39. Hati-hati

18 10 0
                                    

            Setelah mengembalikan motornya pada Alfin, Rizal segera pergi ke basecamp Batrex dan menemui teman-temannya beberapa menit yang lalu Mamah menelfonnya karena cemas Faisal belum pulang seharian dan tidak ada kabar apapun

Rizal menghampiri Anggi yang tengah mengobrol dengan Rudi serta Gino, ia menemui ketiganya yang langsung antusias saat dirinya dateng

"Nah kan! Dia dateng!" seru Gino menunjuk Rizal.

"Lo dari mana aja sih? Lama banget dah" seru Rudi menatapnya heran.

"Ada apa lo nyari gue?" tanya Rizal duduk di kursi menatapnya.

"Gak tau nih dari sore dia nanyain lo" jawab Anggi.

"Ikut gue sekarang, lo berdua kalau mau ikut ya ikut aja" kata Rudi dan berjalan menaiki motornya membuat ketiganya saling menoleh, Rizal mengangguk meyakinkan membuat keduanya pun segera berjalan menuju motornya, Rizal duduk di boncengan Anggi dan mereka mulai meninggalkan Basecamp Batrex

Rudi memacu motornya dan diikuti ketiga anak Batrex, mereka menuju ke arah jalanan yang sepi yang jarang di lewati banyak orang

Awalnya, Anggi tidak percaya dengan Rudi tapi Rizal berusaha meyakinkannya agar tidak berprasangka buruk

Tak lama, Rudi berhenti di sebuah bangunan yang tampak lama tak terpakai. Rizal turun dan menghampiri Rudi menatap bangunan itu

"Sorry gue gak bisa nemenin lo buat nyari motor lo karena gue ada jadwal balapan" kata Rudi manatapnya. Rizal mengangguk dan menepuk bahunya, Lalu Rudi pamit dari hadapan mereka

"Gimana sekarang?" tanya Gino menatap ketuanya.

"Apa lagi? Masuk lah" jawab Rizal dan memakai sarung tangan hitamnya lalu ketiganya berjalan memasuki bangunan itu

Mereka tak melihat ada tanda-tanda kehidupan, hanya puing-puing bangunan lama yang dibangun tak selesai, mereka melihat sekeliling dan masuk lebih dalam lalu terdengar gelak tawa beberapa orang di satu ruangan

" Itu bukan hantu kan?" tanya Gino mengikis jarak pada Anggi.

"Ish! Jauhan sana!" Jawab Anggi mendorongnya membuat Gino menjauh dan menginjak botol Aqua yang kosong, suara tawa itu berhenti sesaat, hening dan suara Rizal berteriak membuat Anggi dan Gino terlonjak kaget

"Berhenti lo semua!!!" Seru Rizal menatap pemandangan yang memilukan, tampak Faisal sedang diikat di kursi dengan lemah seluruh tubuhnya babak belur bahkan wajah nya saat ini membuat Rizal miris, keempat orang itu tampak sedang mencekoki nya minuman keras ketika Faisal menolak satu pukulan mendarat di tubuhnya dan mereka menyiramnya dengan segelas itu

"Dateng juga, adek tak dianggap" ucap Paka terkekeh dan melempar gelas mirasa kesembarang arah ia terkekeh puas

"Karena lo dateng nya lama, kita gak tahan diemin kakak lo" ucap temannya menoyor kepala Faisal.

"Mana uang nya? Lo gak lupa kan?" tanya Paka menghampiri Rizal dengan senyum mengejek menyentuh bahunya

"Kakak lo munafik, so suci gak mau minum Miras" ucapnya membuat Rizal menepis lengan dari bahunya

"Lepasi dia" desis Rizal menatapnya tajam
Tapi Paka malah tertawa karena setengah mabuk

Rizal tak mau membuang waktunya dan segera menyerang Paka dengan keras membuat satu teman Paka ikut membantu Paka

Sedangkan dua orang lainnya ditangani Gino dan Anggi, mereka terlibat perkelahian seperti biasa saling memukul dan menendang sama-sama ingin menang dan mengalahkan musuh

Tapi Paka dan teman-teman nya dalam bawah sadar karena telah minum yang memabukkan membuat mereka mudah merubuhkannya

Rizal segera membuka ikatan yang membelit Faisal, lalu memapahnya untuk berdiri Faisal terhuyung, terbatuk lalu memuntahkan isi perutnya

"Shit! Jorok banget sih lo" seru Rizal mendorongnya lupa bahwa Faisal sedang lemah, Faisal terjatuh di lantai

"Zal! BG! Kenapa lo dorong?!" tanya Anggi tak habis pikir dan membantu Faisal terdiri.

"Dia muntah hampir kena gue" jawab Rizal membuat Anggi menggelengkan kepalanya.

"Cepetan bantuin! Gak kena muntahnya kan?" Rizal menghela nafas dan segera memapah Fasial sebelum Paka dan teman-teman nya kembali bangkit

Gino segera berlari ke motornya dan menyalakan mesin, Rizal dan Anggi membantu Faisal menaiki motornya, Rizal menyusuri saku Faisal dan mencari kunci motornya

"Kalian duluan, bawa dia ke basecamp. Gue ambil motornya" kata Rizal diangguki keduanya.

"Hati-hati lo" seru Gino diangguki Rizal mereka mulai melaju meninggalkan nya.

Rizal kembaliasuk dan segera menaiki motor Faisal dan meninggalkan tempat itu terdengar Paka berteriak dan memakinya dalam setengah sadar.

***

Rizal membersihkan luka di badan dan wajah Faisal dengan handuk kecil dan air hangat disaksikan beberapa anggota Batrex yang menemaninya

"Gue lagi bersihin luka Faisal bukan mandiin jenazah" kata Rizal menatap teman-temannya.

"Lah emang" seru Ferik tak peduli

"Yaudah ayo kedepan, jangan bikin sesak" seru Gino yang mengerti dan bersama tiga yang lainnya pergi dari kamarnya meninggalkan Anggi serta Ferik yang tetap disana

"Bang Faisal beneran gakpapa? Dia kayaknya syok banget" kata Anggi menatap Faisal yang terbaring lemah dengan prihatin.

"Gue baru tau Bang Faisal bisa sakit juga" seru Ferik dengan enteng.

"Lo pikir dia batu berjalan?" sarkas Anggi menatapnya.

"Lah iya kan Kakaknya batu adek nya kulkas" jawab Ferik membuat Anggi geram.

"Udah ayo keluar ah, gak bener kalau ada lo" seru Anggi dan menarik Feric keluar dari kamar meninggalkan Rizal dan Faisal.

Rizal selesai membersihkan luka Faisal dan segera memakaikan baju miliknya dengan susah payah, terasa sulit memakaikan baju pada orang yang pingsan Rizal sesekali memakinya karena terlalu berat dan menyusahkan

Setelah selesai, ia menarik selimutnya menutupi sebagian tubuh Faisal, Rizal menghela nafas dan keluar dari kamarnya dan bergabung dengan teman-temannya di ruang tamu

"Gimana Bang Faisal? Aman?" tanya Gino dan diangguki Rizal.

"Dia cuman kecapekan" jawab Rizal meneguk minumnya.

"Bagus kita dateng tepat waktu" seru Anggi menghela nafas lega.

"Zal gue pulang dah, nyokap gue udah telfon" seru Ferik diangguki Rizal dan beberapa orang pun pamit padanya

Ia melihat Anggi dan Gino sudah terlelap di kamarnya, Rizal mematikan tv dan memasuki kamarnya dimana Faisal tertidur dengan tenang disana

Rizal duduk di kursi dan menatapnya sesaat lalu menidurkan kepalanya di tepi ranjang tapi ia segera bangkit karena ia tak menyukai posisi itu

"Kenapa gue tidur di kursi? Ini kan kasur gue" seru Rizal dan mendorong Faisal sedikit bergeser ia segera berbaring di sampingnya dan menarik selimutnya dari Faisal

"Enak aja, ini punya gue. Karena lo numpang jadi ya geser dong" ucap Rizal bicara sendiri dan ia menutup matanya ini kali pertama setelah beberapa tahun keduanya tidak pernah tidur berdampingan lagi.


⁝⁞⁝⁝⁞⁝⁝⁞⁝⁝⁞⁝

Kulkas Aktif《Completed》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang