Bab 13

12 4 11
                                    

Kanu dan Orlin tiba di telaga jam 2 siang, dia tidak menyangka kalau ternyata sahabatnya itu mengetahui tempat wisata yang belum diketahui banyak orang. Tempatnya juga terawat dan sangat bersih.

"Fotoin gue dong," pinta Orlin antusias.

Tanpa menunggu waktu lama, Kanu pun langsung memotret Orlin sampai memenuhi galeri. Mereka tidak perlu repot-repot mencari spot foto yang bagus   karena memang cocok semua dijadian background berpose.

Tak berhenti sampai di situ, setelah kurang lebih 1 jam mereka berada di telaga dan merasa puas. Kanu mengajak Orlin berpindah tempat destinasi pantai yang jaraknya lumayan jauh dari tempat mereka berada sekarang. Tapi justru hal tersebut yang membuat perjalanan mereka tambah menyenangkan. 

"Kita mau kemana lagi?" tanya Orlin bingung.

"Pantai. Hari ini gue pengen ngabisin waktu bareng lo plus ngabadikan moment. Biar suatu saat kita nggak bisa bareng lagi ada kenangan," jawab Kanu menjelaskan.

Senyum Orlin mengembang beberapa detik, tapi tak berselang lama senyumnya memudar sebab Orlin memikirkan perkataan terakhir Kanu—

Biar kalau suatu saat kita nggak bisa bareng lagi ada kenangan.

"Maksud lo?" tanya Orlin bingung.

"Oh enggak. Lupain aja ucapan gue tadi. Gimana seneng nggak pergi sama gue hari ini?" tanya Kanu mengalihkan pembicaraan.

"Seneng banget."

Kanu tersenyum dan bernapas lega. Selalu sesuai harapan, saat Kamu mengajak teman-temannya berpergian pasti selalu menjadi hal yang mengesankan, tak terkecuali Orlin. Kanu tidak mempermasalahkan hal itu, tapi kadang dia ingin juga temannya yang menjadi penggerak saat mereka pergi traveling.

Setibanya di pantai sikap Orlin masih sama seperti saat berada di telaga tadi, dia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Takjub akan pemandangan indah yang dia lihat. Rasanya dia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menikmati keindahan tersebut.

"Pulang malem, ya!" Pinta Orlin pada Kanu penuh hati-hati.

Kanu mengangguk, dia langsung menyetujui permintaan Orlin karena dia sudah mempunyai perasaan kurang enak pada liburannya kali ini.

Ya semoga aja hari ini bukan liburan kita yang terakhir.

***

Malam harinya pengunjung di pantai masih cukup banyak. Mungkin karena tempatnya yang masih bersih dan banyak aktivitas yang bisa pengunjung lakukan dan berbeda dari destinasi wisata lain.

Kanu berniat untuk membelikan Orlin makanan dahulu dan menyuruh gadis itu  untuk menunggunya di tepi pantai.

"Gue mau beli makanan dulu, ya. Lo tunggu sini," ucap Kanu lembut.

Orlin memberi anggukan kecil karena dia sendiri masih sibuk berswafoto. 10 menit berlalu, Kanu kembali menghampiri Orlin sambil membawa makanan untuk mereka berdua. Dua kotak nasi dengan lauk kerang bakar. 

Mereka menyantap makanan dengan lahap. Kemudian setelah mereka selesai makan, keduanya memutuskan untuk pulang.

***

Ketika Orlin tiba di rumah dan akan masuk ke kamar, perasaannya tiba-tiba berubah menjadi kalut. Dia kembali mengingat kakaknya yang sudah pergi. Langkah dia pun terhenti ketika sampai di ruang tengah dan memutuskan untuk duduk di sofa saja. Ravena yang menyadarai anaknya sudah pulang pun langsung menegur.

"Kenapa kamu, Nak?" tanya Revena pelan. Wanita paruh baya itu kemudian duduk di sebelah Orlin seraya membelai rambut anaknya.

"Ma, besok kalau aku udah lulus sekolah mau nyusul kakak ke luar kota, ya." Bukannya menjawab pertanyaan mamanya, Orlin justru berbicara hal yang di luar dugaan.

Ravena masih berusaha tersenyum. "Kenapa mau nyusul kakak? Emang Orlin mau kerja berat seperti kakak yang penuh tanggung jawab."

"Bukan masalah kerjanya, Ma. Tapi Orlin pengen deket sama kakak. Pantes aja Zaura nggak pernah mau diajak main sama kakak. Abisnya dia udah kayak orang asing, bukan anggota keluarga rumah ini," ucap Orlin menunjukkan ekspresi kesal. "Di sana juga Orlin bisa kuliah."

Orlin langsung beranjak berdiri dari sofa, berjalan cepat masuk kamar. Sementara Ravena hanya tersenyum dengan tingkah anaknya.

Malam itu,  setelah berdebat kecil dengan mamanya, Orlin langsung memutuskan untuk tidur karena sudah merasakan badan lelah dan tidak kuat untuk melek lebih lama lagi meskipun jam baru menunjukkan pukul sembilan malam.

***

Latte Art Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang