1

470 34 1
                                    

Selamat membaca
(≧▽≦)

Persahabatan mereka berawal dari Jewonggo Adnan yang biasanya dipanggil Jewo, Jewo butuh teman yang sama seperti dirinya, kedua orangtuanya pisah dan Jewo punya gangguan mental.

Hingga Jewo bertemu dengan Arsya Anggara, Arsya juga mengajak sahabatnya yaitu Hakam Biruna untuk membuat sebuah geng.

Juhan Daniar anak baru yang sering dibully, dan satu lagi Jehan Dirgantara walaupun orangtuanya masih bersama tapi dia sering dimarahi oleh Papanya, jadi dekat karena mereka senasib sama-sama sedih.

"Yok yang ada masalah bisa cerita," ucap Juhan dengan semangat.

"Eh ehh, Juhan lu dibully lagi ya sama si Yanuar?" Tanya Jehan. Karena Jehan mendengar teman sekelasnya membicarakan itu.

Juhan menundukkan kepalanya, Jewo yang berada disamping Juhan langsung mengelus-elus punggung Juhan.

"Lu diapain sama mereka?" Kata Arsya penasaran.

"Gak apa-apa kok," jawab Juhan sambil tersenyum.

Juhan sebenarnya tidak baik-baik saja, Arsya melihat tangan dan kaki Juhan yang tak sengaja terlihat, ada luka.

"Lo bisa lawan mereka Ju, gw yakin, Yanuar emang anak Kepsek, tapi jangan takut gw bakal bantu," ucap Hakam. Dia sudah bersedia melawan Yanuar itu.

"Nanti pulang gw mau ke psikolog, sekalian beli donat," ucap Juhan sambil tertawa.

Arsya tak punya gangguan mental atau kehidupan yang sedih, tapi dia bisa jadi orang membantu seseorang yang diselimuti kesedihan.

"Hakam, kita udah lebih dari 5 bulan bareng terus tapi gw gak pernah liat lo cerita atau apapun gitu? Lo gak kenapa-kenapa kan?" Ucap Jewo.

"Gw masih ragu buat cerita," jawab Hakam.

"Kenapa?" Tanya Jewo.

"Masa SD, gw cerita sama sahabat gw dulu, tapi dia malah ngejelekin gw. Dari situ gw gak pernah cerita sama orang," jelas Hakam.

"Udah gak apa, ayo cerita sini," ucap Arsya. Dan... Hakam cerita pada mereka, oh iya, mereka sedang diruangan musik yang sudah tak terpakai disekolahnya.

Masih 20 menit lagi istirahat selesai.
Mereka segera kekantin dan membawa makanan dan minuman mereka keruang musik itu.

"Dikelas lu ada tugas yang belom dikerjain?" Tanya Jewo pada Hakam sambil makan baso cilok nya.

"Matematika, gw blm selesai mana bu Anita nya galak," ucap Hakam lalu memakan nasi uduknya.

"Gampang tau lo aja yang bego," ucap Arsya.

"Dih dih, enak aja," ucap Hakam.

Tiba-tiba suara ribut dari luar sana...

"Lah kenapa tuh?" Ucap Hakam lalu berdiri.

Ternyata... Ada murid sedang bertengkar, dari jendela ruang musik itu terlihat laki-laki & perempuan bertengkar.

"Gausah dikepoin udah lanjut makan aja," ucap Arsya dan kembali duduk.

"Sekali lagi lo ganggu mereka gw pukul abis-abisan!" Ucap seorang perempuan dari arah sana.

Juhan juga semakin penasaran, tapi dia tak mau ikut campur dari pada dia malah jadi sasarannya.

"Cewek aja berani, masa lo gak?" Ucap Jewo pada Juhan. Pundaknya nyenggol-nyenggol pundak Juhan.

"Nyali dia lebih gede dari pada gw," Jawab Juhan.

"Kenapa?," Tanya Jewo.

"Lo tau kan... Guru-guru anggap Yanuar baik banget dan guru-guru bakal liat pas seseorang nyerang Yanuar jadi guru anggap kita bully Yanuar, ya gw kan takut dituduh," ucap Juhan.

Selesai mereka makan mereka mengobrol tentang random yang penting topiknya gak berhenti.

Hingga bel istirahat selesai, mereka langsung kekelasnya masing-masing.

(✿^‿^)
To be continued

Jewonggo Adnan : Park Jeongwoo Treasure
Hakam Biruna : Watanabe Haruto Treasure
Arsya Anggara : Hamada Asahi Treasure
Jehan Dirgantara : Yoon Jaehyuk Treasure
Juhan Daniar : So Junghwan Treasure

Ingat ini cuma fiksi.

T5✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang