💕Teror dalam Mimpi💘

3.2K 166 14
                                    

Selamat Membaca 💛

Darren

Plaaak

Wilu menampar pipiku, tak terasa sakit hanya terasa panas dan sedikit perih di ujung kiri bibirku.

"Harusnya setelah lo perkosa gue, lo langsung gue bunuh Dar, sehingga anak gue gak akan pernah akan di bunuh oleh ayahnya sendiri." Akhirnya dia mengaku juga aku tersenyum miring mengejeknya

"Jadi benar, kita sudah tidur bersama??". Ku elus pipi bekasnya yang terasa panas.

"Tepatnya anda tuan  Darren Antonio Aquinas telah memperkosa saya." Setiap Wilu marah dia akan memanggil nama komplitku, dan aku tak peduli dengan marahnya, karena aku lebih marah, kenapa dia tidak melawanku yang saat itu sedang mabuk, atau jangan-jangan dia mencari kesempatan menjebakku.

"Makanya anak lo di gugurkan saja, karena dia hasil perkosaan, dia akan jadi aib buat lo, gue gak akan nikahin elo, gue bentar lagi dapet restu dari keluarga Martha, gue gak mau anak lo menghambat masa depan gue.!!!" Aku lebih mengkhawatirkan masa depanku dengan Martha kalau samapai Martha tau aku sudah menghamili sahabatnya, pasti hubungan kami akan berantakan, dan mimpiku menikah dengan Martha akan kandas

"Hanya karena sperma laknat lo yang lo paksa masuk ke tubuh gue, trus lo punya hak ngebunuh janin yang tak berdosa ini??". Wilu sudah kelewatan dengan kata-katanya.

"Dengar Darren, pernahkah gue bilang ke elo sebelumnya bahwa elo perkosa gue??? Pernahkan gue minta tanggung jawab ke elo soal kehamilan gue???". Aku sebenarnya marah, tapi apa yang di katakan Wilu ada benarnya, kalau dia ingin menjebakku pasti dia sudah meminta tanggung jawab dariku, dan tak mungkin aku mencari bukti sendiri atas kejadian malam terkutuk itu.

"Gue gak butuh tanggung jawab dari pria brengsek seperti lo Der, anak gue gak butuh ayah kayo elo, lo nggak usah khawatir gue sama anak gue bakal ngerusak masa depan elo, gue bisa besarin anak gue sendiri!" Aku tak bisa menjawab kata-katanya, mulutku rasanya terkunci

"Dan gue mulai hari ini keluar dari tempat kerja lo, mulai saat ini kita gak ada hubungan apapun, bagi gue ayah anak gue sudah mati. Anggap aja kita tidak pernah saling kenal dan tidak pernah terjadi apa-apa. Permisi!!!" Wilu keluar dari mobilku dan menyetop taksi yang melintas di depannya.

Otakku terasa sulit mencerna kata-kata wilu, yang bagai muntahan lahar gunung meletus. Aku tumpukan kepalaku di atas kemudi sambil berfikir langkah ku selanjutnya, pantas saja dia pernah meminta untuk berhenti meminum alkohol, ternyata alkohol lah yang membuat hidupku dan Wilu berantakan.

Aku melihat plastik berwana putih yang di tinggal Wilu di mobilku, obat dari RS, entah apa yang ada di otakku, aku harus mengantar obat ini ke rusun Wilu.

Aku bergegas melajukan mobilku ke arah rusun Wilu, sekitar jam sebelas aku sampai sana kemungkinan dia sudah tidur, dan ternyata pintu Rusun Wilu tidak terkunci aku masuk dan Rusun wilu kosong, aku sempat berfikir dia kabur namun setelah aku cek dan ku buka isi almarinya masih ada isinya dan HPnya masih ada di meja makan, tandanya Wilu belum pulang, terus kemana dia???

Aku menunggu dia di kamarnya dan tertidur di sana

Aku berada di sebuah tempat yang sangat gelap, dari jauh terlihat cahaya, aku berlari mendekatinya, ternyata di dalam cahaya itu ada sosok anak kecil yang tak jelas wajahnya

"Papa..... Jangan bunuh aku, aku ingin sama papa...." Suara anak laki-laki

"Kamu siapa???" Tanyaku

"Aku anak papa.... Jangan bunuh aku pa... Aku ingin sama papa...." Suara anak itu lagi.

"Aku bukan papamu, aku belum punya anak!!! Pergi kamu!" Aku menjauh saat anak itu mendekat padaku.

Stuck With Best Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang