Jeon Jungkook--pemuda tulen yang merangkap sebagai bad boy sekolah itu punya masalah pagi ini. Dimana harusnya Ia tiduran manja diatas paha sang pacar tersayang sehabis bermain basket, tapi malah terjebak diruang BK dengan kelima teman sejawatnya. Sebut saja mereka berenam terlibat masalah karna dituduh membolos--meskipun memang sangat ingin dilakukan--dari pelajaran Kimia yang dibawakan Guru Seong. Menjadikan mereka berakhir berjongkok di pojokan sambil menggigit penghapus sebagai hukuman sejak jam istirahat berlangsung dan sekarang sudah jam pulang. Jungkook kelaparan pastinya. Tapi dibanding semua, yang mengganggu pikirannya adalah--Ya si gadis yang diakuinya pacar itu.
Demi apapun. Jeon Jungkook berani bertaruh pada apapun, kalau Rose--gadis yang sebenarnya berada dihubungan rumit dengannya--adalah yang tergalak seantero sekolah. Mengalahkan Min Suga. Terutama karna dia dianggap pawang dari sosok laki-laki paling nakal seantero sekolah itu. Yah. Jeon Jungkook bakal habis nanti ditangan gadis itu. Bukan habis dihajar.
Singkatnya, Jungkook digantung dalam nyaris seminggu ini. Dia menyatakan perasaannya nyaris setiap hari pada Rose dan setiap hari ditolak juga. bahkan disertai hadiah manis seperti lemparan benda atau jambakan atau bahkan diteriaki didepan umum. Tapi anggaplah dia sudah kelewat cinta. Dan minggu lalu--ketika dia menculik gadis itu untuk kencan dadakan di taman, Rose baru kali ini bilang akan berpikir dulu. Mungkin dia sudah lelah ditembak terus. Pikir Jungkook geli, meskipun dirinya sendiri tidak lelah mengejar gadis itu. Walaupun ditagi terus, Rose selalu menghindar darinya. Lalu kemarin--karna berhasil masuk ke rumah gadis itu dengan paksa--Jeon Jungkook mendapat sedikit keterangan. Rose malah bilang--
"Nanti kalau sikapmu sudah berubah."
Jungkook punya banyak sikap, ngomong-ngomong. Jahil, bucin--sudah pasti kalau menyangkut si Park--mesum dan tidak suka kekalahan. Tapi dibanding semua, kalau berita dia dan teman-temannya dihukum--sampai ke telinga Rose....astaga-astaga. Ditolak mentah-mentah lagi padahal tinggal selangkah lagi menuju pacaran.
Sebenarnya yang salah disini adalah Park Jimin. Oke, jelas? Laki-laki sialan yang berjongkok kepayahan disebelahnya ini adalah biang kerok segala hal yang menimpa mereka sejak kemarin. Pertama merusak ring basket sampai pelatih memarahi mereka habis-habisan dan kali ini adalah Ia berkelahi dengan siswa dari sekolah lain. Karna guru-guru sudah tahu, ya makanya dia kabur pagi ini. Disaat Jungkook dan yang lainnya mencarinya--karna guru Seong terlambat masuk kelas, mereka mengira jam dikosongkan--mereka malah dituduh bolos bersama karna berada digudang belakang sekolah ketika tertangkap basah oleh satpam dijam pelajaran.
Bodoh, ya?
Kalau sampai Rose memakinya nanti dan disertai hadiah penuh kasih sayang--alias jambakan lagi, atau paling parah cintanya di tolak untuk kesekian kali padahal benar-benar sudah dekat--Jungkook bakal membunuhnya.
Yah, kapan-kapan kalau ingat.
"Kim-seosangnim, kami sudah lelah. Setidaknya biarkan kami keluar sekarang untuk makan siang dulu baru kembali lagi kemari untuk melanjutkan jongkok."
Laki-laki dengan tubuh gempal dan wajah garang--terlebih karna hobinya memukul apapun dengan tongkat kayu andalannya--itu hanya mendengus dan lanjut memakan popcorn sambil menonton film di laptopnya yang menyala.
"Tutup mulutmu, Park. Kau bicara lagi, kusundul bibirmu sampai lepas dari tempatnya." Itu Seokjin yang mendesis seperti ular betina dimusim kawin. Sama jengkelnya dengan yang lain--kecuali Suga karna dia tidak mau ambil pusing.
Jungkook cuma bisa menghela nafas. Baru akan mengambil kesempatan merapatkan bokong sekalnya dibawah lantai kantor yang dingin, guru Kim berdehem memperingati. Membuatnya menyengir dan kembali berjongkok. Mengingat kelaminnya yang lama-lama kebas, Jungkook menunduk sedikit dan menyadari kalau celananya mengetat.
KAMU SEDANG MEMBACA
XOXO✔
RandomNote: there is no hard conflict, so you guys can enjoy this story chapter by chapter. Slow-up, and the most important--not for minors.