Geva melangkah dengan cepat, sedikit berlari supaya bisa menjangkau gedung IPS dengan segera, mengabaikan panggilan Okta dibelakangnya. Kedua matanya sekarang sedikit memerah dan semua orang yang melihat itu dengan buru-buru menyingkirkan tubuh kepinggir supaya tidak tertabrak oleh Geva.
Semua orang tau ia sedang marah sekarang. Dan mereka tau kemarahan Geva disebabkan oleh apa, berita mengejutkan bagi orang-orang pagi ini. Raline dan Ago resmi pacaran.
Sebagian yang menonton pertandingan voli semalam melihat Ago dan Raline berbincang dan mereka mendengar jelas dari mulut Ago jika keduanya resmi pacaran. Tidak, mereka tidak salah dengar karena setelah itu satu tim voli sekolah bersorak senang mengucapkan selamat kepada Ago.
"Geva! Lo enggak bisa pergi sekarang!" Bagas muncul tepat dihadapan cowok tersebut. Menahan kedua bahu Geva dengan keras.
"lo enggak bisa bikin kekacauan sepagi ini dikelas orang!" peringat cowok itu lagi.
Okta berhenti dibelakang mereka, menumpu tangannya dilutut dan menarik nafasnya dalam-dalam, "hhh... be-bener...." Ucapnya disela tarikan nafas.
"lepas."
"enggak."
"lepas!"
"enggak!"
Bugh!!!
Tinjuan mentah itu melayang ke rahang Bagas, Okta yang melihat temannya dihajar lantas menarik tubuh Geva ke belakang.
"lo apa-apaan, anjing?!" serunya memaki.
"jangan halangin gue makanya!" seru Geva balik dengan wajah memerah sekarang.
Okta tersenyum sinis, "ya udah sana! Sana lo datangin, Raline! Sana permalukan diri lo sendiri karena sudah ngamuk-ngamuk dikelas orang dengan alasan kekanakan!"
Mendengar itu lantas membuat emosi Geva semakin tersulut, "kekanakan lo bilang?" ucapnya didepan wajah sahabatnya itu.
Okta balik menatapnya tajam, "iya. Lo bukan siapa-siapa Raline tapi berlagak paling berhak buat dapatin dia, kalau kayak gini apa bedanya lo sama Olin, huh?" tanya cowok itu jelas membuat Geva tersadar.
Ia mundur beberapa langkah, pikirannya menjadi sedikit waras sekarang. Geva menatap Bagas yang tampaknya masih kesakitan karena tinjunya. Geva mengacak-acak rambutnya frustrasi.
"Bagas, gue—"
"sans, bro," sela Bagas sambil mengibas tangannya.
"gue paham—"
"GEVA LO APAIN COWOK GUE, HAH?!?!?!"
***
Raline mencoba biasa saja selama masuk ke dalam kelas, ia duduk ditempatnya, mengeluarkan alat tulis kemudian sibuk dengan HP-nya sendiri, mencoba mengabaikan setiap tatapan serta bisika orang-orang. Itu membuatnya déjà vu.
Rasanya seperti kembali kemasa lalu kelamnya, dimana ia baru saja menginjakkan kaki dan orang-orang sudah bergosip tak benar tentangnya. Sampai akhirnya ia merasakan seseorang menepuk kepalanya, Raline mendongak dan menemukan Ago berdiri didepannya dengan senyum lebar.
"selamat pagi!" sapa cowok itu.
Raline ikut tersenyum, "pagi," jawabnya singkat.
"RALINE! RALINE!!!!"
Tak lama seruan heboh yang berasal dari luar kelas terdengar, terlihat Fany dan Ratna yang dengan heboh masuk ke dalam kelas dan sekarang berdiri di depan meja Raline, mengabaikan Ago yang mereka geser posisinya.
"lo! Lo jadian sama Ago?!" tanya Ratna heboh.
"LO ENGGAK BILANG KE GUE?!" tanya Fany tak kalah heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
EX! vers.2 [✔]
Teen Fiction"Raline." "apa lagi?" "balikan, yuk." "kita udah selesai, Geva." Raline masih mencintai Geva, walau dua tahun berlalu sejak kandasnya hubungan mereka. cewek itu masih mencintainya, tapi Raline tak bodoh untuk kembali bersama Geva. ia menerima Geva...