Sambil menunggu Agies selesai makan, Nike memulai pembicaraan untuk menghilangkan keheningan di antara keduanya."Apa selama ini kamu tinggal sendirian di belakang mansion?" ucap Nike sambil melihat ke arah Agies dengan tangan kiri yang menumpu dagunya dan tangan kanan menyendok dessert.
Agies menggeleng tanpa mengalihkan perhatiannya dari makanan di hadapannya. "Tidak. Aku tinggal bersama pengasuh."
"Apa dia baik?"
"Em ... tidak? Aku rasa semua orang tidak menyukaiku, jadi tidak ada yang baik kepadaku," jawab Agies dengan polos.
"Oh, benarkah? Kalau begitu jangan makan makanan yang kuberikan. Karena aku juga orang jahat," balas Nike sedikit jahil.
Seketika Agies langsung menengok ke arah Nike.
"Eh? T-Tidak, Tuan Muda ... Tuan Muda sangat baik!" ucap Agies memuji Nike karena tak rela melepaskan makanan lezat yang saat ini sedang dia nikmati.
Nike tersenyum sampai matanya menyipit. Dan hal itu membuat Agies tertegun. Sama halnya dengan Roan, dia juga merasakan hal yang sama dengan Agies dalam waktu beberapa detik.
"Kenapa kau juga ikut memanggilku Tuan Muda?"
"Karena Tuan Muda adalah seorang Tuan Muda."
"Apa kau tahu bahwa aku adalah kakakmu?"
"..."
"Sepertinya kamu tahu. Tapi kenapa kamu menjadi diam? Aku tidak akan memotong lidahmu walau kau berbicara," ucap Nike kepada Agies karena tak mendapat jawaban.
"S-Saya tahu."
Melihat kegugupan yang ditunjukkan Agies membuat Nike merasa cukup sampai di sini untuk hari ini. Dan dia berdiri dari duduknya.
"Baguslah. Dan sekali lagi aku mengingatkanmu, segera hentikan gaya bicaramu yang formal kepadaku. Selain itu kamu akan tinggal di dalam mansion mulai hari ini. Roan, kamu siapkan kamar untuknya. Aku akan kembali ke kamarku," jelas Nike kemudian melenggang pergi dari ruang makan setelah Roan menyanggupinya.
'Sangat melelahkan hari ini.'
***
Dua hari lagi Nike akan pergi ke istana. Karena itu adalah perintah raja di dalam surat. Dia akan diangkat sebagai Duke Sofaran yang baru jika Nike menyanggupinya. Tapi biasanya bangsawan yang masih di bawah 17 tahun akan merasa kebingungan untuk mengatur segala urusan di kediamannya dan memilih untuk membawa wali sebagai gantinya.
Namun, itu tak berlaku untuk Nike. Dia bisa mengatasinya sendiri. Membawa wali lain hanya akan menjadi penghambat di masa depan dan lebih membahayakan. Jadi dia memilih untuk pergi ke sana bersama Roan dan Agies sebagai gantinya.
Dengan membawa Agies ke sana dia berniat untuk memperlihatkan secara resmi bahwa dia memiliki adik laki-laki yang berada di bawah perlindungannya. Dengan begitu musuh Nike tidak akan menggunakan Agies untuk melawannya di masa depan. Karena jika kehadiran Agies terbongkar oleh orang lain, hal itu bisa menjadi malapetaka untuk dirinya. Jadi dia memilih untuk membongkarnya sendiri.
"Hah ...."
Terkadang Nike masih merasa tidak nyaman dengan semua ini. Sensasi yang berbeda dari kehidupan yang sebelumnya membuat dia merasa sesak dengan semua hal itu. Beban di kepalanya juga semakin bertambah dengan adanya pemikiran-pemikiran ini. Karena hal itulah dua hari ke depan dia memutuskan untuk beristirahat dan membenahi mentalnya. Dengan begitu dia bisa siap untuk menghadapi masalah lainnya nanti.
"Hidup memang terasa menyesakkan. Tapi aku belum berniat untuk mati," gumamnya.
'Kehidupan tanpa hiburan seperti televisi, game, laptop, ataupun handphone memang benar-benar membosankan. Jika malam datang aku merasa bingung harus melakukan apa. Hanya diam merenung sambil melihat kunang-kunang dari jendela setiap malamnya juga membuatku kenyang. Aku ingin hal lainnya. Tapi apa yang kuharapkan dari era yang berbeda ini?'
"Hahh ...."
Untuk kesekian kali Nike menghela napas. Dan akhirnya dia memilih untuk tidur lagi karena tidak ada hal lain yang ingin dia kerjakan.
***
"Bagaimana? Apa raja mulai bergerak?"
"Ya, dia mengirimi Tuan Muda surat."
"Baiklah. Awasi terus bocah itu, jangan sampai lengah. Karena dia bisa kita gunakan sebagai bidak catur untuk melawan raja. Tinggal satu langkah lagi dan dendam kita semua bisa terbalaskan secara penuh."
"..."
Pria yang melaporkan situasi diam sejenak setelah mendengar ucapan pria lain di hadapannya itu.
"Apa Anda tidak merasa bahwa tindakan Anda membunuh kedua orang tuanya itu terlalu jauh?"
Seketika mata hijaunya mengkilat di dalam kegelapan. Tatapannya sangat tajam dan penuh kebencian seakan-akan dapat membinasakan siapa saja yang melawannya.
"Terlalu jauh? Roan, apa kau berniat untuk menantangku?!"
"..."
BRAK!!
"Kau tahukan apa akibatnya jika kau melawanku?"
Pria itu mencekik Roan. Benar, orang yang selama ini memberikan informasi kepada Marquess Helisyan adalah Roan, pelayan pribadi Nike.
"Ughh ...!"
"Aku akan memaafkanmu kali ini dan pura-pura tidak mendengarnya. Tapi jika lain kali kau melakukannya lagi, aku akan membunuhmu! Jadi hati-hati dengan ucapanmu!"
Setelah memperingatkan hal itu kepada Roan, Marquess Helisyan melepaskan tangannya dari leher Roan. Dan dia pergi begitu saja dari sana.
"Uhuk ...!"
Roan memegangi lehernya sambil melihat ke arah Marquess Helisyan menghilang.
Roan terlihat sangat tidak berdaya saat ini. Dirinya yang selalu tersenyum dan manipulatif tidak bisa melawan Marquess Helisyan yang merupakan ayah angkatnya. Pada akhirnya dia memilih untuk balas budi dibandingkan mengunggulkan rasa bencinya kepada Marquess.
"Sialan!"
Dan kini dia juga mulai membenci dirinya sendiri.
.
.
Reflemoon
19/02/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Villain's Brother (REVISI)
FantasyEgi, pria dewasa berumur 21 tahun baru saja bertengkar dengan adik perempuannya kemarin sore. Mereka bertengkar karena sebuah novel berjudul "The Reborn of Marquess". Adiknya itu terus-terusan membaca novel tersebut sampai dia lupa belajar. Karena i...