𝐈. Maple

43 6 0
                                    

⠀⠀
⠀⠀

🍁 ;
⠀⠀
⠀⠀
⠀⠀

C

uaca yang cukup bersahabat. Dengan lembayung senja yang memayungi tubuh pria belum genap setengah abad itu. Dirinya berdiri, menggenggam sebuket bunga. Sementara tangan yang lain membawa paperbag. Berjongkok seraya menaruh masing masing bunga, dupa, juga momiji manju di atas nisan bertuliskan 「 小鳥遊 紡 」.

Tangan dikatupkan, mulai mendoakan sosok yang tengah tidur dengan damai di atas sana. Tanpa memiliki niat 'tuk kembali membuka netra menatap indahnya dunia. Tak ada sepatah kata keluar dari mulut, pria bersurai violet kini melangkah pergi. Meninggalkan tempat peristirahatan sang puan sendiri. Tanpa disadari, gawainya mengeluarkan nada dering.

‘Otousan’ itulah yang tertulis dalam layar gawai.

"Sogo, cepat kembali ke kantor. Dirimu kemana saja? Kau lupa kita memiliki klien penting sore ini?"

Sedetik kemudian, panggilan diputuskan secara sepihak. Tanpa menunggu jawaban dari sosok yang diketahui bernama Sogo tersebut. Dengan raut minim ekspresi, dia memasuki mobil, membenahkan syal yang membalut leher sebelum akhirnya melaju diiringi daun maple yang menari bersama angin.

🍁 ;


"Ngomong ngomong, kita lama tidak berjumpa. Nikaido."

Lawan bicaranya tertawa renyah. "Yah begitulah. Semuanya terjadi begitu cepat. Tanpa sadar lima tahun telah berlalu, bukan begitu?" Pria yang dipanggil ‘Nikaido’ menyesap kaleng bir di tangan.
"Lima tahun juga, Sou memutuskan untuk resign dari Takanashi Production semenjak itu. Kau sendiri bagaimana, Gaku?" Kembali ia melemparkan sebuah pertanyaan.

Surai perak berpaling, pandangannya menerawang jauh mengamati deretan daruma yang terpajang apik pada setiap bangunan kuil Katsuo-Ji. Meski dirinya tak dapat menyembunyikan raut kecut yang menghiasi wajah.

"Tidak banyak yang berubah dari TRIGGER."
"—hanya saja, Tamaki yang memutuskan untuk ikut mengundurkan diri dari agensi dan sekarang tinggal satu atap bersama Tenn, itu menjadi hiburan tersendiri. Kau tahu, maksudku saat mereka ‘memperebutkan’ Aya sebagai adik" Garis bibir Gaku terangkat. Membuat sebuah senyuman.

"Aah, aku ingat. Aya sempat merekam perdebatan mereka dan mengirimkannya melalui email ku. Memang ya, Tamaki tidak berubah"

"Aku setuju mengenai hal itu. Dirinya tak berubah meskipun kita telah kenal semenjak bangku sekolah menengah atas, juga saat awal karir menjadi idol"

Jeda sesaat bagi angin untuk ikut bernostalgia bersama kedua pria tersebut. Membawa daun daun maple melayang bersama. "Andai saja—ah ..? Maaf, sebentar"

Yang ber-megane meminta izin untuk mengangkat telepon. Silver beralih mendekati barisan daruma di sekeliling kuil. Tanpa sadar senyumnya mengembang, meski tak dapat dilihat secara jelas. Berjongkok, tangannya mengambil salah satu daruma. Kalut dalam fikiran.

"Sachou baru saja meneleponku. Kita harus bergegas kembali—" Kalimatnya tertahan, "Oh—apa kau ingin disini lebih lama Gaku?"

"Hm? .." setengah terlunjak, dirinya meletakkan kembali daruma pada tempat semula.
"Tidak. Ayo"

🍁 ; 𝐭𝐛𝐜

⠀⠀⠀

⠀⠀⠀⠀

⠀⠀⠀

Daruma :
Daruma adalah boneka sekaligus mainan asal Jepang dengan bentuk hampir bulat, dengan bagian dalam yang kosong serta tidak memiliki kaki dan tangan. Boneka ini merupakan pembawa keberuntungan dan lambang harapan yang belum tercapai.

Kuil Katsuo-Ji :
Dikatakan bahwa selama Periode Heian, doa-doa di buat untuk kuil ini dengan tujuan menyembuhkan penyakit dari Kaisar Seiwa. Dengan berhasilnya doa-doa ini, kemudian kuil ini diketahui sebagai "Kuil yang menang melawan raja." Kemudian, menjadi kuil yang dikenal sebagai penolong para pendoa menjadi "menang" ("katsu" yang berarti "menang") dalam aspek yang berbeda, seperti bekerja, bisnis, olahraga, dan lainya. "katsu daruma" (pemenang daruma) juga terkenal. Kuil ini memiliki luas lebih dari 260,000 meter dan pada saat musim gugur diwarnai dengan indahnya merah dan kuning dedauan musim gugur yang berbeda dari tempat lainnya, yang membuat ini menjadi tempat yang terkenal selama musim gugur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Under The SnowflakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang