chapter 4

0 0 0
                                    

"Gue minta maaf ya"
Andra kembali berucap, jujur saja dirinya sebenarnya tidak tau kesalahan apa yang dilakukan kepadanya terhadap Vina. Tapi Andra tak ingin mengambil pusing, entah salah atau tidak yang terpenting Andra sudah meminta maaf.

"Ngga perlu minta maaf, kamu ngga salah kok. Kan tadi pagi kita juga baik baik aja" Jawab Vina kemudian.

"Udah dong jangan tegang tegang gini, suasana jadi ngga enak tau" Ucap Bagas setelahnya.

"Iya nih, kenapa jadi canggung begini. Mending kita nunggu pesenan kita aja sambil ghibah ya ngga" Satya mencoba mencairkan suasana.

Vina menggangguk kemudian diikuti oleh Andra yang kini duduk di depan Vina.

5 menit menunggu, akhirnya pesanan mereka datang dengan dua nampan yang ber- isi pesanan mereka masing masing.

"Oke mari kita makannn" seru Bagas saat pesanannya sudah di depan mata.

"Gue duluan ya" Ucap Davina berdiri ingin meninggalkan kantin, setelah ia menghabiskan makannya.

"Kenapa buru buru?"
Tanya Andra yang baru saja ingin melahap makanannya.

"Ohh ini ada janji sama ka Fadil"
Jawab Davina kemudian.

"Owh" sahut Andra singkat.

Sejenak Davina berfikir, terkadang sikap Andra pada dirinya seperti seseorang yang selalu ingin memberi perhatian, namun terkadang Ia juga sering menampilkan sikap acuhnya.

Tak ingin terlalu memikirkan hal itu, Davina pun memilih untuk meninggalkan kantin setelah mendapat jawaban yang sangat amat singkat dari Andra.

"Gini nih, tanda tanda rumah tangga lagi ngga baik baik aja" ucap Bagas saat Vina sudah menghilang dari balik pintu kantin.

"Lo kdrt ya ndra? Sampe sampe bisa buat sikap Davina berubah 100% sama Lo" ujar satya menimpali Bagas.

"Lo apain temen gue?" Kini Dita ikut memojokkan Andra, yang sejak tadi hanya diam.

"Lo sii kebanyakan nolak Davina, kalo Davina minta nebeng pulang, seharusnya lo sesekali nerima gitu loh. Kan kasihan lo tolak terus, mana ngomelnya ke gue lagi." Lanjut Dita yang justru merasa kesal dengan Andra.

"No, kasih tau gih temen lo nih satu. Lo kan pandai dalam hal percintaan" ucap Satya pada Vano yang sejak tadi hanya menyimak.

Bukan vano namanya, jika dengan mudah merespon ucapan temannya. Vano justru mengabaikan Satya, dan hanya fokus pada hidangan di depannya itu.

🐝🐝🐝SKIP🐝🐝🐝

Disisi lain Davina saat ini sedang duduk bersama Fadil.

"Mau ngomong apa?" Tanya Davina yang sedikit kesal, karena sejak tadi Davina datang. Fadil tak kunjung membuka suara,

"Engga ada" jawab Fadil tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop di depannya.

"Terus gue ngapain dong kesini?" Gerutu Davina pada Fadil.

"Temenin gue" sahut Fadil cepat.

"Hahh becanda lo? Lo pikir gue baby sister lo apa?" Ucap Davina ngenggas.

"Kalo lo mau, gue bisa kok jadiin baby sister lo sekarang" jawab Fadil tanpa mengalihkan atensi nya, yang sejak tadi masih menatap layar laptop.

"Gila lo, udah buruan mau ngomong apa engga??bentar lagi masuk"

"Enggak" jawab Fadil singkat.

"Haishh bener bener lo, ngerjain gue" Ucap Davina, kemudian beranjak meninggalkan Fadil dengan wajah kesalnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArsenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang