"Jadi?"
Tsukishima duduk sambil menatap (y/n) yang berdiri di depan. Gadis itu tak boleh duduk sebelum menjelaskan semuanya.
Tatapan Tsukishima menusuk membuat lidah (y/n) kaku. (Y/n) tak bisa berbuat apapun. Bahkan untuk membalas tatapan Tsukishima saat ini.
"Gomen—"
"Jangan minta maaf kalo ujung-ujungnya bingung sendiri! Bisa tidak jangan libatkan orang lain dalam masalah mu! Apa kau tidak berpikir lebih dulu sebelum berbicara? Apa lagi sampai mengaku-ngaku menjadi jadi pacar orang. Kau ini memang murahan ya!" ucap Tsukishima blak-blakan.
(Y/n) merasakan jantungnya bagai ditusuk panah bertubi-tubi saat mendengar ucapan Tsukishima. Lagian pemuda itu memang benar. Jika Tsukishima marah itu hal yang pasti.
"Padahal seharusnya kau tidak perlu membalas ucapan mereka. Melihat mu sok membela diri, apa lagi sampai berbohong tidak kah kau malu?"
"Gomenasai, Tsukishima-san. Tapi tadi aku benar-benar sakit hati. Akino menyebut sebagai seorang jalang dan aku sangat marah."
(Y/n) menggigit bawahnya menahan tangis.
"Memang hubungannya dengan ku apa? Yang sakit hati kan kamu, bukan aku! Seharusnya kalau kau memang merasa ucapannya salah, ya tidak perlu di respon."
(Y/n) lagi-lagi hanya terdiam sambil menundukkan kepala.
"Jangan menunduk, angkat kepala mu! Kita tidak sedang mengheningkan cipta."
(Y/n) mendongak takut-takut. Karena Tsukishima sedang duduk maka tinggi keduanya hampir sejajar. Netra miliknya bertemu dengan tatapan tajam Tsukishima. Rasanya lebih baik menghilang dari muka bumi dari pada bertemu lagi dengan pemuda ini.
"Aku benar-benar minta maaf. Aku berjanji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi. Tapi untuk sementara aku ingin kau tetap merahasiakan hal ini. Aku belum siap kalau harus berurusan dengan Akino dan yang lain." (Y/n) mengiba. Menatap Tsukishima dengan mata memelas.
Pemuda itu tersenyum kecut.
"Aku mohon, Tsukishima-san!" (Y/n) membungkukkan tubuh ke arah Tsukishima yang terlihat terkejut dengan gadis itu.
"Oi hentikan,"
"Aku mohon! Aku tidak akan menegakkan tubuh ku sampai kau mau mengabulkan permohonan ku!"
(Y/n) mendengar kekehan kecil. Ia mendongak sedikit untuk melihat wajah menatap Tsukishima. Pemuda itu tersenyum sinis
"Kau ini ... " Tsukishima mensejajarkan wajahnya dengan (y/n) yang masih membungkukkan tubuh. Gadis itu menahan napas saat menyadari wajah mereka yang terlalu dekat. "Memang murahan ya," lanjutnya.
(Y/n) membulatkan mata. Tsukishima menarik kembali wajahnya dan menghembuskan napas.
Netra gadis itu terlihat berkaca-kaca. Namun tidak tampak akibat tertutup rambut. Sekuat diri ia menahan air mata yang menggenang di pelupuk mata agar tidak menangis.
"Terserah sajalah. Aku akan merahasiakan hubungan ini selama kau mau menuruti kemauan ku," ucapnya, dan sukses membuat (y/n) kembali mendongak untuk melihat wajah Tsukishima.
"B-benarkah?" tanya (y/n) tak percaya.
Tsukishima mengangguk.
"Selama kau tidak ikut campur urusan ku, dan mau menuruti semua kemauan ku sepertinya tak masalah."
(Y/n) kembali menegakan tubuh. Walaupun kakinya hampir mati rasa akibat kelamaan duduk. Tapi ia masih tidak percaya dengan ucapan Tsukishima.
"Memangnya kau mau apa, Tsukishima-san?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐫𝐢𝐜𝐞𝐥𝐞𝐬𝐬 // [ᴛꜱᴜᴋɪꜱʜɪᴍᴀ ᴋᴇɪ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ] END
Jugendliteratur[ Anime story ke 4 ] Berawal dari pertemuan tak sengaja antara Tsukishima Kei, seorang middle blocker di klub voli Karasuno, dengan seorang gadis biasa bermarga Shinohara. Entah mengapa pertemuan awal keduanya tak bisa di katakan baik-baik saja. Kei...