27

83 6 0
                                    

"Sana kalian pesen yang gue janjiin." Titah Aurora pada salah satu dari tiga orang di hadapannya.

"Ara janjiin apa?" Tanya Fakhri penasaran.

"Kepo banget," Calvin yang menjawab dengan cepat.

"Gua nanya ke Ara, bukan lo." Balas Fakhri.

"Gii ninyi ki iri, bikin li hilih nyenye."

Fakhri membulatkan matanya, tidak percaya dengan apa yang ia dengar dan lihat. Ia diledek oleh adik kelas, ia tidak percaya ini. Baru Calvin yang meledeknya seperti ini.

"Tiati matanya keluar." Kata Lion dengan bakso di tangannya. Fakhri hanya menatap kesal Lion sebagai respon.

"Oh iya, es teh kan tiga rebu nah berarti ciloknya dua rebu aja ya biar pas goceng jadi lima belas rebu." Ucap Aurora sambil menatap Calvin, Cadey, dan Cakra bergantian.

"Dia mah emang pelit jadi jangan harap dapet traktiran yang mewah dan waw dari Ara." Cerocos Lion.

"Gue bukan pelit ya," balas Ara.

"Terus kalo bukan pelit apa, ha? Medit?"

"H E M A T. Hemat." Jawab Aurora lalu memakan baksonya.

"Gak usah ditraktir juga gapapa kak. Tapi sebagai gantinya kak Reese malam minggu nanti temenin Apin ya?"

"Kemana?" Aurora bertanya.

"Pasar malam."

"Jajanannya lu yang bayar semua tapi kan?" Calvin mengangguk sambil tersenyum.

"Tapi emang temen lu pada setuju?" Aurora menatap Cakra dan Cadey.

"Kita mah ngikut kemauan bos aja kak Ara." Jawab Cadey dengan senyum yang menenangkan.

"Bos?" Bingung Aurora.

"Mereka emang suka manggil Apin 'bos' kak, iya kan?" Calvin mentap Cadey tajam dengan senyumnya.

"I-iya kak, karena Apin suka nraktir aku sama Cakra jadi kita kadang suka manggil dia bos hehe." Jelas Cadey.

"Yaudah oke, gue setuju. Sesuatu yang sangat menguntungkan tidak boleh ditolak."

"Aku juga mau ikut Araaaaa," rengek Carla.

"Gak boleh." Bantah Calvin.

"Aku gak nanya ke Apin ya, jadi diem aja." Balas Carla.

"Araaa yaaa?" Tanya Carla lagi.

"Kalo gitu, gua juga ikut. Ya kali bebep gua jalan-jalan sedangkan gua diem bae di rumah." Ucap Lion.

"Gua juga." Sambung Fakhri.

Aurora sedang menikmati baksonya sambil mendengarkan percakapan mereka dengan tenang.

Calvin menatap Cadey dan Cakra secara tajam bergantian. "Oh iya, kak Carla." Ucap Cadey.

"Iya?" Jawab Carla.

"Aku baru inget, ada yang mau aku omongin sama kak Carla. Boleh ngomong berdua?" Tanya Cadey.

Carla menangguk. "Tapi gak disini kak." Kata Cadey.

"Terus dimana?"

"Di depan tukang jus. Aku juga sekalian mau beli jus, ada yang mau nitip?" Tawar Cadey.

"Gua dong, gua mau nitip jus apokado." Jawab Lion.

"Buah naga." Sambung Aurora.

"Yaudah berarti cuman dua doang ya? Tiga sama punya aku." Aurora dan Lion menangguk. Lalu Cadey dan Carla berdiri dan berjalan menuju tukang jus buah.

"Lu gak cemburu?" Tanya Fakhri.

"Cemburu hanya untuk orang yang takut kalah saing dan gua Lion sebagai orang paling tampan di sekolah ini— tidak akan kalah saing." Ucapnya mendramatis.

"Dan gua bukan lu, tukang cemburu tapi gengsi selangit." Julidnya.

"Si kampret emang," ucap Fakhri pelan. Lion tertawa bahagia.

"Bang, jus alpukat, naga, sama apel satu ya." Pinta Cadey.

"Naganya belom nemu bos, kemaren saya udah ke goa." Kelakar tukang jus.

Cadey tertawa pelan. "Jus buah naga maksudnya."

Tukang jus tersebut ikut tertawa pelan. "Siapppp bos."

"Cadey mau ngomongin apa?" Tanya Carla dengan senyumnya.

"Kak Carla bisa gak? Biarin kak Ara sama Apin berdua aja ke pasar malam nanti."

"Gak. Soalnya aku sama Ara satu paket." Balasnya.

"Hmmm," Cadey berfikir sejenak lalu menjentikan jarinya. "Bulan depan ada konser txt di Indonesia. Gimana kalo Apin bayarin tiketnya tapi kak Carla biarin Apin sama kak Ara ke pasar malam berdua, gimana?" Tawar Cadey dengan sumringah.

Mata Carla langsung berbinar dan reflek menggenggam kedua lengan Cadey. "Serius?! Beneran? Gak bohong?" Tanyanya ceria.

"Lu yakin masih gak takut kalah saing?" Tanya Fakhri lagi. Lion memperhatikan Cadey dan Carla.

"Sudah lampu oren, tidak bisa dibiarkan." Lion berdiri menghampiri mereka.

"Omongan doang gede. Ternyata masih takut kalah saing sama dekel, cemen." Cibir Aurora. Calvin tersenyum mendengar cibiran Aurora sedangkan Fakhri berdehem, sedikit tersinggung.

"Iya serius, gak bohong. Nanti tiketnya aku kasih ke kak Carla kalo udah dibeliin, tapi ajakin Fakhri juga ya kemana kek gitu supaya dia gak ikut sama kak Ara. Oke?" Ucap Cadey lagi.

"OKE! Seneng banget, arigatou gozaimastaaaa!" Kata Carla.

[Terima kasih banyak!]

"Hai, dōitashimashite." Ujar Cadey dengan senyumnya.

[Iya, sama-sama.]

"Ngerti bahasa jepang juga?" Kaget Carla.

"Sukoshidake."

[Cuman sedikit.]

"Sugoiiii!"

[Kerennnn!]

"Hehe," Cadey merasa malu saat dipuji, ia menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.

"Pokoknya hontonii arigatou gozaimastaaaaa!" Carla hendak memeluk Cadey namun kerah baju belakangnya langsung ditarik oleh Lion.

"Berani peluk cowok lain, hm?" Tanya Lion dengan mata puppy eyes.

"IONNNNNN!!!" Carla langsung memeluk Lion begitu ia berbalik.

"Misi bos, ini jusnya. Kalo mau pacaran atau adu jotos mending di lapangan aja, biar nyaman dan lega." Kata tukang jus.

"Kita gak bakal adu jotos kok bang, saya sukanya sama orang lain. Ini uangnya, kembaliannya ambil aja bang." Cadey menyerahkan uang dua puluh ribu sambil tersenyum manis.

"Tapi uangnya pas, boss." Kata tukang jus sambil tersenyum tak kalah manis.

"HAHAHAHHAA KETAWA BANGET GUAAAAA." Tawa Lion menggelegar.

"Malu gua malu, tuh jus lu kak. Bawa sendiri." Lalu Cadey berjalan meninggalkan mereka.

•Older Me•

salam jodoh, rangurlazy

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang