03

776 78 4
                                    

«𑁍»

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

«𑁍»

"aku mendengar dokter baruku ada di sini," sebuah suara memanggil dengan senyum yang jelas dalam suaranya.

Christina melirik ke belakang hanya untuk jantungnya berdetak keluar dari rongga dadanya dan sejujurnya, untungnya dia sudah berada di rumah sakit.

Dr Carlisle Cullen sangat cantik. Ibu muda itu tidak berpikir kata-kata apa pun yang bisa menjelaskan betapa tampannya Dokter itu. Dia memiliki rambut pirang yang disisir sempurna ke belakang, yang tampak keemasan di bawah lampu rumah sakit, cocok dengan warna matanya yang membuat rahang Christina hampir jatuh. Dia belum pernah melihat warna mata seperti yang dimiliki dokter itu kecuali ia memakai kontak lensa.

Jas dokter membingkai tubuh Dr. Cullen dengan apik. Dia lebih tinggi darinya, mencapai sekitar enam kaki dan dua inci, membersihkan tingginya lima kaki dan empat inci.

Natasha yang melihat teman barunya terpesona dengan ketampanan Dr Cullen lantas menyenggol lengannya sambil menyeringai padanya saat Christina menoleh padanya.

"Dokter Cullen" sapa Natasha pada Carlisle.

"Natasha, kau disini?" jawab Carlisle.

"aku disini untuk melihat dokter baru dan berkenalan dengannya." ucap Natasha pada Carlisle dengan seringai di wajahnya."aku tak bisa lama-lama karena ada operasi sebentar lagi" ucapnya.

"semoga berjalan lancar" ucap Christina pada Natasha.

"itu pasti. sampai jumpa" pamitnya lalu pergi.

"baiklah" ucap Carlisle. "Christina Swan." Dr Cullen mengulurkan tangannya ke gadis muda itu dengan senyum lembut. Gadis di depannya tersandung dari tempat duduknya saat dia mengulurkan tangan untuk menjabat tangannya. Bibir dokter itu berkedut geli itu, sebelum dia akhirnya mengambil napas dalam-dalam yang tidak perlu, menegangkan bahunya saat melakukannya. Jika Christina menyadarinya, dia tidak
memberitahukannya.

"Kamu benar," Christina mengangguk, meletakkan tangannya kembali ke samping, tidak menyadari sedikit ketidaknyamanan dokter.

Carlisle berdeham, luka bakar yang sedikit gatal di bagian belakang tenggorokannya berulang-ulang di benaknya. Dia tersenyum pada gadis yang tidak tahu itu. "Putri tertua Chief Swan?" tanyanya mencari topik.

"tidak, orang-orang mungkin berpikir aku anaknya karena nama belakangku. tapi aku hanya keponakannya." Christina tersipu karena sudah ditatap oleh Carlisle dengan intens.

Mata Carlisle tertuju pada sedikit rona merah di pipi gadis Angsa itu. Dia berkedip sekali untuk mencoba menjernihkan pikirannya. "eum, maafkan ketidak tahuanku tentang keluargamu. aku Dr. Carlisle Cullen, kau akan berkerja bersamaku untuk beberapa hari kedepan. Hari ini akan menjadi hari yang mudah untukmu, kau akan mengurus beberapa pasien bersama ku, dan memberimu tur ke rumah sakit. Cari tahu jadwal yang paling cocok untukmu"

𝘼𝙡𝙡 𝙁𝙤𝙧 𝙔𝙤𝙪 || 𝘊𝘢𝘳𝘭𝘪𝘴𝘭𝘦 𝘊𝘶𝘭𝘭𝘦𝘯 𝘟 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang