Athaya membawa langkahnya menyusuri lorong itu, suasana sekolah masih sepi lantaran ini masih teramat pagi untuk semua siswa berangkat sekolah.
Gadis itu memasuki kelasnya yang berantakan akibat ulah teman kelasnya kemarin yang berulang tahun, dengan terpaksa ia sedikit membereskan meja juga kursi yang tak beraturan.
Selang beberapa menit setelah berkutat dengan kemoceng untuk membersihkan debu debu, Athaya keluar kelas untuk mencuci tangannya. Satu persatu kelasnya mulai terisi.
Kini dipenjuru sekolah pun mulai ramai karena jam menunjukkan pukul 07.20 WIB, biasanya di jam segini semua siswa akan berlarian dari gerbang depan juga parkiran karena selalu diadakan Razia pada siswa yang terlambat. Tapi sekarang semuanya terlihat santai lantaran Gardapati hari ini akan melakukan pemilihan Putra dan Putri digedung kokoh itu.
Seluruh kelas juga eskul tentu saja sangat antusias pada acara itu.
Athaya melihat sekeliling, semua orang nampak sibuk dengan urusannya masing masing, termasuk Acha yang sibuk meliput sana sini seputar kegiatan turun temurun disekolahnya.
"Marching gak bakal lengkap kalau satu gitapati mereka malah jadi penonton."
Athaya menengok, ternyata calon Putri sekolahnya ini sedang menyapa dia.
"Good luck buat kompetisinya."
Yolanda tersenyum kemudian ikut menumpukan tangannya pada pembatas lantai kelas.
"Gue masih banyak kurang, tapi dengan Guntur semuanya jadi sempurna."
Athaya menunduk, sempurna ya?
'Pokoknya nanti kita kudu jadi Putra dan Putri Gardapati.'
Athaya tertawa, 'Iya kalau menang, saingannya kan ketua kamu.'
'Anak kaku kayak gitu mana mau ikutan beginian.'
Gadis itu tersentak merasakan usapan dibahunya, ia menoleh.
"Gue emang gak deket sama lo, tapi gue bakal menang buat kalian."
***
Akhirnya puncak acara sudah didepan mata, acara yang kini sudah ditunggu tunggu oleh semua orang. Dilapang sana sudah diumumkan siapa Putra dan Putri Gardapati tahun 2021. Sebenarnya acara ini selalu diadakan saat akhir tahun, namun keadaan sekolah pada saat itu sangat disibukkan dengan berbagai kegiatan lomba antar sekolah maupun dari sekolah itu sendiri, maka dengan terpaksa pemilihan Putra Putri diundur.
Athaya bertepuk tangan sembari tersenyum, Yolanda benar benar menepati ucapannya. Ternyata gadis itu banyak berubah ketika sudah menjadi kekasih Guntur.
Namun senyum itu memudar perlahan saat seseorang menaiki panggung sana.
***
Kegugupan Gibran bertambah saat Athaya memandang bingung dirinya dipojok sana.
"Sebelumnya gue ucapin selamat untuk Tuan Putra dan Putri baru kita, semoga kalian Congratulations yeeee..." ucap Gibran basa basi untuk mencairkan suasana. Membuat teman temannya tertawa dengan tingkah anak itu.
"Setres." bisik Rangga pada Arsen, bukan lagi Putra karena cowok itu sedang menemani sang pujaan hati ditengah kerumunan sana.
"Oke, gue berdiri disini bukan tanpa tujuan gak jelas kayak Arsen atau cari sensasi kayak Rangga. Tapi gue punya maksud untuk meluruskan sesutu yang semestinya gue lurusin dari awal."
"Gelut Anying!" teriak Arsen.
"Lain kali gue males ya buat bantuin anak setan kayak dia." timpal Rangga kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHAYA GIBRAN - 01
Teen FictionAthaya Zevanny, gadis yang selalu membuka lebar hatinya untuk laki-laki labil yang menyebalkan. Sejauh apapun Gibran pergi, ia akan selalu pulang pada sosok yang selalu ada dalam pelukannya. Mendekapnya erat tak akan melepasnya lagi, menggenggam t...