Setelah memastikan Tami sudah tertidur. Derby, Randu, Didam dan Tama akhirnya memilih untuk berbicara di ruang tamu. Suasana saat itu cukup tegang. Terlebih jika melihat wajah Randu dan Derby yang terlihat tidak santai. "Kita mau bahas apa sih?" tanya Tama dengan raut wajah bingung. Ia memandang wajah teman-temannyabsatu persatu. Melihat itu membuat Randu memahami satu hal, Tama sepertinya tidak mengetahui pesan apa yang Tami kirimkan. Karena jika sudah, tidak mungkin wajah Tama terlihat sebingung itu.
"Lo udah lihat chat yang dikirim Tami tadi sore?" tanya Randu. Tama pun segera mengambil ponselnya yang berada di saku celananya. Sedari aore ia memang tidak membuka chat sama sekali. Ia masih terlalu kesal pada Jessica, terlebih wanita itu masih juga menerornya dengan mengirimkan pesan tidak penting.
Wajah Tama menegang ketika melihat apa yang Tami kirimkan. "Ini? Ini Tami bisa dapat foto dari mana?" Tama bertanya dengan tatapan gusar. Jangan sampai Tami salah paham dan menduga jika Tama sedang dekat dengan Jessica.
"Gue bakalan jelasin semuanya ke Tami." Tama kembali berucap. Pokoknya Tami gak boleh salah paham, batinnya.
"Lo mau jelasin hubungan lo sama Jessica ke Tami?" tanya Derby dan Tama merespon dengan anggukan.
"Emang lo siapanya Tami?" Pertanyaan Derby bagaikan belati tidak kasat mata yang menghujam dada Tama. Memangnya gue siapanya Tami? Yang ada dia mikir kalau gue orang yang aneh. Kayak Tami peduli aja gue deket sama siapa. Tiba-tiba saja Tama mengingat ucapan Tami beberapa jam yang lalu. Wanita itu hanya menganggapnya teman seperti yang lain.
"Lo jangan baper dibilang gitu sama Derby, Tam. Status lo kan sama Tami memang masih temenan. Agak aneh kalau tiba-tiba lo membuat klarifikasi soal Jessica." Didam berusaha menjelaskan maksud Derby pada Tama dengan hati-hati. Ia tahu saat ini perasaan Tama sedang kalut. Ia baru pertama kali jatuh cinta dan baru saja melangkah untuk mendekati seorang wanita, tetapi ternyata langkahnya tidak mudah. Jadi wajar jika Tama bingung dengan situasi seperti ini.
"Lo harus lebih berjuang lagi, Tam. Tami itu cewek paling gak peka. Jadi lo harus lebih nunjukkin lagi rasa suka lo sama dia." Randu berusaha menyemangati Tama kali ini. Tetapi pernyataan Randu malah membuat Tama penasaran akan suatu hal.
"Maksud lo cewek paling gak peka itu apa? Emangnya ada cowok yang pernah deketin Tami juga?" tanya Tama sambil menatap Randu dengan seksama.
"Lo gak tahu? Walaupun kucel dan badannya cukup berisi. Si Ta-"
Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"

KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet (Complete) Move To Fizzo
ChickLitMenjadi seorang pria tampan, berpendidikan tinggi dan memiliki konsultan hukum miliknya sendiri, memiliki itu semua tidak serta merta membuat seorang Pratama Aprilio mudah mendapatkan pasangan. Walaupun banyak wanita yang rela melakukan apapun demi...