2 - Jogging

82.5K 7.3K 511
                                    

Seorang pemuda melenguh pelan dalam tidurnya. Merasakan silau ketika sinar matahari menyorot lewat celah jendela besar kamarnya.

Elvio. Pemuda itu lantas membuka matanya perlahan namun kembali memejam ketika merasakan pusing di kepalanya. Efek dari mabuk semalam.

" Sialan, pusing ".

Elvio membuka mata sepenuhnya setelah sakit kepalanya sedikit mereda. Beranjak dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan sikat gigi. Tanpa mandi.

Malas. Tentu saja karena hari ini hari minggu, jadi dia tidak perlu terburu-buru mandi untuk pergi ke sekolah.

" Gue laper banget, di bawah pasti udah ada makanan ". Selesai memakai pakaiannya. Elvio langsung pergi ke dapur yang berada di bawah.

Berhenti sejenak ketika melihat kedua temannya yang masih tertidur di sofa. Elvio bergidik ngeri melihat posisi tidur mereka.

Bagaimana tidak? Posisi Gavin dan Vano saling berpelukan, dengan Vano yang menaruh kepalanya di dada bidang Gavin. Dan Gavin yang memeluk pinggang Vano.

" Heh kunyuk! Bangun!! ". Pekik Elvion sambil menendang-nendang kaki mereka. Tidak ada akhlak memang. Padahal mereka lebih tua darinya.

" Eunghh ". Terdengar lenguhan pelan dari mulut Vano yang menggeliat mendengar pekikan Elvio.

" Bangsat! ".

Vano mendorong tubuh Gavin setelah dirinya menyadari posisi mereka yang berpelukan. Membuatnya merinding.

" Anjing! Siapa yang dorong gue?! ". Teriak Gavin tak kalah heboh karena dirinya terbangun dengan tidak mengenakkan. Terjatuh dari sofa membuat tubuhnya sakit.

Elvio hanya terkikik melihat mereka yang terkejut.

" Kalian pacaran ya? ". Tanya Elvio membuat mereka berdua menatapnya dengan tajam.

" Mulutnya minta di getok! Jijik banget pacaran sama dia, gue bukan homo! ". Ketus Vano membuat Gavin mendelik menatapnya.

" Ya lo mikir lah! Ya kali gue mau sama lo, ga ada montoknya sama sekali. Tepos ".

Plak

Gavin mengaduh setelah kepalanya di pukul oleh Vano yang merasa kesal dengan perkataannya. Mereka saling beradu tatapan kesal membuat Elvio jengah sendiri. Awalnya menyenangkan melihat mereka bertengkar namun lama kelamaan membuat Elvio kesal sendiri.

" Udah deh kalo mau berantem nanti aja di luar rumah gue, kalian laper kan? Ayo makan ".

Elvio sudah lebih dulu meninggalkan mereka menuju meja makan. Disana sudah tersaji beberapa makanan kesukaan Elvio dan terdapat kertas tertempel di meja. Ia mengambil dan membaca isi kertas tersebut.

" Den Vio, bibi udah nyiapin makanan kesukaan Den Vio. Dimakan ya, siang nanti bibi dateng lagi buat masak makan siang ".

Elvio tersenyum tipis setelah membaca note yang berasal dari pembantu rumah tangga di rumahnya, namanya Bibi Wida. Dia hanya akan datang pagi,siang dan malam. Bi Wida tidak selalu berada di rumah karena memang pekerjaannya hanya membuat makanan untuk Tuan muda rumah tersebut. Untuk masalah membersihkan rumah itu sudah ada yang mengaturnya.

" Wih enak nih "

" Gue jadi laper "

Gavin dan Vano duduk, membuat Elvio berada di tengah-tengah mereka. Dengan tubuh mereka yang lebih besar dari Elvio, membuatnya terlihat mungil ketika berada di antara mereka.

" Mungil banget dek ". Ejek Gavin sambil sedikit menunduk menatap Elvio yang terlihat pendek jika di sandingkan dengannya.

Tak

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang