MLWG ~ 30

62 6 2
                                    

KRITIS

~~~

Suara alat pendeteksi jantung mengiringi kesunyian di dalam ruang operasi. Dua orang dokter sedang berjuang mempertahankan nyawa pasiennya. Dokter Shella dan Vito dibantu beberapa suster sedang berusaha mengeluarkan peluru dari tubuh Nadza.

Satu menit berjalan, tiba – tiba terjadi pemecahan lapisan pada ginjal Nadza. Mengakibatkan pembocoran pada ginjalnya. Banyak sekali darah yang keluar saat pertengahan operasi.

Jantung Nadza terdeteksi semakin lemah di layar monitor. Cepat – cepat dokter Shella menyuruh kedua suster untuk membantu dokter Vito menghentikan darah yang terus keluar. Sedangkan dirinya keluar dari ruang operasi, menemui pihak keluarga pasien.

" keluarga dari pasien Nadza ? " seruannya memenuhi ruang tunggu

Reyfal dan teman – temannya bangkit dari kursi tunggu dan menghampiri dokter Shella. " bagaimana dengan operasi Nadza, dok ? " tanya Reyfal pada dokter Shella.

" saya perlu bicara dengan keluarga pasien, apakah sudah ada yang datang ? "

" belum dok, memangnya ada apa ya dok ?" ucap Kaiswa

Dokter Shella semakin gelisah, " kita harus cepat mendapatkan pendonor ginjal untuk Nadza. Pelurunya sudah memecah lapisan ginjal bagian kanan tubuhnya " tutur dokter Shella

Beberapa menit kemudia kedua orang tua Nadza datang, bersama seorang laki – laki yang mengikuti mereka dari belakang.

" gimana kondisi anak saya, dokter ? " tanya ibunda Nadza dengan wajah panik

" Nadza harus segera mendapatkan pendonor ginjal, Bu. Jika tidak, terpaksa pasien harus bertahan dengan satu ginjal "

" saya siap mendonorkan ginjal untuk Nadza, dok " timpal Algivaro

Ucapan Algivaro mengalihkan kecemasan semua orang disana. Terlebih Reyfal, dia terkejut akan keputusan Algivaro.

Tak mau diam saja, dia juga berinisiatif untuk menjadi pendonor kedua, " saya juga bersedia menjadi pendonor ginjal dok " ucapnya pada dokter Shella.

" baik, kalian berdua bisa ikut saya. Kita perlu mengetes kecocokan ginjal terlebih dahulu ". Dokter Shella, Algivaro, dan Reyfal meninggalkan ruang operasi

# My Love With Gangster #

Di sebuah jalan sepi terdapat dua pengendara montor. Mereka saling salip – menyalip dan beradu gas. Montor paling belakang terus berusaha mengejar pengendara di depannya yang melaju sangat cepat. Si pengendara mengendalikan montornya sambil meneriaki nama orang di depannya.

" ARGAA WOYY !! "

Arga juga mendengar namanya terus di serukan oleh orang itu. Tapi tetap saja ia enggan berhenti. Dia berniat untuk menghindarinya.

Karena fokusnya terbagi ke jalan dan teriakan yang terus memanggil namanya, Arga melewati lampu lalu lintas.

Lampu lalul lintas berganti warna menjadi merah, tanda berhenti . Saat montornya melaju kencang, dari arah berlawanan ada sebuah truk besar yang juga melaju tak kalah kencang.

Arga panik, lalu membelokkan montornya ke sisi kanan. Ban depannya menabrak pembatas jalan. Tubuhnya jatuh terpental menyentuh aspal.

Untung saja dirinya memakai helm. Jadi tidak ada luka serius di bagian kepalanya. Perlahan Arga berusaha berdiri dan berjalan ke arah montornya. Arga berjalan dengan tubuh sempoyongan,sambil menahan rasa pusing di kepalanya.

My Love With Gangster { On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang