Penjerat Transparan

715 60 4
                                    

Semerbak keharuman bunga sakura tak membangkitkan semangatnya, lantunan melodi kegiatan pagi yang tenang belum jadi alasan untuk bergairah, bulu mata lentik dan paras tampan yang dapat membuai siapapun yang meliriknya. Di pagi yang cerah ini tak ada hal spesial bagi pria bernama Fushiguro Megumi, menjalankan keseharian layaknya pemuda pada umumnya.

"Pagi Megumi" sapa salah satu sahabatnya, Ryomen Yuuji.

"Pagi" balasnya ramah. Keduanya menyusuri koridor sekolah yang mulai ramai, tawa dan percakapan menjadi alunan pengiring perjalanan mereka. Sesekali Megumi menguap, kepalan tangan ia arahkan di depan mulut, rasa malas kian membuncah kala mengingat sosok itu lagi.

Bosan. Keseharian ini membuatnya muak.

"Selamat pagi Megumi" giliran dilirik baru menyapa, Megumi hanya melambai malas, ia memberikan senyum terpaksa lalu masuk ke kelasnya. Kakak kelas bersurai putih itu yang membuatnya terjerat benang transparan yang sulit dilepas.

Megumi duduk di kursinya, suasana lapangan yang ramai memindahkan atensinya, beberapa siswa terlihat senang dan malas di awal semester ini. Kadang kala ia berandai, keseharian belakangan ini amat membuat bosan dengan apa yang orang sebut ikatan.

Bukan burung yang terjebak dalam sangkar, melainkan kucing yang dipelihara hingga sulit lepas dari sang majikan. Berapa kali pun mencoba bebas namun akan kembali ke rumahnya.

"Masih pacaran dengan kak Gojo?" Megumi menoleh ke Yuuji yang bertanya.

Bagaimana cara mengatakannya ya, sejujurnya Megumi juga sudah sangat muak.

"Begitulah" balasnya singkat.

"Kudengar kalian bertengkar lagi karena kak Gojo selingkuh" bukannya jadi pengadu, Yuuji selalu polos dan terlalu memikirkan sahabatnya ini. Megumi tak bergeming, ia fokus memperhatikan Yuuji yang baru menyalin catatan fisikanya. Pemuda bersurai merah muda yang cukup terkenal, setelah perkenalan siswa baru, banyak kakak kelas yang menyukai pemuda lugu ini.

Megumi penasaran, bagaimana kalau Yuuji yang menjalin hubungan dengan kekasihnya, bukan berpikir jahat, tapi Yuuji itu sangat baik dan polos. Semua keluguannya dapat menimbulkan rasa aneh dalam diri.

"Yuuji," panggil Megumi.

"Hm?" ia masih fokus dengan catatannya, Yuuji harus menyelesaikan itu sebelum pelajaran pertama dimulai.

"Bagaimana kalau kau yang pacaran dengan kak Gojo" wajah pemuda itu berubah tak senang, melirik Megumi dengan raut muka masam.

"Jangan aneh-aneh" celetuk Yuuji.

Si surai hitam malah terkekeh kecil, candaan ini membuatnya geli, memangnya siapa yang mau memberikan sahabat baiknya dengan pria brengsek seperti itu.

Jam pelajaran dimulai, guru pun masuk memberi materi dan semua juga sibuk mengikuti pelajaran.

°

°

"Megumi, besok kau jangan menyapaku ya?"

"Kenapa?" sorot mata malas jadi penanda ia tak tertarik dengan topik ini sebenarnya.

"Karena kalau ada yang tau kita pacaran, bisa gawat" Gojo tersenyum kaku, memandanginya saja membuat Megumi mau muntah.

Lagi-lagi, alasan yang serupa.

"Terserah apa mau-mu, aku pergi"

Sikap cuek dan dinginnya makin ketara belakangan ini, Megumi hanya lelah, Gojo selalu saja memintanya melakukan ini, itu dan hal menyebalkan lain. Hubungan seperti ini apa bisa disebut bahagia? Megumi tidak tahu.

Stay [SukuFushi]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang