That Afternoon

815 173 30
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto

Story by X_Raid

Afternoon at The Library with You

Special one shot for my birthday

...

*Playlist : Life is still going on - NCT Dream

"Selamat sore.." sapanya, membuat wanita yang tadinya sibuk dengan kertas-kertas ditangannya menoleh.

"Oh, hai Hinata. Kau terlambat hari ini." sahut wanita itu sambil tersenyum. Dia meletakkan kertas ditangannya diatas tumpukan kertas lainnya, kemudian memberikan buku tamu kepada Hinata.

"Aku ada sedikit urusan tadi siang." Hinata balas tersenyum, lalu menerima buku yang disodorkan oleh wanita didepannya.

Saat mengisikan namanya, manik bulan Hinata menelisik berusaha menemukan nama seseorang disana. Hinata menggulum bibir setelah menemukan apa yang ia cari. Tanpa kata ia membubuhkan tanda tangan dan mengembalikan buku bersampul coklat itu kepada Matsuri.

Kakinya melangkah pelan, menelusuri setiap rak yang ia lewati. Matanya bergerak kesana-kemari mencari sosok yang menjadi alasannya kemari hampir setiap hari. Jantungnya berdebar, pun Hinata menghentikan langkahnya, memperhatikan pemuda bersurai pirang yang duduk didekat jendela dengan sebelah tangan menopang dagu, sedangkan sebelahnya lagi membalik halaman dari buku tebal didepannya.

Sesekali dia memainkan pensil ditangan kirinya lalu mengoreskan ujungnya di notebook kecil miliknya. Pemuda berhoodi hitam itu sama sekali tidak melepaskan tatapannya dari buku didepannya, bahkan cahaya senja yang menyapa wajahnya dari jendela kaca tidak membuat fokusnya buyar.

Hinata tersenyum simpul, diambilnya beberapa buku asal lalu berjalan menuju sudut perpustakaan, tempat paling strategis untuk memperhatikan pemuda itu. Semuanya berawal dari sebulan yang lalu, dimana Hinata benar-benar frustasi dengan tugas sekolahnya.

Ia bersama sang sahabat pun berencana untuk belajar bersama di perpustakaan kota. Niatnya memang seperti itu, tapi hingga malam hari Sakura tidak juga datang, membuat Hinata sendirian dengan soal-soal yang tidak bisa ia pecahkan.

Ketika Hinata berada dititik jengahnya, pun ia memutuskan untuk beristirahat sejenak dengan memejamkan mata. Beberapa menit Hinata menyembunyikan wajahnya dalam lipatan tangan, pemuda itu duduk disampingnya, menarik buku latihannya dan tanpa izin mengerjakan tugasnya.

Saat itu Hinata tidak benar-benar tidur, tubuhnya membeku karna tidak menyangka hal seperti itu akan terjadi kepada dirinya. Perlahan Hinata menilik sosok disampingnya dari celah lengan, berusaha mencari tau siapa yang duduk disampingnya. Didetik berikutnya Hinata terpana, memperhatikan dalam diam pemuda bersurai pirang yang menopang dagu sambil mengerjakan semua tugasnya.

Pemuda itu begitu fokus dengan soal-soal dibukunya. Hinata susah payah menelan ludahnya gugup, ia tidak bisa bernafas dengan benar saat pemuda itu melirik dirinya. Pemuda itu tersenyum singkat lalu beranjak dari duduknya, menyampirkan tasnya di sebelah pundak dan berlalu pergi.

Meninggalkan Hinata yang memegang dada bagian kirinya, mendengar suara jantungnya yang berderu kencang. Manik bulannya menatap punggung berbalut sweter abu-abu itu lekat. Hinata menghembuskan nafas lalu meletakkan tangan dikedua pipinya, ia mencicit malu saat merasakan panas diwajahnya.

Sejak hari itu Hinata selalu singgah di perpustakaan setelah jam sekolahnya berakhir. Duduk di sudut paling tersembunyi dan diam-diam memperhatikan pemuda itu. Seakan tidak pernah bosan, jantungnya selalu berdebar-debar saat manik bulannya menangkap kehadiran pemuda itu.

Afternoon At The LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang