OO.

2.8K 353 6
                                    

ZIN duduk dibangkunya dengan wajah di tekuk. Moodnya sedang buruk hari ini. Hyungseok yang merupakan teman sebangkunya, sudah pasti mengetahui keadaan Zin.

Pria manis itu ingin bertanya, namun nyalinya menciut tatkala Zin memberinya tatapan tajam. Pandangan yang mengartikan bahwa ia tak ingin di ajak bicara. Tak ingin di ganggu. Hyungseok hanya mampu meneguk ludah dan memandang lurus ke depan dengan kaku. Pria ini tegang.

Ia takut membuat kesalahan dan berakhir di tonjok oleh Zin.

Mata Hyungseok menangkap sosok bucinannya Zin. Siapa lagi kalau bukan Mijin? Tampak si gadis tengah berjalan menghampiri Zin.

Hyungseok panik, melirik ke arah Zin sekilas. Zin masih mengeluarkan aura kehitaman. Dengan segera, Hyungseok memberi isyarat agar Mijin tak menghampiri Zin terlebih dahulu.

Hyungseok menunjuk ke arah mulutnya yang bergerak seperti mengucapkan sesuatu, lalu kedua tangannya disilangkan.

Pemuda itu tengah memberi kode kepada Mijin rupanya. Berharap Mijin peka dan segera menghentikan niatnya. Tapi sayang, Mijin sama sekali tidak mengerti.

"Selamat pagi, Zin." sapanya dengan nada ceria dan senyum manis.

'Habis sudah..'

"Oh, Mijin? Pagi juga." Zin membalas sapaan Mijin dengan semangat. Wajahnya sedikit merona.

phs : bgst. giliran sama ayank aja berubah.

"Zin, sedari tadi ku perhatikan wajahmu terlihat cemberut, apa ada sesuatu yang terjadi?" Mijin terlihat khawatir. Sementara, Zin malah kesenangan, karena ternyata sang pujaan hati memperhatikannya.

Namun sedetik setelahnya, ia kembali cemberut. Mengingat kejadian kemarin malam di rumahnya.

"Iya, ada." jawabnya dengan lesu. "Apa kau bertengkar dengan Tante?"

Zin menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. Ia menunduk, menatap lantai.

lantai : kyaaa, watashi doki-doki ><

Pemuda itu mengangguk pelan. Mijin menghela napas, "Kenapa kalian bertengkar? Pasti kamu buat masalah lagi, ya?"

Dengan cepat Zin menggeleng, "Eh, enggak. Aku nggak buat masalah."

Mijin mencondongkan sedikit tubuhnya ke depan Zin, hingga muka mereka berdua berjarak beberapa cm. Zin yang malu-malu, buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Tapi, malah nggak sengaja tatapan sama Hyungseok. Zin memberi tatapan tajam pada Hyungseok, membuat si pemuda gelagapan dan memandang lurus ke depan.

phs : slh sy ap y kak

"Beneran?" Mijin memandangi Zin dengan serius. "B-bener, kok." jawab Zin. Ciee, Zin doki-doki.

Mijin menjauhkan badannya, Zin sedikit kecewa. Yahahahah, kasian. "Sudahlah, memang apa yang terjadi kemarin malam?" tanya Mijin yang mulai kepo.

Haneul yang niatnya menghampiri Mijin malah tak sengaja mendengar percakapan tersebut, akhirnya ikut kepo juga. Hyungseok yang notabenenya teman sebangku pun tak luput dari hal itu.

Sementara, si pirang pendiam hanya menguping dari kejauhan. Jay maksudnya.

"Jadi, kemarin–" ucapan Zin terpotong.

"Hei, hei. Ayo duduk di bangku masing-masing! Bel sudah berbunyi sedari tadi, apa kalian tak dengar?"

Mendengar suara serak seorang pria, Mijin dan Haneul segera duduk dibangkunya. Begitu pula dengan murid yang lain.

"Sudah, diam kalian semua. Hari ini, ada murid baru yang akan ikut belajar bersama kalian." ucap sang guru.

Kabar tersebut membuat siswa-siswi di kelas itu berbisik-bisik mengenai si murid baru. Ada yang bertaruh tentang jenis kelamin si murid baru.

"Semoga cowok." para siswi berharap demikian.

"Nggak! Pasti cewek." para siswa segera menyela.

Akibatnya, kelas menjadi ricuh. Pak Guru menghela napas. Sang guru lelah dengan kelas abnormalnya ini. Pengen resign aja, deh.

Hyungseok sendiri sibuk dengan pikirannya. Sampai ia menyadari ada yang aneh dengan Zin. "Kau kena–"

"Hei, diam kalian semua! Nak, ayo masuk." ucap si guru mempersilahkan. Pak Guru ini kayaknya hobi motong pembicaraan orang, deh.

Si murid baru masuk ke kelas. Semua yang ada di kelas terdiam. Badan Zin menegang. Sekali lagi, Hyungseok menyadari hal itu. Ia hanya bisa menatap kebingungan ke arah Zin.

"Ini dia masalahnya," gumam Zin yang masih bisa di dengar oleh Hyungseok. 'Masalah?' , pikir Hyungseok. Pemuda itu memutuskan untuk melihat ke depan. Hyungseok tertegun melihat penampilan si murid baru.

"Perkenalkan, nama saya Lee [Name]. Saya lahir di Indonesia. Salam kenal dan mohon bantuannya."

ANNOYING :: lookismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang