya Lian mengunjungi kediaman orangtua aktornya adalah ketika perayaan natal tiga tahun lalu. Itu adalah rumah sederhana dengan halaman asri yang dipenuhi dengan tanaman. Background Yang Yang memang bukan berasal dari orang kaya raya seperti rumor yang beredar. Laki-laki itu hanya anak dari keluarga biasa dan berubah menjadi bintang bersinar saat dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love || Seungcheol x Yang Yang
Fiksi PenggemarMalam penghargaan itu mengajarkan pada mereka, betapa pentingnya menghargai perasaan orang lain.