Mula (Present)

43 0 0
                                    

***
Kirana tersentak dalam lamunannya. Jauh sekali ia mengenang masa lalu.

Kirana mengedarkan pandangannya. Suasana sore itu cukup dingin. Diluar sedang hujan lebat. Orang-orang di Cafe itu tampak larut dalam obrolan mereka masing-masing.

Kirana melihat jam di pergelangan tangan kirinya. Waktu menunjukkan pukul 16.05 WITA. Artinya, sudah setengah jam Ia duduk disana sejak adzan Ashar berkumandang.

'Mungkin dia lupa atau sedang ada urusan mendadak kali yah'.
Batin Kirana dalam hati.

Berusaha untuk tetap berpositif thinking. Hal yang selalu Ia lakukan jika telah lama menunggu. Menunggu pria itu.

Kirana memutuskan untuk membuka ponselnya yang tergeletak diatas meja dan mengetik beberapa kalimat di room chat aplikasi WhatsAppnya.

'Kamu masih lama yah ?'
Tulisnya.

Centang dua yang tak kunjung biru.

'Huuuft..'
Kirana menarik napasnya panjang.

***
Dilain tempat seorang pria berkaca mata sedang sibuk di depan komputer dengan tumpukan berkas di atas meja kerjanya.

"Ya Allah Na maafin aku"
Ucapnya pelan. Kalimat yang tak sengaja keluar dari bibirnya.

"Loh kok belum balik Sak..?"
Suara seorang perempuan cantik tersebut tak jua mengalihkan pandangan Sakti dari komputer di hadapannya.

"Iya, nih. Sengaja mau beresin kerjaan dulu. Soalnya besok rencana mau izin dulu sama bos buat gak masuk".
Jawab Sakti tanpa menoleh.

"Oh gitu..kayaknya penting banget nih"
Balas wanita tersebut.

Sakti bergegas dari kursinya. Mengambil handphone dan tas kerjanya tak lupa mematikan komputer di hadapannya.

"Sorry yah Sar..aku lagi buru-buru nih. Gak bisa cerita banyak. Btw aku duluan yah.."
Sakti setengah berlari dari tempat kerjanya dan meninggalkan gadis cantik bernama Sarah itu begitu saja.

Sarah memperhatikan Sakti hingga bahu pemuda itu hilang dari pandangannya. Ia tersenyum getir dan setelahnya segera berlalu dari tempat kerja Sakti.

***
"Aku udah mau pulang. Kamu pulang gih. Pasti kamu capek kan ?"
Ucap Kirana sambil mengambil beberapa barangnya. Memasukkannya ke dalam sling bag bawaannya.

"Na..aku minta maaf. Aku tau, aku salah bahkan udah salah banget udah bikin kamu nunggu berjam-jam disini".
Ucap Sakti sarat penyesalan.

Kirana akhirnya menatap mata Sakti. Menatap dalam-dalam sepasang bola mata pria dihadapannya ini.

"Gak usah minta maaf yah..aku gapapa kok. Lagi pula aku tau kamu lagi sibuk banget di kantor. Kita pulang aja yah"

Kalimat itu keluar dari bibir Kirana dengan sangat lembut. Sakti bahkan tidak tau bagaimana lagi Ia harus bersyukur kepada Tuhan sebab telah dipertemukan dengan gadis ini.

Sakti tersenyum dan menatap mata Kirana.
"Kamu tau kan..aku ini sayang banget sama kamu dan ketemu kamu itu adalah obat capek yang paling ampuh buat aku"
Ucapnya serius tanpa ada unsur gombal sedikitpun.

"Baiklah...aku tidak ingin berdebat sekarang. Aku sudah sangat lapar. Bisa kita langsung memesan makan sekarang ? Sebentar lagi Maghrib"

Sakti tersenyum hangat dan mengangguk semangat. Yah, selain rindu pada Kirana yang tidak bisa Ia tahan, tentu saja Ia juga tidak bisa menahan laparnya dan makan bersama gadis pujaannya ini adalah dua hal yang paling Ia suka selama umurnya ini.

***

Kirana dan Sakti keluar dari sebuah butik pakaian. Butik langganan mereka sejak bertahun-tahun yang lalu. Sejak mereka kuliah semester 4 hingga sekarang mereka sudah sama-sama bekerja.

Cinta Adalah SabarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang