(EPILOG) || Inara

13 2 0
                                    

"Sekarang kalo Lo bisa berpikir jernih kak nara hampiri dia, dan jelaskan semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekarang kalo Lo bisa berpikir jernih kak nara hampiri dia, dan jelaskan semuanya. Aku ngga mau bimo menyakiti diri sendiri."

Setelah mendengarkan penuturan ya aku khawatir, segera aku berlari menuju kamarku, membuka laman tiket pesawat di laptop dan memilih penerbangan secepatnya, dan ketika aku mendapatkanya aku langsung beranjak memesan taksi untuk pergi kebandara.

Aku tak memperdulikan dhika, dan ternyata ia mengambil penerbangan sama sepertiku dan mengikutiku.

Di perjalannan dan di pesawat aku hanya menagis menangis hanya untuk merutuki kebodohanku. Tak ada yang bisa aku bayangkan jika ternyata kami berakhir karena kebodohanmu saja, sambil memperhatikan pesawat yang membawaku semakin jauh dari negeri kelahiranku yang kulakukan adalah berdoa, semoga ia masih disana, semoga ia masih memaafkan, semoga kita masih bisa dilanjutkan.

Dan dimalam hari aku akhirnya sampai di paris aku tak ada waktu lagi, aku berlari secepat aku bisa dan dibelakangku ada dhika yang membuntutiku dengan diam. Aku hafal apartemen nya, dulu aku pernah singgah di negara ini selama 4 tahun lamanya. Jadi ketika aku langsung menunjukan alamat dengan bahasa Prancis yang mumpuni, kami langsung menuju apartemen nya.

Aku membuka kode apartnya, masih sama. Aku masuk dan pandanganku menuju segala arah, aku melihat botol minuman keras berserakan di lantai, dan kemudian kulihat Bimo juga sedang berjalan menuju kamarnya, sepertinya ia tak sadar ada seseorang yang masuk ke apartnya.

Aku langsung menubruknya dari belakang dan memeluknya seerat yang kubisa, kami terjatuh dilantai dekat nakas.

Aku menangis dipunggungnya, ia begitu buruk dengan bau alkohol yang ada. Aku masih memeluknya erat.

"Siapa? Siapa kau? Lepaskan aku"

Dia meronta tapi aku masih tak melepaskan pelukanmu

"Lepaskan kubilang lepaskan, kau orang asing ya?"

"Ini aku bim..  aku minta maaf"

"Nara? Nara disini? Lucu banget, padahal aku cinta banget sama dia. Dia malah pergi sama pacarnya yang bresngsek itu, dia pergi!!" Kata kata itu keras terlontar namun beberapa tidak jelas ketika ia seperti menggumam saja karena efek alkohol.

"Ini aku Bim. Udah maafin aku pliss, ini emang semua salah aku. Maaf banget, sekarang aku Dateng kesini cuman buat kamu Bim"

"Siapa? Nara sekarang sama Ten entah dimana. Dia udah ngga peduli sama aku. Dia ngga ada!!"

Ia menangis.

Aku beralih kedepan tubunnya, menatap wajahnya. Wajahnya begitu buruk dengan kantung mata disana, pipi memerah karena mabuk. Dia seperti ini karena aku.

"Lihat, lihat dulu aku siapa. Ini aku Nara Bim, aku udah disini ninggalin Ten demi kamu, buat kamu"

"Hmm?"

5 Juni || Ten ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang