Bab 18 : Se-frekuensi

2K 172 9
                                    

_G E Z A R A_

"ARSEN!"

Teriakan Bara terdengar ketika dirinya baru saja memasuki mansion. Suaranya yang keras membuat seluruh maid dan pengawal tergopoh-gopoh menuju kearah Bara berada.

"Ada yang bisa kami bantu, tuan?" tanya salah seorang maid.

"Apa kalian lihat Arsen?" tanya Bara kepada para maid dan pengawal yang sudah berkumpul.

"Tidak, tuan." jawab mereka kompak.

"Tolong cari dia. Jika sudah ketemu, cepat hubungi aku." Perintah Bara.

"Baik, tuan." Semuanya pun langsung membubarkan diri mulai memcari keberadaan Arsen.

Bara memijit pelan dahinya yang terasa pusing karena ulah sepupu laknatnya satu itu. Dia berbalik dan berlari kembali untuk mencari keberadaan Arsen.

Sedangkan, orang yang sedang dicari keberadaannya sedari tadi nampak panik dilihat dari raut wajahnya. Arsen berlari menaiki tangga sembari menentukan tempat untuk bersembunyi.

"ARSEN, DIMANA LO?! AWAS AJA KALO KETEMU, HABIS LO SAMA GUE." Teriakan Bara kembali terdengar ditelinga Arsen membuat dia bertambah panik, mata nya jelalatan guna menemukan tempat bersembunyi dengan cepat.

Seketika matanya terpaku pada pintu kamar Adiknya. Mendapatkan ide untuk bersembunyi, Arsen pun langsung menuju pintu kamar Geza.

BRAK

Geza yang sedang asik bermain ponsel pun terlonjak kaget karena pintu yang dibuka dengan kasar oleh Arsen sehingga menimbulkan suara yang cukup keras.

"Kak Arsen? Ngapain, kok kaya panik gitu?" tanya Geza kepada Arsen yang sedang menutup pintu kembali.

"Sstt, Adek jangan berisik. Dengar, nanti kalo Bara nyariin Kakak bilang aja gak lihat, oke?"

"O-oke." jawab Geza terbata-bata. Geza mengiyakan saja ucapan Kakaknya walaupun belum mengetahui permasalahan Kakak nya sehingga harus menyuruh Geza untuk tutup mulut.

Setelah itu, Arsen langsung mencari tempat persembunyian yang pas untuk dirinya di kamar Geza. Dia merebahkan tubuhnya dengan posisi tengkurap lalu merangkak perlahan-lahan kearah tempat persembunyian yang dirasa tepat.

Geza kembali mengerutkan kening melihat Arsen yang sedang seperti tiarap menuju kolong tempat tidurnya yang memang tidak terlihat karena ketutupan sprei kasur miliknya.

"Kak Arsen, ngapain lagi coba?! Bangun, jangan kesitu. Disitu kotor belum Geza bersihin." Peringatan Geza diacuhkan oleh Arsen yang tetap nekat bersembunyi dikolong tempat tidur Geza dan hanya menempelkan jari telunjuk didepan bibirnya menyuruh Geza diam.

Tak lama kemudian, terdengr suara gaduh dari arah luar kamarnya. Belum selesai urusannya dengan Arsen yang tiba-tiba bersembunyi disini, Geza kembali dibuat heran lagi dengan suara gaduh diluar.

Baru saja mau menunduk ingin bertanya pada Arsen yang berada dibawah, pintu kamarnya pun tiba-tiba terbuka.

Terlihat Bara masuk dengan penampilan yang sangat berantakan. Rambut acak-acakan, dasi yang sudah terlepas, dan juga seragam yang sudah berantakan dengan dua kancing sudah terlepas. Sangat berbeda sekali dengan tampilan Bara biasanya yang sangat rapi dan perfectsionis.

"Kak Bara?" gumam Geza.

Bara tersenyum kearah Adiknya. Walaupun penampilannya yang berantakan, Geza akui Bara tetap terlihat tampan apalagi sembari tersenyum seperti tadi.

"Gimana keadaan kamu? Sudah sehat?" tanya Bara kepada Geza.

"Udah lumayan, Kak. Tapi perutnya masih kram sedikit, tapi gak apa-apa kok." jawab Geza sambil tersenyum tipis.

G E Z A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang