part 28 ( end )

4.8K 234 11
                                    

Karina tengah menangis di tepi jembatan. Jeno sama sekali tidak meliriknya setelah lelaki itu mengetahui perbuatan liciknya.

Terlebih, seorang anak laki-laki asing yang tidak dia kenal mengatakan bahwa Jeno sangat mencintai Arkana.

Perkataan yang amat menusuk dan juga menyinggungnya. "Emangnya aku seburuk itu Jen? Hiks" ia masih terisak. Merogoh ponsel di dalam saku bajunya.

"Ayah! Aku mau ke Surabaya lagi! Aku gak betah disini!" sentaknya.

-

"Ini gara-gara lo! Kan gw harus belajar masak terus!" protes Kana sambil ngejitak kepala zeno yang duduk di depannya.

Kana duduk di pangkuannya. Ya memang mereka mendapat lampu hijau dari kedua orang tuanya. Tapi gak gini juga. Kana mencibir. "Jangan nyium gw dulu!"

Zeno ngicep. "Pelit"

"Dengerin gw dulu!"

"Iya iya, apa?"

Bahunya merosot. "Bokap lo ngaco. Masa bawa-bawa kondom pas lo lagi sidang sih"

Si anak nyengir kuda. Memainkan alis tegasnya naik turun. "Bokap gw keren kan"

"Iya, pengen gw di ukein sama dia"

"Na?!"

"Becanda astaga, telinga gw" Kana mengusap telinganya yang berdengung. Lengan Zeno memeluk pinggangnya erat.

Mata rusanya menatap Zeno lekat. Mengalungkan lengannya di leher Zeno. "Gimana kalau bokap gw tau waktu itu lo ngata-ngatain gw jalang?"

Sontak Zeno menatapnya terkejut. "Gw mohonn"

"Hm? Kenapa gw harus milih lo? Ada Sean atau cowok lain yang mungkin aja baik sama gw. Yang mungkin aja mereka lebih percaya sama pacarnya sendiri daripada sama orang lain"

"Na plisss" dia tidak ingin membahas hal ini. Terlalu sensitif bagi mereka.

"Zen, kenapa lo mikir gw jalang?? Gw jalang? Ya, haha. Lucu banget. Jalang?"

Zeno menggeleng kuat. Memeluk tubuhnya erat. "Maaf, gw minta maaf. Nana"

"Gw udah maafin lo" desis Kana. "Gw cuman heran. Emang ada ye cowok, atau sugar daddy yang suka sama uke tepos kayak gw?"

"Banyak! Saingan gw banyak!" sentak Zeno posesif. "Lo gak tepos"

"Terus?"

"Cuman nggak terlalu berisi kayak Defa"

"Njing?!" Kana paling kesel kalo di banding-bandingin sama Defa. Kejauhan! Defa itu semok, montok, idaman para cowok. Lah dia bentukan macam triplex aja bangga. Perlu. Soalnya Zeno juga nempel sama dia.

"Jangan ngadi-ngadi deh! "Sungutnya kesal"

Zeno cuman terkekeh. "Jadi Arkana Abinaya, lulus sekolah mau nikah sama gw kan?"

"Gak" tolaknya mentah-mentah.

"Loh kenapa?!"

"Lo, bau"

"Heh sembarangan" Zeno menidurkan Kana di kasur kemudian mengukung tubuh kecil anak itu. "Terima gw atau gw perkosa secara paksa?" ia menyeringai.

Arkana melotot. "Gak! Apasih!" dia masih trauma dengan cara kasar yang Zeno lakukan. Memberontak di bawah kukungan sang dominan.

"Jawab dulu atuh"

"Gak!"

"Tembus sampe dua puluh cm enak Na"

"Anjng? OM JEFRI TOLONG BAWA BUDAKNYA UAAA!!"

"HAHA, gak bakalan bisa. Ini apartment gw"

"ZENO PLISSS!!!"

[ ✔ ] Arzeno ; nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang