Menyelesaikan kuliah tepat waktu, lulus dengan nilai yang cukup baik, wisuda kemudian bekerja.
Menjadi wanita bekerja yang modern, itulah impianku.Alhamdulillah aku adalah salah satu fresh graduate yang tidak terlalu lama menunggu untuk diterima bekerja di suatu perusahaan. Aku diterima disuatu perusahaan yang cukup baik namanya, posisiku di perusahaan tersebut sebagai "Teller".
Memulai belajar di dunia kerja sangatlah menyenangkan, bisa mendapat gaji sendiri juga sesuatu yang sangat wow menurutku. Aku tidak lagi menadahkan tanganku ke bapak ataupun ibu bila menginginkan sesuatu. Alhamdulillah, Allah memudahkan jalan untukku.Dua tahun sudah aku bekerja di perusahaan tempat aku bekerja.
Aku berpacaran sudah 4.5 tahun, tiba saatnya kami menikah dan membangun rumah tangga.
Alhamdulillah kami dikaruniai seorang putri cantik, sehat dan pintar.
Hampir tiga bulan sudah aku cuti dan satu minggu lagi aku harus kembali bekerja. Tapi aku belum juga mendapatkan asisten rumah tangga ataupun baby sister. Jalan satu-satunya adalah menitipkan Aisya ke ibu, aku harus membawanya ke Malang dan aku kembali ke Surabaya. Satu minggu sekali aku dan suami pulang ke Malang agar bisa bertemu Aisya.
Alhamdulillah akhirnya aku mendapatkan asisten rumah tangga yang bisa menemani Aisya saat aku dan suami bekerja. Setahun sudah Aisya bersama kami, jadi kami tidak perlu riwa riwi Malang Surabaya dan kami tetap bisa bermain dengan Aisya setiap hari serta melihat tumbuh kembangnya.Tiba-tiba Atik asisten rumah tangga kami berpamitan minta ijin pulang kampung, dikarenakan dia akan menikah dan tidak bisa menemani Aisya lagi.
Aku bingung lagi, bagaimana dengan Aisya apabila aku dan suami bekerja.
Suami menyarankan kepadaku agar aku resign saja, tapi aku senang sekali dengan pekerjaanku. Ada juga kekawatiran klo hanya suami yang bekerja, bagaimana dengan keuangan rumah tangga kami. Padahal kami sedang ada angsuran rumah, dll. Hal itu menjadi momok dalam diriku, nanti klo kurang gimana, nanti klo ga cukup gimana. Astagfirllah.. padahal itu ga boleh, harusnya kita yakin bahwa Allah akan mencukupkan kita.
Aku juga bingung mau ngomong bagimana ke bapak dan ibu kalau aku harus resign dan menjadi ibu rumah tangga. Harapan mereka aku bisa menjadi ibu yang tetap bekerja. Karna bapak dan ibu juga seperti itu, sampai aku lulus kuliah dan bekerja, barulah mereka berdua pensiun.Hal ini tidak hanya sekali aku rasakan, asisten rumah tangga tiba-tiba minta pulang, kemudian Aisya harus dititipkan ke Ibu di Malang, kejadian itu terus silih berganti. Sampai akhirnya Aisya duduk di TK B.
Alhamdulillah di sekolah Aisya sekarang ada daycare, jadi saat kami tidak ada art ataupun baby sister, Aisya aku titipkan di daycare sekolahnya.
Aku dan suami pulang kantor baru jam 17.00 itupun klo bisa ontime. Seringkali kami menjemput Aisya sudah hampir jam 7 malam. Aisya sudah capek dan mengantuk. Belum lagi tiap hari pasti kami harus bayar overtimenya Aisya. Karna jam penjemputan normal hanya sampai jam 17.00, sedangkan kami setiap harinya selalu over 2 jam. 1 jam overtime Rp. 20.000, klo kami terlambat 2 jam akan dikenakan 2 x 20.000. Dalam 1 minggu ada 5 hari kami menitipkan Aisya, jadi 40.000 x 5 = 200.000/minggu. Berarti bisa 800.000 satu bulannya hanya untuk membayar overtimenya saja. Bulanan dan overtimenya Aisya saja kami harus membayar hampir 2 juta/bulan.Sebentar lagi Aisya akan wisuda kelulusan TK, tak terasa Aisya sudah mau SD saja. Acara wisuda Aisya bertepatan dengan acara family gathering kantorku. Seusai dari acara wisuda, kami lanjut ke lokasi family gathering kantor yang diadakan dipuncak. Senang sekali klo ada acara family gathering, karna seluruh anggota keluarga bisa ikut dan berkumpul bersama keluarga-keluarga yang lain.
Keesokam harinya sepulang dari acara family gathering dan alhamdulillah kami sudah sampai dirumah kembali. Tiba-tiba kepalaku pusing dan aku merasa mual. Mungkin aku kecapaian, maka kurebahkan badanku untuk beristirahat. Sampai sore aku terus merasa mual, akhirnya kami pergi kedokter malam itu juga supaya dikasih obat untuk metedakan rasa mualku.
Dan "MasyaAllah" ternyata kata dokter aku sedang hamil adek Aisya. Alhamdulillah kami diberikan kepercayaan kembali sama Allah SWT untuk bisa merawat 1 anak lagi.
Asiyapun sangat senang klo dia akan mempunyai adek.Dikehamilan keduaku ini tiba-tiba aku berpikir, "bagaimana klo 2 anak nanti ya.. , betapa riwehnya suasana pagi hari sebelum aku berangkat kerja, belum lagi nanti pulang kantor aku harus ngebut untuk menjemput anak-anak di daycare, karna kasian klo mereka dijemput terlalu malam, belum lagi saat kami masih diperjalanan hujan deras dan macet.
Ya Allah..kasian anak-anak harus menunggu lama kami jemput, sampai rumah sudah tinggal tidurnya saja.
Haruskah aku mengorbankan itu semua, demi aku bisa tetap menjadi ibu bekerja.Aku berada di posisi dilema, akankah aku terus menjadi ibu bekerja yang harus menitipkan anak-anakku di daycare setiap hari, menjemput mereka sudah gelap, pulang sudah capek dan mengantuk.
Kehamilanku sudah memasuki usia 7 bulan, 2 bulan lagi InsyaAllah adek Aisya akan lahir. Waktu semakin mendekati ke hari kelahiran si baby, Alhamdulillah akhirnya aku memantapkan diri untuk "resign".
Bismillah semoga ini awal yang lebih baik menuju kedepan.
Aku yakin keputusanku ini tidaklah salah, semua ketakutanku hilang begitu saja. Banyak orang bilang sayang sarjananya klo ujung ujungnya hanya menjadi ibu rumah tangga.
Tapi tidak untukku.
Ingat kata bijak dari Dian Sastro:"Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karna ia akan menjadi ibu"
Tidak perlu kita takut akan kekurangan, tidak perlu takut nanti tidak cukup, karna Allah sudah memberikan porsi rejeki yang cukup untuk tiap tiap hambaNya. Menjadi ibu rumah tangga adalah keputusan terbaikku, InsyaAllah semakin membawa berkah untuk keluargaku tercinta. Berusaha menjadi ibu yang baik walaupun bukan yang terbaik.
Akan banyak cerita bersama anak anak ku dan semoga menjadi kenangan yang indah saat mereka dewasa nanti.Aamiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Terbaikku
RandomMenjadi Ibu RumahTangga dan wanita karier adalah pilihan. Kenangan mana yang akan menjadi cerita di masa tua nanti, sibuk berkarier ataukah akan banyak cerita seru bersama anak-anak.