Ketika malam, Tama yang baru saja keluar kamarnya, kemudian merasa ada yang aneh. "Tami mana?" tanyanya pada Derby dan Randu. Seingatnya tadi wanita itu sedang duduk manis menonton televisi bersama Randu. Ia bahkan sengaja mempercepat acara mandinya agar bisa ikut bersama Tami.
"Dia ke depan komplek. Laper katanya," jawab Derby. Tidak lama setelah Derby menjawab, terdengar bunyi petir dan suara hujan mulai turun. Tanpa berpikir lama, Tama segera keluar rumah sambil membawa payung. Membuat Derby dan Randu saling berpandangan. "Dia mau jemput Tami gitu?" tanya Randu tidak percaya pada apa yang ia pikirkan.
"Biarin aja. Orang kalau lagi jatuh cinta suka gak mikir," ucap Derby.
"Si Tami kan pake hoodie kayak biasanya, lagian depan komplek juga gak jauh," lanjut Derby.
"Iya. Paling kalau pun hujan si Tami neduh dulu di tenda abang-abang jualan." Randu pun ikut menimpali ucapan Derby. Mereka hanya bisa geleng-geleng kepala jika memikirkan apa yang dilakukan Tama.
"Eh! Perasaan tadi siang Tami ngirim foto ke grup kan yah? Lo udah liat?" tanya Derby pada Randu.
"Belum. Seharian gue gak buka chat." Mereka pun pada akhirnya baru membuka pesan yang Tami kirimkan sejak sore lalu. Mata mereka terbelalak tidak percaya pada apa yang mereka lihat saat ini.
"Si Tama cari masalah." Randu berucap seraya mendengus kesal. Bukankah mereka sudah memperingatkan agar Tama tidak lagi bereksperimen dengan Jessica.
"Kalau begini caranya, si Tama bakalan susah dapetin Tami. Mana ada cewek yang suka di deketin sama cowok yang juga lagi prospek ke cewek lain," timpal Derby seraya menghela napas lelah. Biarkan saja Tama yang urus masalah yang dia perbuat, pikir mereka.
Sementara itu, Tama berjalan dengan kecepatan tinggi. Hujan yang mulai turun lebat tidak ia hiraukan. Baginya yang teroenting saat ini adalah segera menemukan Tami sebelum wanita itu kehujanan. Ketika tiba di deoan komplek. Mata Tama langsung bergerak cepet, menyisir semua tenda penjaja makanan. Hingga matanya kemudian berhenti pada sosok wanita mengenakan hoodie hitam dengan rambut yang diikat asal. Segera ia melangkahkan kembali kakinya menuju penjual makanan, di mana Tami berada.
Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet (Complete) Move To Fizzo
ChickLitMenjadi seorang pria tampan, berpendidikan tinggi dan memiliki konsultan hukum miliknya sendiri, memiliki itu semua tidak serta merta membuat seorang Pratama Aprilio mudah mendapatkan pasangan. Walaupun banyak wanita yang rela melakukan apapun demi...