37. Tak Lagi Bertahan

6.6K 269 82
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

I'm comeback readers ❤️❤️

Udah lama deh kayaknya aku nggak up.

Sorry karena lagi mode mager banget.

Apalagi musim liburan pengennya nggak mikir apapun jadi males ngetik dan males up juga.

Udah gitu aja ucapan awalnya yah.

Langsung baca aja.

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Enjoy your reading all ❤️❤️❤️

Dan semoga sesuai dengan apa yang kalian mau.



🌹🌹🌹🌹

"Bi,aku mimpi lagi."cerita Syara di dalam pelukan hangat Wahyu.

"Jadikan itu  sebagai pengingat Syar. Sebagai bentuk agar kamu bertahan melawan penyakit itu. Mereka mau kamu kembali normal. Kamu sembuh."jawab Wahyu sambil mengelus rambut Syara yang sudah banyak yang rontok karena kemo dan terapi lainnya.

"Tapi kali ini Opa menggandeng tangan Aku bi,dia minta aku pergi dengannya."

Wahyu terdiam. Ia teringat akan kepergian sang Abah dulu. Sebelum beliau wafat, sempat bercerita jika banyak leluhurnya yang berdatangan ingin menjemputnya.

Ia menggeleng. Tidak mungkin itu terjadi pada Syara juga kan. Mungkin hanya halusinasi Syara efek pengobatan.

"Bi,kalau aku pergi aku mau dimakamkan di tanah makan keluarga abi boleh?"tanya Syara.

"Syar."tegur Wahyu. Laki-laki itu menatap manik Syara yang terlihat akan sirat kelelahan dan keputusasaan.

"Boleh ya bi,aku mohon."

"Tentu. Kamu bagian dari keluarga ku kamu istriku,orang lain yang bahkan tidak kami kenal saja bisa di makamkan disana. Apalagi kamu,aku dan keturunaku."jawab Wahyu.

"Terima kasih bi."

"Oh iya bi,ada satu hal yang harus kamu tahu."ucap Syara mendongak menatap Wahyu yang juga menatapnya.

Angin malam itu berhembus kencang membuat tubuh ringkih Syara menggigil. Dan Wahyu berinisiatif untuk meredakan dinginnya dengan saling memeluk. Mereka sama-sama menatap jendela yang memperlihatkan hamparan langit mendung yang gelap.

"Apa?"tanya Wahyu menunduk menatap Syara.

"Aira pergi Ke Singapura. Dia sedang berusaha mengobati Nufa."lirih Syara kembali menunduk.

Wahyu terbelalak.

"Singapura, kenapa anakku harus berobat Syar?"tanya Wahyu tanpa sadar menegakkan tubuhnya. Kaget tentu, khawatir pastinya. Bagaimana pun Nufa adalah anak yang selama ini ia nantikan kehadirannya. Lalu bagaimana bisaa anaknya berobat. Jika setahu dia Nufa baik-baik saja.

Istri Kedua Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang