IT|| 16

424 23 21
                                    

"Cinta dalam syariat selamanya akan kuat tak ada dusta. Cinta dalam maksiat, selamanya akan sesat dan akan berujung dosa. Namun perasaan itu adalah anugerah terindah. Yaitu cinta karena Allah."

_Habib Zain Assegaf_

💕💕💕

"Bener kata abang, ya Allah semoga keputusan ku kali ini benar. Bismillah." kata Keisya dengan mantap sambil berjalan masuk kembali ke dalam dan langsung menuju ruang tamu.

Saat Keisya tiba di ruang tamu ia melihat semua orang yang ada di sana memandangnya dengan penuh senyuman. Tapi, ia tidak sama sekali bahagia saat melihat itu. Ada perasaan yang mengganjal di hatinya. Entah itu apa dia pun tidak tau.

Fatimah langsung menyambut putrinya dan membawanya duduk di tengah-tengah dia dan suaminya.

"Bagaimana Nindi, apakah sudah ada keputusan?" Tanya Khairul memecah keheningan yang mendera. Dan semua orang yang berada memusatkan pandangannya kearah Keisya.

"Em begini ayah Nindii.." kata Keisya dengan gugup. Situasi yang dia rasakan saat ini seperti pencuri yang sedang ketauan oleh pemilik rumah.

"Iya katakan sayang. Kami akan terima apapun keputusan kamu." kata Fatimah sambil mengelus lengan Keisya.

"Sebelumnya Nindi minta maaf sama ayah, bunda dan juga semua orang yang ada disini. Jujur ini semua tidak pernah Nindi pikirkan. Tapi sebelum Nindi menjawab pinangan mas Kafka. Nindi mau nanya sama Ayah, Bunda dan Bang Zaidan Boleh?"

"Boleh apa sayang yang ingin kamu tanyakan. Silahkan apapun itu insya Allah kami bisa menjawabnya." Kata Khairul sambil menatap kearah Keisya. Sedangkan Zaidan kini dirinya didera rasa cemas, telapak tangannya basah karena keringat.

"Pertama Nindi mau nanya sama Ayah. Bagaimana perasaan Ayah saat tau Mas Kafka membatalkan perikahannya dengan Kak Keira? Dan Bagaimana perasaan Ayah ketika seseorang yang membatalkan pernikahan putri Ayah, kembali melamar putri ayah yang lain?"

"Sebentar sayang satu-satu ya. Jika situasi nya kakakmu Keira tidak membatalkan pernikahn ini. Ayah marah sayang sangat marah karena perasaan anak-anak Ayah di permainkan. Jujur Ayah sangat kaget saat nak Kafka mengutarakan niatnya ingin melamarmu. Tapi setelah melihat situasinya Ayah mengerti. Tapi asalkan kamu tau Ayah dan Bunda akan selalu mendukung keputusanmu. Jangan jawaban Ayah ini menggoyahkan keputusanmu nanti."

"Terima kasih Ayah Nindi sayang Ayah." Kata Keisya memeluk Khairul dengan erat.

"Nindi Bunda ngga di tanya?" Kata Fatimah sambil tersenyum.

"Engga Bunda Nindi yakin keputusan Ayah sama Bunda pasti sama." Kata Keisya sambil tersenyum.

"Kamu udah tau ya jawaban nya." Kata Fatima sambil terkekeh.

"Iya."

"Sekarang, Bang Zaidan Nindi mau nanya. Misalkan Nindi terima lamaran dari Mas Kafka. Apakah Bang Zaidan akan merestui pernikahan Nindi? Dan Apakah Bang Zaidan ikhlas jika Nindi ngelangkahin abang?" Kata Keisya sambil terisak.

"Sebelum abang jawab. Nindi kamu boleh kesini duduk dekat abang?" Kata Zaidan sambil tersenyum. Keisya tanpa pikir panjang ia pun beranjak dari duduknya dan menghampiri Zaidan.

"Sayang dengan siapa pun kamu menikah jika Ayah sama Bunda setuju. Berarti orang itu layak untukmu, abang selalu setuju dengan keputusan Ayah dan Bunda. Dan Abang sangat ikhlas jika kamu ngelangkahin abang. Tapi abang ngga ikhlas jika kamu menerima ini semua dengan keterpaksaan. Abang mohon pikirkan ini semua dengan matang-matang. " Kata Zaidan sambil mendekap tubuh Keisya dengan erat.

Keisya yang dipeluk oleh Zaidan pun mulai melepaskan diri dan tersenyum kearah Zaidan.

"Abang terima kasih ya udah jadi pahlawannya Nindi walaupun selalu isengin Nindi. Nindi selalu sayang kok sama abang." Kata Keisya sambil menghapus air matanya.

"Saya minta maaf mas sudah membuat mas dan keluarga menunggu. Semoga keputusan saya ini tidak membuat saya dan keluarga saya menyesal. Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim saya Keisya Anindita Az – Zahra menerima pinangan dari Mas Kafka." Kata Keisya sambil meneteskan air mata.

"Alhamdulillah." Kata Orang yang berada disana kecuali Zaidan dan Keisya.

Setelah mengucapkan itu semua yang dirasakan Keisya saat ini adalah sakit. Ini memang kesalahan yang ia buat demi kehormatan Ayahnya.

Semua orang bahagia mendengar keputusan dari Keisya tapi tidak dengan Zaidan ia tau adiknya itu menerima dengan keterpaksaan.

"Astaga Di, ada apa dengan pikiranmu." Gumam Zaidan dalam hati.

"Nak Keisya kamu mau minta mahar apa sama Kafka?" Tanya Yahya dengan antusias.

"Apapun yang menurut Mas Kafka yang tidak memberatkan Mas dan tidak merendahkan saya."

"Baik akan saya pikirkan." Kata Kafka sambil tersenyum.

"Alhamdulillah akhirnya kita jadi besanan ya mba" Kata Khadijah sambil tersenyum.

"Iya Alhamdulillahh." Kata Fatimah lagi.

"Oh iya masalah hari pernikahan dan resepsinya kapan ya?" Tanya Khairul sambil merangkul bahu Keisya.

"Iya maunya kapan Keisya? Kafka?" Tanya Yahya lagi.

"Kafka terserah Abi saja."

"Kalo Keisya kamu bagaimana?" Tanya Khadijah yang melihat Keisya hanya diam sambil menundukkan kepalanya.

"Menurut saya kalo bisa setelah saya pulang dari Mesir Tante." Kata Keisya sambil tersenyum.

"Mesir?" Tanya Fatimah dan Khairul berbarengan.

"Iya Ayah, Bunda."

"Maksudnya bagaimana Nindi. Mesir! Kamu baru pulang beberapa hari yang lalu masa kamu kesana lagi." Kata Fatimah dengan nada kaget.

"Begini Bunda, Ayah dan semuanya. Saya ada urusan yang sangat mendesak disana. Dan saya ngga bisa menjelaskan itu semua disini karena itu menyangkut bisnis saya disana. Karena pernikahan Kak Keira di batalkan, rencananya saya akan berangkat besok pagi." Kata Keisya sambil tersenyum.

"Dek Khairul kami sekeluarga setuju apapun yang diinginkan nak Keisya. Kalau pernikahannya setelah nak Keisya pulang dari Mesir bagi saya tidak masalah. Nanti masalah hari pernikahan resepsi dan semuanya bisa kita bahas sepulangnya nak Keisya dari Mesir." Kata Yahya sambil tersenyum.

"Tapi menurut saya lebih cepat lebih baik Mas. Nindi masalah kamu pergi ke Mesir itu bisa setelah kamu menikah. Lagi pula kamu kan ada mahram nya jika kamu berangkat setelah menikah. Dan Ayah tidak akan mengizinkan kamu pergi jika kamu belum menikah."

"Iya Nindi paham Yah, tapi ini sangat mendesak." Sanggah Keisya sambil menatap kearah Khairul.

"Mendesak atau engga Ayah tetap melarang kamu pergi ke sana."

"Tapi.." Kata Keisya terhenti karena dipotong oleh Khairul.

"Ngga ada tapi-tapian Nindi! Keputusan ayah sudah bulat."

"Baik." Jawab Keisya pelan.

Semua orang yang ada disana hanya diam menyaksikan perdebatan anak dan ayah itu.


Bagaimana pendapat kalian tentang Keisya...

Kasian ya Zaidan huhuu..

Gimana part ini..

Spam next ya..

Semoga suka sama part ini maaf pendek banget, jangan lupa vote and komen.

Salam cintaku untuk kaliannn💕😚😚

Sehat selalu ya.. papayy.

TBC...

10 Juni 2022

Ikatan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang