Baby Breath

19 3 14
                                    

Jika ada dari kalian yang menebak teman satu team ku Ar, kalian salah besar teman-teman. Aku dipasangkan dengan Fahmi.

Kalian tau, kenapa Ar bersikap seperti itu?
Aku bisa memastikan alasan utamanya karena devisi yang ku tempati merupakan devisi yang ia harapkan. Dan, pastinya ia mendapat devisi yang paling ia hindari. Lihat wajahnya sekarang. Ingin sekali aku tertawa sekencang-kencangnya.

"Kalian bisa mulai magang besok, jadi persiapkan diri kalian. Hari ini hanya showing ruang kerja kalian. Untuk MerpatiTV bisa ikut mas Yono, tim Humas bisa ikut mas Ferro, devisi Animasi emm.. ikut mas Yoga dan tim Server bisa ikut pak Arif" Aku dan Fahmi bangkit dan menghampiri pria yang akan menjadi mentor kami selama magang. Sama seperti yang lain, mereka pun mengikuti arahan dari mentornya masing-masing. 

Ku lihat Ar menghampiri mas Yoga dengan wajah lesu seperti lembaran tisu yang dicelupkan ke dalam genangan air. Saat ia menoleh tepat ke arah ku, juluran lidah sebagai bagian dari ledekan andalan ku harus Ar terima.

"Ayo temen-temen" ajak mas Ferro yang membuat ku menghentikan perbuatan yang menyebalkan di mata  Ar.

**

Ruangan ku terletak di gedung 6 lantai 1, ruangan yang cukup luas dengan design interior yang menurut ku tidak terlalu berlebihan untuk devisi ini. Kami berkenalan dengan staff humas lainnya.

"Akhirnya ada temen seumuran" ujar mba Rona, wanita yang ku perkirakan umurnya sekitar 25 tahun ini merupakan orang pertama yang menyambut ketika mas Ferro mempersilahkan kami memasuki ruangan.

"Gpp ya dek, mba Rona ini emang suka lupa sama umurnya" goda mas Ferro kepada mba Rona yang sudah merangkul ku dan menantang mas Ferro dengan mengangkat dagunya.

"Saya tinggal dulu ya, kalian bisa ngobrol-ngobrol dulu"pesan mas Ferro sebelum menghilang dibalik pintu kaca ruangan ini.

"Ruangan ini akan jarang kalian pakai. Mentok-mentok kalian pakai hanya untuk naroh tas dan istirahat" penjelasan mba Rona membuat ku sedikit bingung. Lalu, untuk apa ada ruangan ini.

"Kalian akan disibukkan dengan pameran, tamu kunjungan dan pasti promosi ke luar pulau Jawa" aku tersenyum sumringah. Berbeda dengan Fahmi yang mukanya sudah berlipat menjadi beberapa bagian.

"Tenang, itu akan jadi pengalaman kalian yang ga bisa kalian dapetin dimana pun" kali ini ucapan mba Rona terdengar meyakinkan dengan segenap keangkuhannya. Melihat gaya mba Rona yang seperti ini, aku benar-benar tidak bisa menahan tawa, hingga lengan ku di senggol oleh Fahmi. Mengisyaratkan ku untuk berhenti tertawa. Aku tau ini akan di anggap tidak sopan, tapi aku sedang berusaha.

"Kamu di pihakku dek" mba Rona menepuk bahu kiri ku. Aku memudarkan tawa ku, mengusap air mata yang berada di ujung mata. 

"Mba, ruangan devisi animasi dimana?" tanya ku ke mba Rona, seketika raut wajah mba Rona menggoda.

"Ada pacar kamu ya?" tembak mba Rona begitu saja. Aku dibuat melongo.

"Belom mba, baru tanda-tanda" benar-benar tidak sopan. Fahmi menjawab pertanyaan yang seharusnya hak penuh ada di pihakku.

"Sembarangan" ku pukul kepala Fahmi, tepat pada ubun-ubunnya yang membuahkan rintihan lebay darinya. 

"Hahaha, animasi di lantai 3 dek. Tenang, kita akan sering-sering kesana kok" Betul bukan, mba Rona sekarang ikut-ikutan menggoda ku.

"Oh iya, by the way mba belum ngasih tau job desk kalian ya" aku dan Fahmi dengan kompak mengangguk. Mba Rona segera memutar layar komputernya ke arah kami. Pada layar tersebut terdapat slide-slide yang dipenuhi materi serta peta perusahaan ini.

"Untuk permulaan, tugas kalian mendokumentasikan, mengolah hasil video ataupun foto menjadi lebih epik dan hasilnya tunjukkan ke mba. Nanti mba akan sortir, mana yang akan di upload ke web maupun media sosial perusahaan. Sampai disini, ada pertanyaan?" tutup mba Rona dengan tawaran pertanyaan. Mengamati kami satu persatu yang masih memperhatikan slide yang tertera pada layar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang