Bab 34

10.7K 689 43
                                    

"Bisa kita pesan makanan sekarang?" tanya Ginny sambil melempar tubuhnya keatas sofa di ruang TV.

Aku duduk di lantai, diatas karpet tebal yang aku yakin harganya sangat mahal. Aku meluruskan kakiku, kepalaku disandarkan dibahu Noah. Kulihat Bayu sedang sibuk menelpon restoran makanan siap saji, Asyira dan Renee sibuk membantu menyampaikan makanan apa yang ingin dipesan. Namun bila dilihat kegambaran yang lebih besar, terlihat Aldo sedang menaiki anak tangga. Dia masih kelihatan agak pucat, walau kelihatannya sudah lebih baik. Aku jadi merasa sedikit bersalah telah memaksanya naik wahana, padahal aku tahu dia takut.

"Besok malam tahun baru, jadi tidak ke Taman Safari?" tanya Megan antusias yang duduk diatas sofa, kakinya terjuntai disebelahku yang lainnya.

"Kupikir hari ini sudah cukup." Kata Noah.

"Tidak seru kalau kita melewati malam tahun baru dirumah," Megan melirik Ginny. "benar kan?"

"Tentu saja, kita harus pergi besok." Kata Ginny. Tentu saja dia akan mendukung Megan, Ginny mempunyai frekuensi otak yang sama dengan Megan dalam hal bersenang-senang.

"Aku punya usul lain. Bagaimana kalau Singapura? Jaraknya cukup dekat dari sini. Atau Kuala Lumpur, mungkin Bangkok?" usul Megan.

"Kupikir itu berlebihan." Kata Asyira. "Mungkin kita bisa dirumah saja dan berdoa semoga tahun depan kita masih bisa bersama-sama."

Kami semua memandangi Asyira. Walau sebenarnya aku setuju dengan Asyira bahwa ide Megan itu berlebihan, tapi perkataan Asyira barusan justru lebih aneh untuk didengar. Bukannya aku tipe orang yang tidak suka berdoa, hanya saja itu terdengar seperti perkataan nenek kepada cucunya.

"Membosankan."celetuk Megan.

"Tidak usah keluar negeri, uangku tidak akan cukup untuk itu." Kata Noah.

"Taman Safari saja." Kata Bayu, aku tidak sadar kalau dia ikut mendengarkan juga.

Semuanya menggelengkan kepala kecuali Renee. "Aku pernah kesana dua kali dengan orangtuaku, tempatnya tidak terlalu buruk dan cukup menyenangkan juga." Kata Renee, dia juga menjelaskan tempat seperti apa itu dan juga fasilitasnya.

"Kita bisa menginap di sebuah karavan yang disediakan disana." Tambah Bayu.

"Tidak." Kataku buru-buru. "Kita tidak akan bermalam disebuah karavan, aku tidak mau." Kataku, menatap Bayu penuh arti. Seharusnya dia tahu kalau aku tidak akan suka ide ini, karena alasan serangga yang banyak.

Bayu mendesah karena mengerti kondisiku. "Liz takut serangga." Katanya lirih. "Ada sebuah hotel yang letaknya tidak jauh dari sana, namanya Safari Garden Hotel. Kita menginap disana saja, bagaimana?"

"Kurasa itu bukan ide yang buruk." Kata Renee.

"Siapa yang setuju?" tanya Bayu.

Kami semua mengangkat tangan, setuju dengan ide ini. Tapi ada satu orang yang keputusannya begitu valid. Kalau Aldo tidak menyutujui hal ini, rencana ini kaan langsung batal begitu saja. Dan kali ini semuanya memandangiku.

"Kenapa harus aku?"

"Karena kau satu-satunya disini yang punya hubungan dengannya." Jawab Renee dengan cepat.

"Kau punya hubungan dengannya?" tanya Noah padaku.

Aku dengan cepat menggeleng. "Tidak."

"Dia tidak akan punya hubungan dengannya." Tambah Bayu, matanya menatapku tajam tapi aku berpaling.

Aku bangun dengan enggan, dan berjalan ke depan pintu kamar Aldo. Aku mengetuk pintunya tiga kali, tidak ada jawaban. Aku mengetuk lagi, lebih banyak dan lebih keras dan masih tidak ada jawaban dari dalam. Jadi aku memutuskan untuk masuk tanpa izin, tapi mendapati kamarnya kosong.

Vagsat Academy #1: Just a Good SPY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang